untuk turut serta mengembangkan negara Indonesia agar menjadi bangsa yang kokoh walaupun terdapat berbagai perbedaan di dalamnya. Setiap orang Katolik
dalam status atau profesi apapun harus mengambil bagian dalam perjuangan untuk mengembangkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia
20
. Ia juga mengajarkan kepada umat Katolik agar menjadi seorang Katolik yang nasionalis.
Walaupun agama Katolik adalah agama yang minoritas di Indonesia, tetapi umat Katolik harus terus berjuang demi kepentingan bersama tanpa memandang suku
ataupun golongan.
C. Sumbangan Pemikiran I.J. Kasimo bagi Keberagaman Agama di
Indonesia
I.J. Kasimo adalah seorang tokoh pergerakan yang patut menjadi teladan bagi keberagaman agama yang ada di Indonesia jika melihat situasi di Indonesia
saat ini. Saat ini di Indonesia sering terjadi konflik yang diakibatkan oleh kesalahpahaman di antara agama-agama yang ada di Indonesia. Jika dipahami
dengan baik, agama memang menjadi alat persatuan untuk membangun suatu negara. Tetapi tidak sedikit orang malah menjadikan agama sebagai pemicu
konflik di dalam masyarakat Indonesia. Mereka berlomba-lomba untuk menguatkan identitas agama mereka masing-masing. Wacana dominan dan non
dominan serta mayoritas dan minoritas pun semakin memperuncing terjadinya konflik.
Mereka ingin menunjukkan bahwa agama yang mereka anut adalah agama yang paling suci dengan cara yang salah. Tidak segan-segan agama yang
20
Benny Sabdo, Kiprah Tokoh Katolik Indonesia, Yogyakarta: Kanisius, 2015.
satu membuat kebohongan terhadap agama yang lain. Mereka sampai lupa bahwa keberagaman agama yang ada di Indonesia itu sebenarnya bertujuan untuk
membangun bangsa yang hebat, bukannya berlomba-lomba untuk mendapat pengakuan bahwa agama merekalah yang paling hebat. Mereka tidak sadar bahwa
apa yang mereka lakukan sebenarnya tidak bisa membuat bangsa Indonesia menjadi semakin maju, tetapi sebaliknya hal itu membuat Indonesia akan semakin
hancur karena tidak adanya persatuan yang selama ini dicita-citakan oleh I.J. Kasimo serta tokoh-tokoh pergerakan nasional lainnya.
Dari persoalan-persoalan yang didasari oleh agama tersebut, sebaiknya masyarakat Indonesia belajar dari I.J. Kasimo. Ia adalah seorang tokoh nasionalis
yang mempunyai komitmen kemanusiaan tanpa mempersoalkan agama. Hal itu terbukti ketika pada 1921 ia diangkat sebagai pegawai gubernemen di Merbuh
yang terletak di kabupaten Kendal, di sebelah barat kota Semarang.. Di dalam perkebunan yang sangat luas ini ia bersama mandor-mandor lain dari bangsa
Belanda bertugas mengawasi buruh-buruh yang menyadap karet.
21
Sebagai mandor, ia tidak pernah menabur kebencian mengenai agama yang dianut oleh
buruh tersebut, padahal saat itu banyak kecurigaan dari kaum pribumi kepada golongan Katolik. Kaum pribumi menganggap golongan Katolik adalah golongan
yang mendukung penuh pemerintahan Belanda di Indonesia. I.J. Kasimo tetap bersikap baik walaupun terdapat perbedaan agama antara ia dan buruh-buruh
penyadap karet. Dengan sifatnya yang seperti itu, ia mempunyai hubungan yang sangat erat dengan para buruh penyadap karet. Bahkan sewaktu ada buruh yang
21
Ibid.,hlm. 19.
dipecat, ia tetap menerima buruh tersebut dan dipekerjakan di bagian lain. Padahal peraturan pada saat itu melarangnya untuk melakukan hal tersebut. Akibatnya I.J.
Kasimo dipanggil oleh pemimpin tertinggi perkebunan. Ia dimaki-maki, dituduh merusak ketertiban umum dan dituduh merusak suasana kerja. Akhirnya ia dipecat
oleh pemimpin tertinggi perkebunan tersebut. Ia rela kehilangan jabatannya hanya demi seorang buruh. Ia rela membela kaum kecil karena alasan kemanusiaan. Ia
menolong rakyat kecil tanpa memandang latar belakang agamanya. Yang ia pikirkan hanyalah menolong semua kaum pribumi tanpa kecuali.
I.J. Kasimo adalah salah satu tokoh Katolik yang dikenal mempunyai nasionalisme yang tinggi. Pada saat penjajahan Belanda, tidak henti-hentinya ia
ingin membuktikan kepada masyarakat Indonesia bahwa agama Katolik adalah agama yang nasionalis. Jika ia tidak mempunyai rasa nasionalis dan hanya ingin
menguatkan identitas agama Katolik, bisa saja ia menggabungkan diri dengan IKP yang dibentuk oleh Belanda. IKP adalah partai Katolik yang dimiliki oleh
Belanda. Tetapi karena pendiriannya, ia tetap ingin membuktikan bahwa agama Katolik adalah agama yang nasionalis. Agama Katolik ingin ikut berjuang demi
terciptanya kesejahteraan rakyat di Indonesia. Perjuangannya pun tidak sia-sia karena ia bisa mendirikan partai khusus untuk golongan Katolik. Melalui partai
tersebut, ia berjuang bersama kelompok lain yang bukan berasal dari agama Katolik. Lambat laun agama Katolik sudah dianggap sebagai agama yang
nasionalis karena bukti perjuangan yang nyata dari I.J. Kasimo untuk mengembangkan nasionalismenya.
Ia adalah salah satu tokoh yang menginspirasi masyarakat Indonesia agar bisa menghormati hak-hak semua agama yang ada di Indonesia. Ia selalu
membela kepentingan pribumi tanpa kecuali. Ia membela semua kaum pribumi, termasuk membela kaum pribumi mayoritas padahal ia adalah kaum minoritas
jika dilihat dari segi agama. Ia dikenal sebagai tokoh yang bisa menerima semua kalangan, tidak memandang latar belakang sosial ataupun agama. Ia tidak pernah
alergi pada perbedaan, baginya perbedaan justru bisa menjadi rahmat untuk membangun negeri ini.
22
I.J. Kasimo juga dikenal sebagai simbol minoritas yang percaya diri. Dalam banyak hal, ia maju ke depan sebagai orang Katolik. Ia tidak pernah
menutup-nutupi kekatolikannya. Sejak berumur 23 tahun, ia berjuang tanpa ragu- ragu menggunakan bendera Katolik. Kekatolikannya tidak pernah menjadi
penghambat baginya untuk berperan secara luas. Tetapi dengan menggunakan ajaran-ajaran katolik, ia menyuarakan cita-cita yang universal. Dengan demikian,
dalam perjuangannya ia tidak bisa dikatakan minoritas. Perjuangannya yang universal ini membawanya melintasi berbagai golongan dan agama. Inti
perjuangannya adalah mewujudkan hak-hak asasi manusia untuk merdeka dari segala bentuk penjajahan dan penindasan.
23
Perjuangan I.J. Kasimo tersebut tentunya sangat berbanding terbalik dengan apa yang dilakukan oleh orang-orang yang ingin memperkuat identitas
agamanya dengan cara yang salah. Mereka hanya ingin menghakimi dan mencari kesalahan agama lain tanpa memikirkan pentingnya nasionalisme bagi
22
Tom Saptaatmaja, “ Belajar dari Kasimo dan Gus Dur”, Hidup, 27 November 2011, hlm.19.
23
Greg Soetomo, “Minoritas yang Percaya Diri”, Hidup, 9 November 2008, hlm. 4.
kelangsungan hidup di Indonesia. Untuk itulah I.J. Kasimo patut menjadi teladan oleh masyarakat Indonesia. Bukannya mencari kesalahan agama lain, tetapi ia
berusaha membuktikan bahwa agama yang ia anut adalah agama yang nasionalis tanpa memandang rendah agama lain. Apa yang dilakukan I.J. kasimo tersebut
seharusnya menjadi contoh yang baik bagi kehidupan beragama di Indonesia. Masyarakat Indonesia harus membuktikan bahwa agama yang mereka anut adalah
agama yang nasionalis tanpa memandang rendah agama lain dan siap bekerjasama dengan agama lain untuk mewujudkan negara Indonesia menjadi negara yang
hebat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN