Strategi Bimbingan Agama TINJAUAN TEORI

e. Menurut Stainer dan Minner, strategi adalah penetapan misi perusahaan, penetapan sasaran organisasi, dengan mengingat kekuatan eksternal dan internal, perumusan kebijakan dan strategi tentu untuk mencapai sasaran dan memastikan implementasinya secara tepat, sehingga tujuan dan sasaran utama organisasi akan tercapai. 6 Setelah penulis menyimak beberapa pengertian strategi menurut para ahli diatas, penulis lebih condong ke pengertian stratagi menurut Prof. Dr. Onong Uchyana Efendi. MA yang memaparkan bahwasanya strategi pada hakikatnya adalah suatu perencanaan planning untuk mencapai suatu tujuan, dan jika dihubungkan dengan judul penulis yang lebih ke strategi agama maka pengertian tersebut selaras dengan maksud penelitian ini, yaitu untuk mengetahui strategi agama apa yang diterapkan pembimbing guna mencapai suatu tujuan yaitu untuk menghilangkan kecemasan kematian pada lansia.

2. Pengertian Bimbingan

Bimbingan merupakan terjemahan dari istilah Guidance Counseling dalam bahasa Inggris. Sesuai dengan istilahnya maka bimbingan dapat diartikan secara umum sebagai suatu bantuan atau tuntunan. 7 Pada prinsipnya bimbingan adalah pemberian pertolongan atau bantuan. Bantuan atau pertolongan itu merupakan hal yang pokok dalam bimbingan. Bimbingan merupakan suatu pertolongan yang menuntun. 6 George A Stainer dan John Minner, Manajemen Stratejik, Jakarta: Erlangga, h. 20 7 Djumhur, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Bandung: CV Ilmu, 1975, h. 25. Bimbingan merupakan suatu tuntunan. Hal ini mengandung pengertian bahwa dalam memberikan bimbingan bila keadaan menuntut, kewajiban dari pembimbing untuk memberikan bimbingan secara aktif, yaitu memberikan arah kepada yang dibimbingnya. 8 Hal senada juga diungkapkan M. Umar bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu agar dengan potensi yang dimiliki mampu mengembangkan diri secara optimal dengan jalan memahami diri, memahami lingkungan, mengatasi hambatan guna menentukan rencana masa depan yang lebih baik. 9 Sedangkan Prayitno memaknai bimbingan sebagai pemberian yang dilakukan orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu baik anak-anak, remaja, maupun dewasa, agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuannnya sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada, dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku. 10 Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa bimbingan adalah proses membantu seorang individu yang mengalami permasalahan yang berhubungan secara psikis, dimana dilakukan secara terus-menerus dan memiliki tujuan untuk membantu individu agar individu menemukan 8 Bimo Walgito, Bimbingan dan Koseling studi karier, Yogyakarta: CV Andi Offset, 2010, Cet. Ke- 3, h. 5 9 M. Umar, Bimbingan dan Penyuluhan, Bandung : CV Pustaka Setia, 2001, h. 9 10 Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Rineka Cipta, Cet. Ke-1, h. 28 potensinya sehingga individu itu dapat hidup secara mandiri serta mampu beradaptasi dengan baik bagi dirinya dan lingkungan sekitarnya. Karena penelitian ini pada hakikatnya adalah untuk mengetahui strategi bimbingan agama apa yang diterapkan pembimbing dan hasil apa yang dirasakan oleh lansia setelah bimbingan agama tersebut maka hubungan bimbingan dengan judul penelitian ini sangatlah penting sesuai dengan pengertian bimbingan diatas yaitu untuk memberikan motivasi dan juga pengetahuan lebih sesuai dengan jalan agama tentang hal yang berkaitan dengan kematian itu sendiri sehingga kecemasan kematian pada lansia bisa hilang karena lansia dapat memaknainya dengan benar dan positif.

3. Pengertian Agama

Istilah agama berasal dari bahasa sansakerta yaitu “a” yang artinya “tidak” dan “gama” yang berarti kacau, jadi arti agama itu adalah tidak kacau atau teratur. Sebagian juga ada yang berpendapat bahwa kata “agama” merupakan istilah bahasa Arab yang di ambil dari kata “gama” dalam hubungan dengan “iqamas shalata” yang selanjutnya menjadi “iqama” atau agama. Agama sering dikaitkan dengan religi, religi barasal dari bahasa latin yaitu”religio”. 11 Pengertian agama dari segi bahasa dikenal dengan kata ”ad Dien” yang berarti menguasai, menundukan, patuh, dan kebiasaan. Selanjutnya din 11 Wilfred C.Smith. Memburu Makna Agama,Jakarta : PT Mizan Pustaka h.33 dalam bahasa berarti undang-undang atau hukum. 12 Dalam bahasa Indonesia sama artinya dengan peraturan. Menurut Harun Nasution agama berasal dari kata “ad-din”, religi relegere,riliare dan agama. Dalam bahasa arab berarti menguasai, menundukan, patuh, balasan, dan kebiasaan. Sedangkan dari religi latin atau relege berarti mengumpulkan dan membaca. Kemudian relage berarti mengikat. Adapun kata agama terdiri dari dua suku kata “a” berarti “tidak” dan “gam” berarti ‘pergi” artinya tidak pergi, tetap ditempat, diwarisi turun menurun. 13 Sedangkan Agama menurut para ahli sebagai berikut : 14 a. Menurut Al-Syahrastani, agama adalah kekuatan dan kepatuhan yang terkadang biasa diartikan sebagai pembalasan dan perhitungan amal perbuatan akhirat. b. Menurut Quraish Shihab, agama adalah hubungan antara makhluk dan khalik. Hubungan ini mewujudkan dalam sikap batinnya serta tampak dalam ibadah yang dilakukannya dan tercermin dalam sikap kesehariannya. 12 Abudin Nata, Metodologi Studi Islam,Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2011 h.9 13 D.Hendropuspito O.C, Sosiologi Agama, Yogyakarta: Penerbit Kanitius,1998, h. 34 14 Jalaluddin, Psikologi Agama, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,1998, cet.ke-3, h.13 c. Menurut James Martineaun, agama adalah kepercayaan kepada Tuhan yang selalu hidup, yakni kepada jiwa dan kehendak Ilahi yang mengatur alam semesta dan mempunyai hubungan moral dengan umat manusia. d. Menurut Herbert Spencer, agama adalah pengakuan bahwa segala sesuatu adalah manifestasi dari kuasa yang melampaui pengetahuan kita. Agama adalah wahyu yang diturunkan Tuhan untuk manusia. Fungsi dasar agama adalah memberikan orientasi , motivasi dan membantu manusia untuk mengenal dan menghayati sesuatu yang sakral. 15 Setelah penulis menyimak beberapa pengertian agama menurut para ahli diatas, penulis lebih condong ke pengertian agama menurut Prof. Dr. Quraish Shihab. MA yang menjelaskan bahwasanya agama adalah hubungan antara mahluk dengan khalik, sehingga jika hubungannya dekat maka akan timbul rasa, yang mana rasa itu akan tertanam dibatinnya dan juga tercermin dalam kehidupan sehari-harinya, begitu juga dengan lansia yang dalam kesempatan penelitian ini yaitu lansia yang berada di RPLU Jelambar, jika dihubungkan pengertian tersebut dengan judul penulis, lansia yang cemas akan kematian salah satunya disebabkan kurang dekatnya hubungan antara dirinya dengan Allah sebagai sang khalik sehingga timbul dalam pikirannya yang negatif dalam memaknai kematian lalu timbulah rasa cemas , karena agama dan kematian tidak bisa dipisahkan keduanya 15 Mastuhu, Metodologi Penelitian Agama,Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2006, h.1 memiliki arti yang saling mengisi satu sama lain. Pengetahuan agama yang mantap akan menghilangkan lansia dari rasa cemas akan kematian.

4. Bimbingan Agama

Bimbingan agama adalah usaha pemberian bantuan kepada seseorang yang kesulitan baik lahiriyah maupun batiniyah yang menyangkut kehidupan masa kini dan masa yang akan datang. Bantuan tersebut berupa pertolongan mental dan spiritual agar orang bersangkutan mampu mengatasinya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri melalui dorongan dari iman dan taqwanya kepada Tuhan. Sedangkan bimbingan agama islam adalah proses pemberian bantuan kepada individu agar dalam kehidupan keagamaannya senantiasa selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah yang terdapat dalam Al-Qur’an dan hadist Nabi, sehingga dapat mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. 16

5. Strategi Bimbingan Agama

Strategi bimbingan agama adalah suatu proses atau cara untuk bimbingan yang diarahkan kepada agama, baik tujuan materi maupun metode yang diterapkan. Bimbingan tersebut berupa pertolongan dibidang mental spiritual, yang bertujuan agar dapat mengembangkan potensi fitrah yang dibawa sejak lahir secara optimal dengan rasa menginternalisasikan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Al-Hadist dalam dirinya, 16 Ainur Rokhim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, UII Press, Yogyakarta, 2001, h. 61 sehingga ia mampu hidup selaras sesuai dengan apa yang dianjurkan Allah dan Rasulullah sehingga mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. 17 Lansia yang mengalami kecemasan akan kematian yaitu lansia yang belum mampu menginternalisasikan nilai-nilai yang terkandung dalam Al- Qur’an dan Hadist dalam dirinya sehingga hakikat sebuah kematian yang yang sebenarnya yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Hadist belum ia temukan dan belum bisa ia selaraskan dalam kehidupannya sehari-hari, dan ini sangat erat hubungnya dengan judul penulis yaitu strategi bimbingan agama seperti apa yang ada di RPLU Jelambar untuk menghilangkan kecemasan kematian pada lansia. Strategi bimbingan agama juga dapat diartikan yaitu suatu proses atau cara membantu individu dalam hal ini adalah lansia agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga kecemasan akan kematiannya bisa hilang dan dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. 17 Thohari Musnawar,Dasar konseptual Bimbingan dan Konseling Islam,Yogyakarta : UII Press, 1992 h.76

B. Kecemasan

1. Pengertian Kecemasan

Menurut Kartono kecemasan merupakan bentuk perasaan yang tidak menentu dan diliputi oleh semacam ketakutan pada hal yang tidak pasti. 18 Zakiah Daradjat mengatakan bahwa kecemasan merupakan hal yang paling sering dihadapi oleh setiap manusia di dalam kehidupan sehari-hari ketika menemui berbagai masalah. Jadi kecemasan adalah manifestasi dari berbagai proses emosi yang bercampur baur, yang terjadi ketika orang sedang mengalami tekanan perasaan frustrasi serta pertentangan batin konflik. Kecemasan ansietasanxiety adalah gangguan alam perasaan affective yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan , tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas, kepribadian masih tetap utuh ,prilaku dapat terganggu tetapi masih dalam batas-batas normal. 19 Kecemasan merupakan suatu pengalaman emosional yang dirasakan individu sebagai sesuatu yang tidak menyenangkan, tidak jelas apa penyebabnya. Kecemasan mempunyai segi yang disadari seperti rasa takut, terkejut, tidak berdaya, rasa berdosa atau bersalah, terancam dan sebagainya. 18 Kartono.Kartini,Psikologi Perkembangan. Cetakan keempat. Bandung : CV. Mandar Maju, 1992 h.15 19 Daradjat, Z. Kesehatan Mental. Jakarta : Gunung Agung,1990 h.27 Atkinson mengatakan bahwa kecemasan merupakan emosi yang tidak menyenangkan yang ditandai dengan istilah seperti kekhawatiran, keprihatinan dan rasa takut yang kadang-kadang di alami dalam tingkat yang berbeda-beda 20 . Hal ini didukung oleh Mahmud yang mengatakan bahwa kecemasan adalah keadaan takut terus-menerus namun berbeda dengan ketakutan biasa yang merupakan respon terhadap rangsang yang menakutkan yang terjadi, sebab ketakutan yang dialami merupakan respon terhadap kesukaran yang belum terjadi. 21 Menurut Stuart dalam teori interpersonalnya, kecemasan timbul dari perasaan takut terhadap ketidaksetujuan dan penolakan interpersonal. Kecemasan juga berhubungan dengan perkembangan trauma, seperti perpisahan dan kehilangan, yang menimbulkan kerentanan tertentu. Individu dengan harga diri rendah terutama rentan mengalami kecemasan yang berat. 22

2. Indikator Kecemasan

Individu yang mengalami kecemasan sering kali tidak mau mengakui bahwa dirinya cemas, tetapi dari observasi dapat disimpulkan bahwa ia mengalami kecemasan. Menurut Sue dkk, dan sangat berhubungan dengan penelitian penulis, salah satu indikator kecemasan, yaitu sering khawatir atas 20 Atkinson, dkk. Pengantar Psikologi. Alih Bahasa : Nurdjannah Taufiq. Jakarta : Erlangga, 1991 h.212 21 Mahmud, D.M. Psikologi Suatu Pengantar. Yogyakarta : BPFE, 1990 h.235 22 Hawari. Manajemen Stres Cemas dan Depresi.Jakarta : Balai Penerbit FKUI, 2001 h.71 segala macam masalah yang mungkin terjadi membuat lansia merasa tidak tenang. 23

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan

Menurut Chaplin faktor adalah salah satu sebab atau kondisi pendahulu yang menimbulkan satu gejala. 24 Zakiah Daradjat mengemukakan bahwa kecemasan timbul karena tidak terpenuhinya keinginan-keinginan seksual, merasa diri fisik kurang, pengaruh pendidikan di masa kecil atau frustrasi karena tidak tercapainya keinginan baik material maupun sosial, dan mungkin juga akibat perasaan tidak berdaya. 25 Menurut Lewin kecemasan disebabkan oleh adanya konflik dalam diri individu. Di samping itu dikatakan juga bahwa kecemasan bisa timbul oleh adanya jarak yang lebar antara keinginan yang besar terhadap sesuatu yang ingin diraihnya dengan kenyataan yang ada. 26 Sigmund Freud mengemukakan bahwa ada lima macam sebab kecemasan yaitu : a. Frustrasi tekanan perasaan Rintangan untuk mencapai aktivitas diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Hal ini di dukung oleh pernyataan Zakiah Daradjat 23 De Clerg, L. 1994. Tingkah Laku Abnormal. Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia, 1994 h.41 24 Chaplin, J.P. Kamus Lengkap Psikologi. Alih Bahasa : Kartini Kartono. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,1997 h.186 25 Daradjat, Z. Kesehatan Mental. Jakarta : Gunung Agung,1990 h.28 26 Irwanto, E.H. Psikologi Umum. Cetakan ketiga. Jakarta : Gramedia Pustaka Umum, 1994 h.209