63
4. Pengujian triterpenoid dan steroid
Pengujian  senyawa  triterpenoid  dan  steroid  pada  penelitian  ini  dilakukan dengan  cara  mengekstraksi  serbuk  simplisia  bunga  melinjo  dengan  etanol  70,
kemudian  dilanjutkan  dengan  ekstraksi  mengunakan  kloroform  sehingga  didapatkan larutan  uji  untuk  uji  triterpenoid  dan  steroid.  Larutan  uji  kemudian  direaksikan
dengan  asam  asetat  anhidrat  dan  asam  sulfat.  Hasil  positif  yang  ditandai  dengan terbentuknya  cincin  berwarna  ungu  hingga  biru  dibatas  antara  kedua  cairan
menunjukkan  adanya  senyawa  triterpenoid  dan  steroid.  Hasil  pengujian  dengan sampel bunga  melinjo menunjukkan hasil yang negatif karena cincin  yang terbentuk
diantara batas kedua cairan berwarna coklat bukan ungu, sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel bunga melinjo tidak mengandung senyawa triterpenoid dan steroid.
Gambar 8.  Hasil uji triterpenoid dan steroid. Terbentuk cincin berwarna coklat pada batas kedua cairan
5. Pengujian tanin
Uji  tanin  dalam  penelitian  ini  dilakukan  dengan  tiga  cara  yaitu  pengujian dengan larutan besi III amonium sulfat 0,5 N yang dilakukan pada serbuk simplisia,
pengujian  dengan  larutan  Besi  III  Klorida  yang  dilakukan  pada  ekstrak  etanolik
64
bunga  melinjo,  dan  pengujian  dengan  larutan  gelatin  yang  dilakukan  pada  ekstrak etanolik  bunga  melinjo.  Untuk  mengetahui  jenis  tanin  yang  terdapat  dalam  sampel
bunga melinjo maka dilakukan pangujian dengan menggunakan larutran formaldehid : HCl dan larutan Na asetat + Besi III Klorida.
a. Penggujian  menggunakan  larutan  besi  III  amonium  sulfat.  Larutan
besi  III  amonium  sulfat  diteteskan  pada  serbuk  bunga  melinjo.  Hasil  yang  positif ditandai  dengan  terbentuknya  warna  hijau,  biru,  atau  hitam.  Pada  penelitian  ini
diperoleh hasi yang positif yang ditandai dengan terbentuknya warna hijau kehitaman pada ketiga replikasi.
Gambar 9. Hasil uji tanin dengan menggunakan larutan besi III amonium sulfat, terjadi perubahan warna menjadi hijau kehitaman
]
b. Pengujian  dengan  menggunakan  larutan  Besi  III  Klorida  1.
Pengujian ini dilakukan untuk menentukan apakah sampel mengandung gugus fenol. Adanya  gugus  fenol  ditunjukkan  dengan  adanya  warna  warna  hijau  kehitaman  atau
biru  tua  setelah  penambahan  Besi  III  Klorida,  sehingga  apabila  pengujian meberikan  hasil  positif  maka  dimungkinkan  dalam  sampel  terdapat  senyawa  fenol
yang  salah  satunya  dimungkinkan  merupakan  tanin.  Terbentuknya  warna  hijau kehitaman atau  biru tinta setelah penambahan Besi III Klorida dapat terjadi karena
tanin   akan  membentuk senyawa kompleks  dengan  ion  Fe
3+
.  Terbentuknya  senyawa kompleks  antara  tanin  dengan  Besi  III  Klorida  terjadi  karena  Besi  III  Klorida
65
memiliki  ion  Fe
3+
sebagai  atom  pusat, dan  tanin  memiliki  atom O  yang  mempunyai pasangan  elektron  bebas  yang  bisa  mengkoordinasikan  ke  atom  pusat  sebagai
ligannya. Tanin  positif  di  tandai  dengan  terbentuknya  warna  hijau  kehitaman  atau  biru
tua.  Pada  penelitian  ini  didapatkan  hasil  yang  positif  karena  hasil  pengujian menunjukkan perubahan warna menjadi kehitaman.
Gambar 10. Hasil uji tanin dengan menggunakan FeCl
3
1. Menunjukkan hasil positif yang ditandai dengan perubahan warna menjadi kehitaman.