Faktor-faktor Anak Putus Sekolah

8 tercurahpada upaya untuk memenuhi kebutuhankeluarga. Persentase anak yang tidak danputus sekolah karena rendahnya kurangnyaperhatian orang tua.

2.1.3 Fasilitas Pembelajaran

Fasilitaspembelajaran yang kurang memadaimerupakan faktor ketiga. fasilitas belajaryang tersedia di sekolah, misalnyaperangkat alat, bahan, dan mediapembelajaran yang kurang memadai, bukupelajaran kurang memadai, dansebagainya. Kebutuhan dan fasilitas belajaryang dibutuhkan siswa tidak dapat dipenuhisiswa dapat menyebabkan turunnya minatanak yang pada akhirnya menyebabkanputus sekolah.

2.1.4 Minat Sekolah

Minat anak untuksekolah merupakan faktor keempat.Rendahnya minat anak dapat disebabkanoleh perhatian orang tua yang kurang,jarak antara tempat tinggal anak dengansekolah yang jauh, fasilitas belajar yangkurang, dan pengaruh lingkungansekitarnya. Minat yang kurang dapatdisebabkan oleh pengaruh lingkunganmisalnya tingkat pendidikan masyarakatrendah yang diikuti oleh rendahnyakesadaran tentang pentingnya pendidikan.Ketidakmampuan ekonomi keluarga dalammenopang biaya pendidikan yangberdampak terhadap masalah psikologi anak sehingga anak tidak bisa bersosialisasi dengan baik dalam pergaulandengan teman sekolahnya selain itu adalah peranan lingkungan.

2.1.5 Budaya

Budaya merupakanfaktor kelima yang terkait dengankebiasaan masyarakat di sekitarnya.Rendahnya kesadaran orang tua ataumasyarakat akan pentingnya pendidikan.Perilaku masyarakat pedesaan dalammenyekolahkan anaknya lebih banyakdipengaruhi faktor lingkungan. Merekaberanggapan tanpa bersekolahpun anak- anakmereka dapat hidup layak sepertianak lainnya yang bersekolah, oleh karenadi desa jumlah anak yang bersekolah lebihbanyak dan mereka dapat hidup layakmaka kondisi 9 seperti itu dijadikan landasandalam menentukan masa depan anaknya.Pandangan banyak anak banyak rejekimembuat masyarakat di pedesaan lebihbanyak mengarahkan anaknya yang masihusia sekolah diarahkan untuk membantuorang tua dalam mencari nafkah.

2.1.6 Letak Geografis Sekolah

Lokasiatau letak sekolah merupakan faktorkeenam yang mampu menyebabkan anakputus sekolah. Jarak yang jauh denganakses yang sulit merupakan hal-hal yangharus dipertimbangkan oleh masyarakatuntuk bisa menyekolahkan anak- anaknya.Alat transportasi yang kurang serta jarakantara rumah dengan sekolah yang cukupjauh. Selain itu juga dengan akses yangdirasa sulit, keselamatan pun dianggaptidak terjamin.

2.2 Analisis Faktor Konfirmatori

2.2.1First Order Confirmatory Factor Analysis Pada First Order Confirmatory Factor Analysis suatu variabel laten diukur berdasarkan beberapa indikator yang dapat diukur secara langsung. Gambar 1First Order Confirmatory Factor Analysis λ p λ 1 X 1 X 2 X P λ 2 δ 1 δ 2 δ p ξ 10 Variabel X adalah simpangan baku dari masing-masing rata-ratanya, sehingga kovarian matrik X adalah nilai harapan dari XX’. Kovarian matrik X ditulis sebagai fungsi dan merepresentasikannya sebagai [ �]. [ �]= EXX’ kovarian matrik X untuk general faktor analisis, dimana kovarian matrik faktor laten adalah kovarian matrik untuk error. [ �]= EXX’ = E[ ᴧ � � + �� ′ᴧ � + � ′ ] = ᴧ � ��� ′ ᴧ � + � � = ᴧ � �ᴧ � ′ + � � Kovarian matrik X untuk general faktor analisis,dimana : � = adalah kovarian matrik faktor laten � � = adalah kovarian matriks untuk error 2.2.2Second Order Confirmatory Factor Analysis Suatu permasalahan memungkinkan untuk variabel laten tidak dapat langsung diukur langsung melalui variabel-variabel indikatornya. Variabel laten tersebut memiliki beberapa indikator-indikator dimana indikator-indikator tersebut tidak dapat diukur secara langsung, dan memerlukan beberapa indikator lagi. Dalam kasus ini First Order Confirmatory Factor Analysis tidak dapat digunakan, sehingga digunakan higher order Second Order Confirmatory Factor Analysis. Model persamaann menurut Hair et. al., 1998 sebagai berikut : η = Ґ ξ + ς dengan, Ґ = matrik second order loading. ξ = random vektor variabel laten. ς =vektor variabel tunggal unique untuk η ξ

2.2.1 Asumsi dalam Analisis Faktor Konfirmatori