Kelainan sistemik yang disebabkan oleh suatu hipoplasia mandibula seperti sindroma Treacher Collins, Hemifasial mikrosomia, sindroma Pierre Robin serta perawatannya harus
diperhatikan. Selain itu usia dan potensi perkembangan tulang, status gizi, serta oral higiene, jumlah
dan lebar serta panjang tulang yang dibutuhkan, status psikososial, kondisi nutrisi serta status kesehatan umum sangat mempengaruhi rencana perawatan yang akan diterapkan.
Perawatan pada kasus hipoplasia mandibula juga sangat kompleks, oleh karena itu dibutuhkan kerjasama antar tim dokter spesialis yaitu dengan spesialis ortodontis yang
berperan dalam merawat maloklusi gigi penderita. Peran seorang ortodontis dalam rencana perawatan misalnya pembuatan model studi, bite-registration dan sefalometri.
3
5.2 Teknik bedah
Untuk terapi kasus hipoplasia mandibula, dapat dilakukan perawatan osteodistraksi yang dikombinasikan dengan genioplasti terlebih dahulu dan dilanjutkan dengan perawatan
ortodonsi atau sebaliknya.
6
Perawatan ortodonti bertujuan untuk mendapatkan hubungan intermaksiler dimana dengan menggunakan alat ortodonti tercapai oklusi yang diinginkan.
Kuroda dan Ohyama dalam laporannya menyatakan bahwa mereka telah berhasil melakukan perawatan anak dengan hipoplasia mandibula disertai hipoglosia dan gigitan
dalam yang berat selama kurun waktu 7 tahun. Pertama kali anak datang pada usia 3 tahun,dan setelah diamati selama 5 tahun tidak
terjadi perubahan perkembangan yang berarti. Saat usia anak 8 tahun, anak dibuatkan alat ortodonti setelah dilakukan perawatan osteodistraksi. Pada usia 14 tahun terjadi hubungan
intermaksiler. Anak masih menggunakan alat ortodonti, dan pada usia 15 tahun telah terjadi
Universitas Sumatera Utara
oklusi yang diinginkan.
2
Pemilihan perawatan tersebut tergantung kondisi maloklusi dari hipoplasia mandibula.
6
Secara klinis, teknik distraksi osteogenesis terdiri dari atas empat tahap yaitu osteotomi, fase laten, distraksi, dan konsolidasi serta remodeling.
Osteotomi merupakan pemotongan tulang pada region yang akan diosteotomi sehingga kontinuitas dan integritas tulang hilang secara mekanis gambar 13. Pemeliharaan
jaringan osteogenik selama tindakan osteotomi sangat penting bagi pertumbuhan tulang. Sel-sel osteogenik dan jaringan sekitar tulang seperti periosteum, arteri sebagai
pemasok nutrisi tulang dan sum-sum tulang sedapat mungkin dipertahankan.
3
Gambar 13.Pemotongan tulang pada regio yang akan diosteotomi.Baur DA.Ditraction osteogenesis of mandible.2005
http:www.emedicine.com 18
Agustus 2010 Sebelum operasi dilakukan, pasien terlebih dahulu diberikan anastesi umum
menggunakan nasal intubasi. Setelah vasokonstriktor diinjeksikan, mukosa diinsisi untuk dilakukan osteotomi.
10
Lokasi osteotomi untuk distraksi osteogenesis mandibula tergantung dari lokasi ramus, korpus, dan angulus, arah dan orientasi alat distraksi yang digunakan gambar 14.
1
Universitas Sumatera Utara
Osteotomi pada korpus dilakukan pada kasus distraksi kearah depan dan distraksi horizontal mandibula.
Gambar 14.Macam-macam osteotomi Mandibula pada osteodistraksi.a.ramus,b.angulus,c.korpus
mandibula.Babuta R,Arumsari A.Osteodistraksi mandibula.PABMI 2004;3:319-30
Pembedahan dilakukan melalui pendekatan intraoral tanpa memperhatikan jenis alat distraksi yang digunakan baik intraoral maupun ekstraoral.
Insisi sepanjang 5-7 cm di mukobukal untuk osteotomi daerah ramus dan sudut mandibula. Osteotomi daerah korpus 5-7 cm di linea oblik eksterna.
Flap mukoperiosteal dibuka dan dilakukan pemotongan tulang menggunakan bur dan dilakukan kortikotomi dari arah lateral dan media, kemudian dipatahkan menggunakan chisel
yang tipis. Pada osteotomi sirkumferensial mandibula, harus tetap menjaga keutuhan nervus alveolaris inferior.
Alat distraksi intraoral ditempatkan sepanjang transbukal ramus atau korpus mandibula dan difiksasi dengan screw monokortikal gambar 15.
3,19
Universitas Sumatera Utara
Alat distraksi ekstraoral yang satu arah unidirectional, menggunakan dua pasang pin fiksasi pada kedua sisi dan letaknya transbukal sedikit lebih ke posterior dari nervus
alveolaris inferior. Pada penggunaan alat bidirectional atau multidirectional digunakan 3 pasang pin
fiksasi yang letaknya transbukal. Setelah alat dipasang dilakukan penjahitan jaringan lapis demi lapis dengan menggunakan bahan yang mudah diresorpsi oleh tubuh.
19
Gambar 15.Teknik osteodistraksi.Imola MJ.Craniofacial distraction osteogenesis.2004 http:www.emedicine.com
18 Agustus 2010
Lamanya pemasangan alat ini tergantung usia, umumnya empat sampai enam minggu. Hal ini dapat dievaluasi melalui gambaran radiologi untuk melihat besarnya pemanjangan
tulang yang diinginkan.
Universitas Sumatera Utara
Setelah panjang tulang telah sesuai dengan yang diinginkan maka alat distraksi harus diambil segera karena pada fase ini kalus masih lunak dan proses osifikasi belum sempurna.
Lamanya perawatan dengan osteodistraksi berkisar 6 bulan, setelah itu dilakukan kembali operasi kembali untuk mengambil alat distraksi.
3,8
Setelah alat distraksi diambil, maka dilakukan prosedur genioplasti untuk mengkoreksi dagu yang terbentuk setelah pemanjangan tulang gambar 16.
15
Gambar 16.Setelah dilakukan osteodistraksi. Patel PK.Craniofacial,distraction osteoge-
nesis.2006 http:www.emedicine.com
15 September 2010 Prosedur genioplasti yang sering dipakai adalah sliding genioplasty karena dapat
digunakan untuk pengurangan penonjolan pada dagu dan merupakan prosedur yang paling mudah dan vaskularisasinya tetap dipertahankan.
6,13
Prosedur ini dilakukan dengan anastesi umum dengan menggunakan nasotracheal anastesi atau dengan sedasi intravena. Tandai garis insisi berbentuk U mulai dari region 46 di
bawah attached ginggiva kearah inferior memotong mucobuccal fold pada labial mucosa sebelah anterior kaninus dan dilanjutkan sampai region 36. Infiltrasi mucobuccal fold dengan
anestesi lokal berisi 1: 200.000 adrenalin, untuk mengurangi perdarahan di lapangan operasi.
Universitas Sumatera Utara
Insisi dibuat superfisial di daerah molar ketika scalpel sampai daerah kaninus, insisi lebih ditekan kearah tulang sampai sisi kontra lateralnya.
Gunakan kassa kering untuk melepaskan labial flap agar perdarahan tidak terlalu banyak dan dengan raspatorium flap dibuka kearah inferior sampai batas inferior mandibula.
Secara hati-hati dibebaskan periosteum disekeliling nervus mentalis sehingga flap dapat dipisahkan sampai tepi inferior mandibula gambar 17-a.
6
Beri tanda pengukuran batas tulang yang akan dipotong. Tanda ini dapat dibuat dengan menggunakan round bur kecil yang diletakkan pada superfisial pada permukaan
tulang. Saat pemotongan tulang, nervus mentalis harus dilindungi dengan retraktor gambar 17-b. Pemotongan tulang dapat dilakukan dengan menggunakan bur tungsten fissure atau
oscillating sagital saw. Jika pemotongan tulang telah komplit, segmen inferior dagu dapat digerakkan dan
perlekatan dengan musculus tetap dipertahankan gambar 17-c. Untuk fiksasi segmen inferior dapat dilakukan dengan kawat 0,35 mm yang dipasang
pada lubang yang dibuat pada kedua segmen, atau dapat juga fiksasi dilakukan dengan titanium mesh yang dipasang dengan screw gambar 17-d.
6
Setelah itu lakukan penjahitan jaringan lapis demi lapis dengan menggunakan bahan yang mudah diresorpsi oleh tubuh gambar 17-e.
6,15
Universitas Sumatera Utara
a b
c d
e Gambar 17.Prosedur operasi sliding genioplasty Tuinzing DB,dkk.Surgical
orthodontics.Elseiver
Maarssen.2005
Universitas Sumatera Utara
5.3 Perawatan pasca bedah