Latar Belakang Pendidikan Riwayat Organisasi dan Karir

2. Dengan organisasi Muhammadiyah yang didirikannya, telah banyak memberikan ajaran Islam yang murni kepada bangsanya. Ajaran yang menuntut kemajuan, kecerdasan, dan beramal bagi masyarakat dan umat, dengan dasar iman dan Islam 3. Dengan organisasinya, Muhammadiyah telah mempelopori amal usaha sosial dan pendidikan yang amat diperlukan bagi kebangkitan dan kemajuan bangsa, dengan jiwa ajaran Islam 4. Dengan organisasinya, Muhammadiyah bagian wanita Aisyiah telah mempelopori kebangkitan wanita Indonesia untuk mengecap pendidikan dan berfungsi sosial, setingkat dengan kaum pria

B. Latar Belakang Pendidikan

Ahmad Dahlan adalah seorang tokoh yang tidak pernah mengeyam dan atau mendapatkan pendidikan secara formal dengan memasuki sekolah tertentu, namun ia mendapatkan pelajaran secara otodidak serta berguru kepada seorang ahli atau kepada para ulama. Selain mendapatkan pendidikan membaca dan menulis dari ayahnya, Ahmad Dahlan pun berguru kepada beberapa Ulama. Ahmad Dahlan mempelajari ilmu fiqih dari K.H. Muhammad Shaleh, belajar ilmu nahu kepada K.H. Muchsin dan K.H. Abdul Hamid, Ilmu Falaq di pelajarinya dari K.H. Raden Dahlan. Dari K.H. Kiai Mahfud Dahlan mempelajari ilmu fiqih dan hadits, Syekh Khayyat merupakan guru Ahmad Dahlan dalam mempelajar ilmu hadits. Belajar qiroatul qur’an kepada Syekh Amin dan Sayyid Bakri Satock. Ilmu hadits pun ia pelajari dari Mufti Syafii dan Sayyid Ba-bussijjil, untuk ilmu falaq Dahlan belajar kepada Syekh Misri Makkah. Selain ilmu agama, Dahlan mempelajari ilmu pengobatan dan racun kepada Syekh Hassan. Ketika bermukim di Mekkah, Ahmad Dahlan pun berguru kepada beberapa ulama diantaranya Syekh Muhammad Khatib dari Minangkabau, Kiai Nawawi dari Banten, Kiai Mas Abdullah dari Surabaya, Kiai Faqih dari Pondok Mas Kumbang Gresik. Selain berguru kepada beberapa ulama Ahmad Dahlan pun banyak membaca karya-karya Imam Al Ghazali, Ibnu Taimiyah, Muhammad Abduh, dan Rasyid Ridho.

C. Riwayat Organisasi dan Karir

Sebelum fokus pada Muhammadiyah, Ahmad Dahlan pernah aktif dan menjadi pengurus organisasi kemasyarakatan baik organisasi bercorak nasionalis maupun Islam. Pada tahun 1910 Ahmad Dahlan bergabung di dalam kepengurusan Jamiat Khair dan menjadi anggota ke 770. Selain itu Dahlan pun bergabung aktif di dalam Sarikat Islam baik sebagai anggota maupun penasehat. Menjadi anggota sekaligus penasehat organisasi Budi Utomo cabang Yogyakarta. Anggota Pantia Tentara Pembela Kanjeng Nabi Muhammad S.A.W. 23 Selain menjadi pengurus dari berbagai organisasi yang telah diuraikan. Selain aktif diberbagai organisasi kemasyarakatan, Ahmad Dahlan pun pernah menjadi tenaga pengajar dibeberapa sekolah. Diantaranya, 23 Junus Salam, Riwayat Hidup K.H. Ahmad Dahlan Amal dan Perjuangannya Jakarta : Depot Pengadjaran Muhammadiyah, Cet II. 1968, h. 10. Kweekscholl sekolah khusus para raja di Jetis Yogyakarta, Sekolah Pamong Praja Opleidingschool voor Inlandsch Amtenaren di Magelang. 24 Selain menjadi tenaga pengajar, Dahlan pun pernah menjadi tenaga khotib di Masjid Keraton Yogyakarta. Dari profesinya sebagai khotib Dahlan mendapat gaji sebesar 7 Gulden. Di sela-sela aktifitasnya sebagai tenaga pengajar, khotib Masjid Keraton. Dahlan pun mengerjakan aktifiats ekonomi dengan cara berjualan batik di tanah Jawa serta sempat pula berdagang di Medan Deli. 25

D. Karya - Karya