Analisis SEM Analisis Analisis Karakterisasi dan Pengujian .1 Analisis

analisis Rietvield ini menunjukkan bahwa pemeberian heat-treat kalsinasi mengubah komposisi kuantitatif dari serbuk MCMB dengan naiknya nilai Chi 2 dan nilai Rwpnya. Hasil kedua serbuk MCMB tersebut masih tidak memenuhi standart kelayakan analisis XRD yang ideal berdasarkan ICDD. Ini menandakan bahwa di dalam kedua serbuk MCMB tersebut masih terdapat pengotor berbentuk amorf yang tidak dapat terdeteksi oleh XRD.

4.2.2 Analisis SEM

Pengujian pada serbuk MCMB yang dikalsinasi pada suhu 500 C maupun MCMB tanpa kalsinasi dilakukan dengan menggunakan SEM untuk meninjau morfologi dan melihat diameter dari serbuk MCMB. Hasil dari pengujian SEM tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.2. Partikel MCMB memiliki bentuk bulat dengan permukaan yang kasar dan terjal. Pada Gambar 4.2.a terlihat bahwa partikel MCMB tersebar dengan jarak antar partikelnya rapat. Dengan bantuan aplikasi Image-J hasil SEM ini menunjukkan ukuran partikel rata-rata 117 m. Sedangkan pada Gambar 4.2.b terlihat bahwa partikel MCMB tersebar dengan adanya celah untuk jarak antar partikelnya, dan ukuran partikelnyapun sekitar 106 m. a b Gambar 4.1 Hasil uji SEM dgn perbesaran 1000 kali untuk a MCMB kalsinasi b MCMB tanpa kalsinasi Universitas Sumatera Utara Dengan mulai terbentuknya aglomerasi partikel bulat besar yang lebih mendominan dari pada bulat kecil, hal ini akan memungkinkan elektroda memiliki kerapatan yang lebih tinggi. Ini akan meningkatkan kepadatan energi saat MCMB digunakan sebagai bahan anoda pada baterai ion lithium. Namun, untuk MCMB yang dikalsinasi terlihat jumlah pecah dan cacat meningkat serta jarak antar partikelnya yang cukup rapat ini akan berpengaruh pada ketersediaan tempat untuk menampung ion lithium. Ketika ion lithium berdifusi diantara partikel MCMB maka besar kemungkinan akan terjadi pecahan dan cacat yang lebih banyak yang membuat proses interkalasi ion lithium menjadi sulit.

4.2.3 Analisis

Cyclic Voltametty CV Data yang diperoleh dari hasil pengujian cyclic voltammetry CV berupa kurva potensial V – arus mA. Pada saat proses discharge , terjadilah reaksi oksidasi pada anoda MCMB yang memenuhi persamaan reaksi : LiC 6 Li + + C 6 + e - Dan pada saat charge terjadi reaksi reduksi dengan persamaan : Li + + C 6 + e - LiC 6 Reaksi oksidasi dan reduksi yang terbentuk pada sampel A dapat dilihat pada Grafik 4.2. Dari grafik 4.2 dapat dilihat bahwa reaksi redoks teelah telah terjadi tetapi puncak-puncak yang terbentuk tidak tajam. Bahkan puncak reduksinya hampir terlihat datar. Puncak oksidasi dan reduksi yang semakin tajam menandakan bahwa laju pemindaian pada ion lithium besar. Ini berarti laju pemindaian ion lithium pada penelitian ini masih kecil karena puncak redoksnya tidak tajam. Grafik 4.2 Hasil Uji CV sampel A Puncak oksidasi Jarak redoks Puncak reduksi Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Grafik 4.2 puncak reduksi berada pada 3,72 V sedangkan puncak oksidasi berada pada 4,20 V. Adapun jarak antar puncak kurva redoks tersebut diperhitungkan sebesar 0,48 V. Jarak antar puncak kurva redoks diartikan sebagai jarak interkalasi dan deinterkalasi, semakin kecil jarak antar puncaknya maka semakin mudah pula ion lithium untuk berinterkalasi ataupun berdeinterkalasi. Sedangkan hasil uji CV pada sampel B dapat dilihat pada Grafik 4.3. Grafik 4.3 Hasil uji CV sampel B Berdasarkan hasil uji CV untuk sampel B dapat dilihat bahwa puncak reduksi berada pada 3,68 V sedangkan puncak oksidasi berada pada 4,15 V. Adapun jarak antar puncak kurva redoks tersebut diperhitungkan sebesar 0,47 V. Hasil uji CV untuk sampel C dapat dilihat pada Grafik 4.4 berikut ini. Grafik 4.4 Hasil uji CV sampel C Hasil uji CV untuk sampel C terlihat bahwa puncak reduksi berada pada 3,56 V dan puncak oksidasinya berada pada 4,2 V. Adapun jarak antar puncak kurva redoks tersebut diperhitungkan 0,64 V. Dan hasil uji CV pada sampel D dapat dilihat pada Grafik 4.5. Puncak oksidasi Puncak reduksi Puncak reduksi Puncak oksidasi Jarak redoks Jarak redoks Universitas Sumatera Utara Grafik 4.5 Hasil uji CV sampel D Berdasaarkan hasil uji CV untuk sampel D dapat terlihat bahwa puncak reduksi berada pada 3,70 V sedangkan puncak oksidasi berada pada 4,12 V. Adapun jarak antar kurva redoks tersebut diperhitungkan sebesar 0,42 V. Hubungan hasil uji charge-discharge dengan hasil uji CV dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut. Tabel 4.4 Hasil Cyclic Voltammetry pada sampel. Kode Sampel Jarak kurva Redoks V A 0,48 B 0,45 C 0,64 D 0,42 Dari Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa baterai sampel D memiliki performa siklik yang paling baik. Hal ini dapat dikaitkan bahwa bahwa baterai sampel D dengan anoda yang dibuat dengan serbuk MCMB tanpa kalsinasi dengan menggunakan 33,33 berat pelarut memiliki jarak interkalasi ion lithium dari anoda kekatoda maupun sebaliknya adalah yang paling kecil. Hal ini juga diperkuat oleh hasil SEM bahwa serbuk MCMB tanpa kalsinasi memilki morfologi yang teratur jarak antar partikelnya tidak saling bertumpukkan sehingga memudahkan ion lithium untuk berinterkalasi maupun berdeinterkalasi. Namun hasil CV dari sampel keseluruhan menunjukkan bahwa MCMB sebagai material aktif tidak berperan keseluruhan dalam menyimpan ion lithium, hal ini diperjelas dari buruknya kurva hasil pengujian CV pada semua sampel baterai. Hal ini dapat terjadi karena banyaknya pengotor yang masih mendominan Puncak oksidasi Puncak reduksi Jarak redoks Universitas Sumatera Utara didalam serbuk MCMB baik yang dikalsinasi maupun MCMB tanpa perlakuan yang tidak dapat terdeteksi oleh XRD. Hal ini dapat dipastikan karena nilai Rwp hasil analisis XRD untuk serbuk MCMB ini cukup besar dan belum sesuai standar ICDD.

4.2.4 Analisis

Dokumen yang terkait

Pembuatan Baterai Lithium Meggunakan Bahan Aktif Natural Graphite (NG) Sebagai Anoda Dengan Variasi Persentase Berat Pelarut N,N Dimethyl Acetamide (DMAC)

5 36 80

Pembuatan Baterai Lithium Menggunakan Bahan Aktif Mesocarbon Microbead (MCMB) Sebagai Anoda Dengan Variasi Persentase Berat Pelarut N,N-Dimethyl Acetamide (DMAC)

0 0 2

Pembuatan Baterai Lithium Menggunakan Bahan Aktif Mesocarbon Microbead (MCMB) Sebagai Anoda Dengan Variasi Persentase Berat Pelarut N,N-Dimethyl Acetamide (DMAC)

0 0 30

Pembuatan Baterai Lithium Menggunakan Bahan Aktif Mesocarbon Microbead (MCMB) Sebagai Anoda Dengan Variasi Persentase Berat Pelarut N,N-Dimethyl Acetamide (DMAC)

0 2 13

Pembuatan Baterai Lithium Menggunakan Bahan Aktif Mesocarbon Microbead (MCMB) Sebagai Anoda Dengan Variasi Persentase Berat Pelarut N,N-Dimethyl Acetamide (DMAC)

0 0 2

Pembuatan Baterai Lithium Menggunakan Bahan Aktif Mesocarbon Microbead (MCMB) Sebagai Anoda Dengan Variasi Persentase Berat Pelarut N,N-Dimethyl Acetamide (DMAC)

0 0 5

Pembuatan Baterai Lithium Menggunakan Bahan Aktif Mesocarbon Microbead (MCMB) Sebagai Anoda Dengan Variasi Persentase Berat Pelarut N,N-Dimethyl Acetamide (DMAC)

0 0 26

Pembuatan Baterai Lithium Meggunakan Bahan Aktif Natural Graphite (NG) Sebagai Anoda Dengan Variasi Persentase Berat Pelarut N,N Dimethyl Acetamide (DMAC)

1 1 14

Pembuatan Baterai Lithium Meggunakan Bahan Aktif Natural Graphite (NG) Sebagai Anoda Dengan Variasi Persentase Berat Pelarut N,N Dimethyl Acetamide (DMAC)

0 0 1

Pembuatan Baterai Lithium Meggunakan Bahan Aktif Natural Graphite (NG) Sebagai Anoda Dengan Variasi Persentase Berat Pelarut N,N Dimethyl Acetamide (DMAC)

0 0 5