65
Universitas Sumatera Utara
yang lain Moleong, 2005::320 . Ada empat jenis triangulasi, yaitu sebagai teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan
teori. “ Metode Penelitian Kualitatif mengatakan bahwa cara terbaik untuk menguji keabsahan data suatu penelitian yaitu dengan jalan membandingkannya
dengan berbagai sumber, metode atau teori “ Moleong, 2005:332 . Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode triangulasi sumber, yaitu
membandingkan atau mengecek ulang derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh dari sumber yang berbeda. Peneliti membandingkan hasil wawancara
dengan isi suatu dokumen yang berkaitan Moleong, 2005:331 .
3.6 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik analisis Semiotika Roland Barthes. Hasil analisa disajikan secara deskriptif
kualitatif yang merupakan paparan penulis mengenai makna pesan tradisi budaya karo dalam scene dan dialoge film 3 Nafas Likas.
Seluruh data yang diperoleh tersebut dianalisis melalui tahapan – tahapan
berikut : a.
Menonton film 3 Nafas Likas terlebih dahulu. Kemudian melakukan pencatatan untuk mengumpulkan
scene
dan
dialogue
yang berkaitan pesan budaya tradisi karo dalam film 3 Nafas Likas
b. Data kemudian dianalisis melalui unit analisis semiotik menurut Roland
Barthes,dengan unit analisis
scene
dan
dialogue
c. Dari unit analisis tersebut dianalisis dan diinterpretasikan oleh peneliti.
d. Kemudian hasil dari analisis dan interpretasi tersebut ditarik kesimpulan.
Universitas Sumatera Utara
66
Universitas Sumatera Utara
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Film 3 Nafas Likas
Kisah dalam film ini berlatar beberapa periode waktu, mulai dari era 1930an hingga ke tahun 2000. Juga melalui beberapa kejadian penting di
Indonesia, mulai dari perang kemerdekaan, pergolakan revolusi di era 1960an, hingga masa kejayaan perekonomian Indonesia. Cerita dalam film ini berlatar di
tiga lokasi; tujuh kota di Sumatera Utara, Jakarta, hingga ke Ottawa, Kanada. Bercerita tentang seorang perempuan istimewa bernama Likas Atiqah
Hasiholan, yang menjalani kehidupan luar biasa. Likas kemudian berhasil meraih berbagai pencapaian dan keberhasilan, karena ia memegang teguh tiga janji yang
pernah diucapkannya kepada tiga orang terpenting dalam hidupnya. Janji-janji itulah yang selalu berada di setiap tarikan nafasnya. Nafas yang memberikan ruh
dan semangat dalam setiap tindakan, serta keputusannya. Keputusan yang lahir atas janjinya untuk terus berjuang dan berlandaskan kerinduannya akan cinta.
Sebuah kisah yang melontarkan sebuah pertanyaan, Untuk Siapa Kau Bernafas?
Proses pengembangan 3 Nafas Likas dimulai dari bulan Desember 2013, yang dikerjakan bersama Rako Prijanto, Titien Wattimena, dan produser Reza
Hidayat. Proses syuting dilakukan mulai 26 April 2014, selama kurang lebih dua bulan. Karena cerita dalam film ini berlatar di daerah Karo, Sumatera Utara mulai
dari periode waktu 1930an hingga ke masa kini, maka tim produksi Oreima Films melakukan riset ke beberapa kota di Sumatera Utara demi mendapatkan
keotentikan budaya, tempat dan adat istiadat seperti yang ingin ditampilkan di filmnya nanti. Dalam proses riset inilah, didapatkan fakta bahwa budaya Tanah
Karo yang menjadi latar kisah 3 Nafas Likas berbeda dari budaya Batak dan kota Medan, yang selama ini sering ditampilkan di beberapa produksi.
Sekitar 10 persen adegan di film 3 Nafas Likas nanti akan menggunakan dialog dalam Bahasa Karo. Meski demikian, tim produksi berusaha sesempurna
mungkin menghadirkan budaya Karo sehingga taste-nya tidak lari dari keadaan sebenanrnya. Film ini mengikuti perjalanan Likas beru Tarigan, mulai dari masa
Universitas Sumatera Utara
67
Universitas Sumatera Utara
revolusi di Sibolangit, hingga kesertaannya mengikuti sang suami, Djamin Gintings, bertugas di Ottawa, Kanada. Karena rentang periode dan banyaknya
seting tempat yang digunakan, maka tim produksi menyadari akan ada perubahan rengget cengkok atau bahkan kosakata.
Beberapa lokasi syuting di Sumatera Utara, antara lain ; Bakkara Kabupaten Humbang Hasundutan, Dolok Sanggul Kab. Humbang Hasundutan,
Berastagi, Kabanjahe, Tebing Tinggi, Pamah Semilir, dan Kota Medan. Lokasi syuting lainnya adalah Jakarta dan Ottawa, Kanada.
Demi memerankan karakter yang berasal dari Karo, Atiqah Hasiholan dan Vino Bastian melewati satu proses pelatihan bahasa, meliputi: pelatihan dialek,
aksen, hingga pelafasan untuk mendapatkan keotentikan. Seting waktu yang terbentang dari era 1930an hingga 2000, juga membuat mereka akan melalui
beberapa fase perubahan penampilan fisik.
4.2 Penyajian Data