Matematika Faktor faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Matematika kelas IX B SMPS Dharma Nusa Flores Timur tahun ajaran 2016 2017

tugas tambahan yang memdorong mereka untuk mempelajarinya kembali.

B. Matematika

1. Pengertian matematika

Menurut Jhonson Rising dalam Runtukahu, 2014: 28, mengatakan pengertian sebagai berikut. a. Matematika adalah pengetahuan terstruktur, dimana sifat dan teori dibuat secara deduktif berdasarkan unsur-unsur yang didefinisikan dan berdasarkan aksioma, sifat, atau teori yang telah dibuktikan kebenaran. b. Matematika ialah bahasa simbol tentang berbagai gagasan dengan menggunakan istilah-istilah yang didefinisikan secara cermat, jelas, dan akurat. c. Matematika ialah seni, dimana keindahannya terdapat dalam keterurutan dan keharmonisan. Sedangkan menurut Berth Piaget dalam Runtukahu, 2014: 28 mengatakan bahwa yang dimaksudkan dengan matematika adalah pengetahuan yang berkaitan dengan struktur abstrak dan hubungan antar struktur tersebut sehingga terorganisasi dengan baik. Di pihak lain, Reys dalam dalam Runtukahu, 2014: 28 mengatakan bahwa, matematika adalah studi tentang pola dan hubungan, cara berpikir dan strategi organisasi, analisis dan sintesis, seni, bahasa, dan alat untuk memecahkan masalah-masalah abstrak dan praktis. Sedangkan, menurut Russeffendi 1980: 148, Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang didapat dengan berfikir bernalar. Matematika lebih menekankan pada kegiatan dalam dunia rasio penalaran, bukan menekankan dari hasil eksperimen atau hasil observasi matematika terbentuk karena pikiran-pikiran manusia, yang berhubungan dengan ide, proses, dan penalaran. Pengertian matematika menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antar bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah bilangan. Dari beberapa pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian matematika adalah suatu ilmu yang mempelajari bilangan dan bangun serta konsep-konsep yang berkenaan dengan kebenarannya secara logika menggunakan simbol-simbol yang umum serta aplikasi dalam bidang lainnya.

2. Pembelajaran Matematika

Menurut Amir Risnawati 2015: 8, pembelajaran matematika adalah suatu proses belajar mengajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreatifitas berpikir siswa yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat mengembangkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi matematika. Dalam proses pembelajaran matematika, baik guru maupun siswa bersama-sama menjadi pelaku terlaksananya tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran ini akan belajaran ini akan mencapai hasil maksimal apabila pembelajaran berjalan secara efektif. Menurut Orton dalam Pitadjeng, 2015: 35, untuk mengajar matematika diperlukan teori, yang digunakan antara lain untuk membuat keputusan di kelas. Sedangkan teori belajar matematika juga diperlukan untuk dasar mengobservasi tingkah laku anak didik didalam belajar. Kemampuan untuk mengambil keputusan di kelas dengan tepat dan cepat, dan kemampuan untuk mengobservasi tingkah laku anak didik dalam belajar, merupakan sebagian dari faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan guru dalam menentukan pendekatan pembelajaran yang tepat, sehingga pembelajaran menjadi efektif, bermakna dan menyenangkan. Menurut Bruner dalam Hudojo, 1988: 56, belajar matematika adalah belajar tentang konsep-konsep dan struktur-struktur matematika yang terdapat didalam materi yang dipelajari serta mencari hubungan-hubungan antara konsep-konsep dan struktur-struktur matematika itu. Pemahaman terhadap konsep dan terstruktur suatu materi menjadikan materi itu mudah dipahami secara lebih komprehensif. Selain itu anak didik lebih mudah mengingat materi bila yang dipelajari mempunyai pola terstruktur. Dengan memahami konsep dan struktur akan mempermudah terjadinya transfer. Menurut Bruner dalam Pitadjeng, 2015: 38-39, melukiskan anak-anak berkembang melalui tiga tahap perkembangan mental, yaitu sebagai berikut. a. Tahap Enaktif Pada tahap ini, dalam belajar anak didik menggunakan atau memanipulasi objek-objek kongret secara langsung. Misalnya guru menyuruh siswa untuk menghitung jumlah buah kelapa keseluruhan yang berada di dalam lima buah keranjang, di mana tiap keranjang berisi tiga buah kelapa. Maka anak tersebut akan menghitung dengan menggabungkan buah kelapa pada tiap keranjang sebanyak lima keranjang. b. Tahap Ikonik Pada tahap ini kegiatan anak didik mulai menyangkut mental yang merupakan gambaran dari objek-objek konkret. Anak didik tidak memanipulasi langsung objek-objek konkret seperti pada tahap enaktif, melainkan sudah dapat memanipulasi dengan memakai gambaran dari objek-objek yang dimaksud. Misalnya guru menyuruh siswa menghitung jumlah gambar buah kelapa yang terdapat dalam lima keranjang, dimana tiap keranjang berisih tiga buah kelapa. Maka siswa tersebut menjumlahkan gambar buah kelapa yang terdapat dalam keranjang sebanyak lima kali. c. Tahap Simbolik Tahap ini merupakan tahap memanipulasi simbol-simbol secara langsung dan tidak ada lagi kaitannya dengan objek-objek. Misalnya guru menyuruh siswa menghitung jumlah buah kelapa yang terdapat dalam lima keranjang, di mana tiap keranjang berisih tiga buah kelapa. Maka, siswa membuat pemisalan yaitu � = buah kelapa, sehingga kalimat matematika tersebut secara simbolik menjadi 3� × 5.

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Anak Dalam Belajar Matematika

Menurut Slameto dalam Pitadjeng, 2015: 81, ada banyak faktor yang mempengaruhi belajar anak, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor intern adalah faktor yang berada didalam diri anak didik yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang berada diluar diri anak didik tersebut. pengaruh positif yang ditimbulkan misalnya anak menjadi senang belajar, meningkatkan minat anak terhadap minat yang sedang dipelajari, meningkatkan semangat anak untuk belajar, bergairah, dan sebagainya. Sedangkan pengaruh negatif yang ditimbulkan misalnya menghilangkan minat anak untuk belajar, menumbuhkan rasa tidak suka, dan sebagainya. a. Faktor Intern 1 Faktor jasmani tubuh Menurut Slameto dalam Pitadjeng, 2015: 82, faktor jasmani yang dapat mempengaruhi anak dalam belajar matematika ditinjau dari faktor kesehatan dan cacat tubuh. a Faktor kesehatan Menurut Pitadjeng 2015: 82, sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya, atau bebas dari penyakit. Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat. Sehingga kesehatan seorang anak sangat berpengaruh pada pembelajarannya. Berdasarkan Pitadjeng 2015: 82, dari hasil angket terbuka diajukan kepada 38 mahasiswa PGSD UPPI UNNES Semarang pada tanggal 1 Juni 2004 tentang faktor-faktor yang menyebabkan mereka tidak suka matematika, 11 mahasiswa 28,9 menyatakan bahwa dia tidak suka belajar matematika kalau kesehatannya sedang terganggu sakit. b Cacat tubuh Menurut Pitadjeng 2015: 83, cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh atau badan. Cacat tubuh bisa berupa buta, setengah buta, tuli, setengah tuli, patah kaki atau tangan, lumpuh, dan sebagainya. Sehingga anak tersebut sulit mengikuti pembelajaran, interaksi dengan guru, dan interaksi dengan sesama temannya. 2 Faktor psikologi a Intelegensi Menurut J.P. Chaplin dalam Slameto, 2010: 54, intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui atau menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. Intelengensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Agar faktor intelegensi dapat berkembang menjadi pengaruh positif bagi anak dalam pelajaran matematika, guru harus bijaksana dalam menangani perbedaan intelegensi tiap-tiap anak. Misalnya memberikan pengayaan bagi anak yang cepat menguasai materi punya intelegensi tinggi, dan memberikan kegiatan tambahan atau kesempatan belajar lebih lama bagi anak yang lamban punya intelegensi rendah. b Perhatian Perhatian menurut Gazali dalam Slameto, 2010: 56, adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu semata-mata tertuju kepada suatu objek benda atau hal atau sekumpulan objek. Jika dalam pembelajaran matematematika perhatian anak tinggi, maka dia akan berhasil hasil belajar tinggi. Sebaliknya jika perhatian rendah dalam belajar matematika, mungkin bosan atau tidak suka, maka dia tidak berhasil hasil belajarnya rendah. Dan jika hal ini terjadi, maka anak tersebut menjadi tidak suka pada matematika. c Minat Hilgard dalam Slameto, 2010: 57, memberikan rumusan tentang minat adalah sebagai berikut: “Interest is persisting tendency to pay attention to and enjoy some activity or content”. Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang diperhatikan terus- menerus yang disertai dengan rasa senang. Minat mempunyai pengaruh besar dalam belajar matematika, karena jika pelajaran matematika tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tersebut tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya bahkan tidak menyukai dengan matematika. d Bakat Munandir 2001: 15-16, bakat adalah kemampuan yang dibawah sejak lahir, dengan kata lain bersifat keturunan. Sedangkan menurut Makmum Khairani 2014: 126, bakat adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau dilatih untuk mencapai suatu kecakapan, pengetahuan, dan keterampilan khusus, misalnya kemampuan berbahasa, bermain musik, melukis, dan lain-lain. Jika ada siswa yang dalam belajar matematika sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik karena ia menyukai matematika dan selanjutnya ia lebih giat lagi dalam pembelajaran matematika. e Motivasi Petri dalam Nyayu Khodijah, 2014: 150, menggambarkan motivasi sebagai kekuatan yang bertindak pada organisme yang mendorong dan mengarahkan perilakunya. Mc Donald dalam Nyayu Khodijah, 2014: 150, mengatakan bahwa motivasi adalah sesuatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Eggen dalam Nyayu Khodijah, 2014: 150, mendefenisikan matematika sebagai kekuatan yang memberikan energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan kata lain, motivasi adalah kondisi psikologi yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. f Kematangan Menurut Slameto 2010: 58, kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan seseorang, di mana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. g Kesiapan Menurut Hamalik 2008: 94, kesiapan adalah tingkatan atau keadaan yang harus dicapai dalam proses perkembangan perorangan pada tingkatan pertumbuhan mental, fisik, sosial, dan emosional. 3 Faktor kelelahan Slameto 2010: 58, mengatakan kelelahan dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani bersifat psikis. Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh dan kelelahan rohani dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Untuk itu guru hendaknya memperhatikan banyaknya tugas yang diberikan kepada siswa, jangan sampai terlalu banyak hingga melelahkan anak. Ketika anak lelah dalam mengerjakan tugas maka hasilnya juga kurang optimal. Jika anak merasa hasil belajarnya kurang baik, maka anak menjadi kecewa dan bisa menyebabkan anak tidak menyukai pelajaran matematika. b. Faktor Ekstern 1 Faktor keluarga a Cara mendidik orang tua Menurut Wirowidjojo dalam Slemato, 2010: 61, keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Orang tua yang bersikap acuh tak acuh terhadap pendidikan anak berakibatnya pendidikan anak dijenjang sekolahan. Sikap acuh tak acuh ini bisa dinyatakan dengan sikap tidak mau tahu terhadap cara belajar anak, tidak mengatur waktu belajar anak di rumah, terlalu memanjakan anak dan sebagainya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Sebaliknya orang tua yang sangat memperhatikan pendidikan anaknya berpengaruh pada keberhasilan pendidikan anak. Misalnya orang tua yang membantu, menunggu, memperhatikan dan memenuhi fasilitas anaknya untuk belajar matematika akan membuat anak tersebut merasa senang dan nyaman dalam belajar matematika. b Relasi antara anggota keluarga Hubungan yang menunjang dalam belajar anak adalah hubungan yang poisitif antara orang tua dan anak maupun saudara. Contohnya hubungan saling mengasihi, saling mengerti, dan saling memperhatikan. Hal ini dapat mengupayakan agar anak senang belajar matematika dan berhasil dalam belajar matematika, anggota keluarga orang tua dan saudara, memberika dukungan kepada anak dalam belajar dengan kasih, pengertian, dan perhatian kepada anak dalam belajar matematika, yang berupa kesempatan, fasilitas, pantauan, dorongan, bimbingan, motivasi positif, dan bantuan bila diperlukan. Dan ketika anak mendapatkan nilai jelek pada pelajaran matematika, orang tua dan saudara jangan memarahi melainkan berusaha membantu anak untuk memahami topik matematika tersebut agar anak tetap menyukai matematika. c Suasana rumah Suasana rumah bisa menjadi faktor yang mendukung atau tidak mendukung anak dalam belajar matematika. suasana yang tidak mendukung belajar anak adalah rumah yang kacau, dan ribut sehingga hasil belajar anak tidak maksimal. Agar anak bisa belajar matematika dirumah, hendaklah suasana rumah mendukung untuk belajar matematika. Untuk itu, suasana rumah harus diusahkan tenang, tentram, tidak bising, dan tidak ada pertengkaran. Dengan suasana rumah yang sehat dan mendukung anak dalam belajar matematika, maka anak menjadi betah belajar matematika dan akhirnya menjadi senang belajar matematika. 2 Faktor sekolah 1 Motode mengajar Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui didalam mengajar. Mengajar menurut Ulih dalam Slameto, 2010: 65, adalah menyajikan bahan pengajaran oleh orang kepada orang lain agar orang lain itu menerima, menguasai, dan mengembangkannya. Oleh karena itu metode mengajar sangat mempengaruhi dalam belajar matematika. Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa tidak baik pula. Metode mengajar guru kurang baik bisa terjadi misalnya guru kurang persiapan dan menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut menyajikan tidak jelas. Selain itu, misalnya guru mengajar dengan metode ceramah saja. Siswa akan menjadi bosan, mengantuk, pasif, dan hanya mencatat saja. Hal ini dapat mengakibatkan siswa kurang menyukai matematika dan malas belajar matematika. 2 Metode belajar Metode belajar anak sangat berpengaruh pada hasil belajar. Oleh karena itu, agar berhasil dalam belajar matematika, guru harus membiasakan anak didiknya menggunakan metode belajar yang baik, dikelas maupun dirumah. Selama anak belajar dikelas, selalu berada dalam pantauan guru. Untuk membiasakan anak belajar di rumah , dapat dilakukan dengan setiap hari memberikan PR dan tugas belajar di rumah, atau memberikan tugas kelompok untuk belajar bersama teman- temannya yang berdekatan rumahnya. Ketika anak menerapkan metode belajar matematika yang baik, maka ia semakin menyukai matematika. 3 Media pengajaran Media pengajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar dan mempermudah anak dalam belajar matematika. karena media belajar yang berbentuk alat peraga yang tepat maupun benda-benda yang kongkret yang dimanipulasi anak dalam memahami suatu konsep matematika. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Guru perlu menyediakan alat peraga sebagai alat bantu dalam pembelajaran matematika, sehingga konsep matematika yang pada awalnya dianggap abstrak akan menjadi lebih mudah. Ketika siswa senang belajar matematika maka ia akan semakin menyukai matematika. 4 Guru Guru merupakan salah satu faktor pengaruh besar bagi siswa dalam belajar matematika. Berdasarkan Pitadjeng 2015: 100, dari hasil angket yang diberikan pada mahasiswa PGSD tentang faktor penyebab mereka benci pelajaran matematika, semua 100 menyatakan kalau sikap guru yang menyebabkan mereka menjadi benci pada pelajaran matematika, disamping faktor-faktor penyebab lainnya, sebaliknya dari hasil angket tentang penyebab mereka menjadi senang pada pelajaran matematika, semua 100 juga menyatakan bahwa sikap guru menjadikan mereka senang pada pelajaran matematika disamping faktor-faktor lainnya. Hal ini menyatakan kalau pengaruh guru sangat besar terhadap belajar anak. Jika anak senang pada guru matematika, maka ia akan senang pada pelajaran amtematika, serta aktif dan giat mengikuti segala proses pembelajaran matematika dan sebaliknya. Oleh karena itu, agar guru menjadi faktor pengaruh positif atau yang menyenangkan bagi belajar anak, maka guru harus berusaha agar anak senang berinteraksi dengannya baik didalam pembelajaran matematika maupun diluar kelas, serta menjadikan dirinya guru matematika yang ideal bagi anak didiknya. 5 Interaksi dikelas atau di sekolah Menurut Pitadjeng 2015: 111, interaksi dengan guru maupun dengan teman di kelas atau di sekolah juga mempengaruhi belajar anak. Anak yang takut pada guru matematikanya juga juga takut pada pelajaran matematika. Di kelas tidak berani maju mengerjakan soal matematika di papan tulis, atau mengeluarkan pendapatnmya, karena takut salah atau dimarahi. Hal ini menyebabkan prestasi belajar anak semakin turun. Penurunan prestasi belajar matematika berlanjut pada penurunan minat anak pada matematika yang menyebabkan anak tidak suka pada pelajaran matematika. oleh karena itu hendaknya guru dapat menciptakan interaksi yang baik diluar atau didalam kelas terutama interaksi pada pembelajaran matematika agar anak semakin menyukai matematika. 6 Materi pelajaran Berdasarkan Pitadjeng 2015: 114, dari hasil angket terhadap mahasiswa PGSD tentang pengalaman mereka belajar matematika waktu SD, semuanya 100 menyatakan mereka menjadi senang belajar matematika jika materi yang sedang dipelajari mudah dipahami, masalah yang diberikan dapat dikerjakan, materi yang dipelajari dapat menambah pengetahuan, materinya menantang dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI menyenangkan, tugas yang diberikan tidak terlalu banyak, materi yang dipelajari merupakan kunci atau rumus praktis untuk menyelesaikan masalah, dan tidak harus menghafalkan. Sedangkan 97,4 menyatakan mereka menjadi tidak suka belajar matematika kalau dirasakan materi yang sedang diajarkan sulit, masalah yang diberikan tidak dapat diselesaikannya, atau materi sering ulang- ulang, banyak rumus yang harus dihafalkan, materinya tidak menarik dan tidak menyenangkan, dan terlalu banyak tugas. Dari hasil angket tersebut dapat disimpulkan bahwa anak senang belajar matematika karena kebutuhan terpenuhi, terutama kebutuhan untuk mencapai hasil dan kebutuhan untuk mengatasi kesulitan. Oleh karena itu guru harus bisa mengelolah materi matematika sehingga dapat menyenangkan, tidak sulit untuk dipahami dan semakin menyukai dengan matematika. 3 Faktor masyarakat a Kegiatan siswa dalam masyarakat Kegiatan siswa dalam masyarakat sangat mempengaruhi belajarnya. Ketika anak terlalu sibuk dalam mengikuti kegiatan misalnya, berorganisasi, kegiatan-kegiatan sosial dan sebagainya jika telah menyita banyak waktu maka ini sangat mengganggu waktu belajar anak. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Sebaiknya siswa mengikuti kegiatan berupa kursus matematika atau kelompok diskusi matematika, agar anak semakin menyukai dan mencintai matematika. b Mass Media Menurut Slameto 2010: 70, yang dimaksud dengan mass media adalah bioskop, radio, TV, surat kabar, majalah, buku-buku, komik-komik dan lain-lain. Mass media yang baik memberi pengaruh yang baik terhadap belajarnya. Sebaliknya mass media yang jelek juga mempengaruh jelek terhadap siswa. c Teman Bergaul Agar siswa dapat belajar dengan baik, perlu diusahkan agar siswa memiliki teman bergaul yang baik dan pembinaan pergaulan yang baik serta pengawasan dari orang tua dan pendidik cukup harus bijaksana. Anak semakin menyukai matematika, sebaiknya teman sepergaulan anak dengan anak-anak yang senang belajar matematika pula. d Bentuk Kehidupan Masyarakat Ketika anak hidup dilingkungan masyarakat yang baik maka anak akan menjadi baik, dan sebaliknya jika anak hidup pada masyarakat yang tidak baik maka anak juga akan menjadi tidak baik. Begitu juga ketika anak hidup dilingkungan yang banyak anak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI senang belajar matematika maka ia juga akan senang belajar matematika.

4. Faktor Penyebab Siswa Tidak Menyukai Matematika

Fadjar Shadiq https:fadjarp3g.files.wordpress.com200709aa- litansiswa_wartaguru_.pdf diakses pada tanggal 18-02-2016, pukul 12:00, ada beberapa faktor yang menyebabkan siswa tidak menyukai matematika diantaranya: a. Persepsi umum tentang sulitnya matematika berdasarkan pendapat orang lain. b. Pengalaman belajar di kelas yang diakibatkan proses pembelajaran yang kurang menarik hati siswa. c. Pengalaman di kelas sebagai hasil perlakuan guru contohnya, guru yang selalu mencooh dirinya. d. Persepsi yang dibentuk oleh ketidak berhasilan mempelajari matematika. e. Tidak mengetahui kegunaan matematika.

C. Minat

Dokumen yang terkait

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENUNDAAN PEMILUKADA KABUPATEN FLORES TIMUR TAHUN 2011

0 2 121

KONTRIBUSI FAKTOR-FAKTOR PERSIAPAN GURU MENGAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII Kontribusi Faktor-faktor Persiapan Guru Mengajar terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 12 Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017.

0 4 18

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT SISWA DALAM MENGIKUTI MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 KABANJAHE KABUPATEN KARO TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 2 24

ANALISIS FAKTOR KESULITAN BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 Analisis Faktor Kesulitan Belajar Siswa Mata Pelajaran Matematika Kelas XI SMK Muhammadiyah 3 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012.

0 0 14

Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Matematika kelas IX-B SMPS Dharma Nusa Flores Timur tahun ajaran 2016/2017.

0 8 235

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Mata Pelajaran Pengetahuan Sosial Siswa Kelas VIII SMP Negeri 22 Semarang Tahun Ajaran 2005/2006.

0 0 122

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Mata Pelajaran Pengetahuan Sosial Siswa Kelas VIII SMP Negeri 22 Semarang Tahun Ajaran 2005/2006.

0 0 1

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS IV B SD NEGERI TEGALPANGGUNG YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016.

0 0 205

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PIYUNGAN PADA MATA PELAJARAN EKONOMI TAHUN AJARAN 2015/2016.

0 0 146

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT MEMBACA SISWA KELAS IV B SD NEGERI NGOTO SEWON BANTUL TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 1 263