saluran nafas dan merusak organ pernafasan. Selama bayi tumbuh hingga dewasa, mandibula biasanya menjadi lebih lebar, lebih normal dalam posisinya, dan cenderung mudah
menyebabkan gangguan saluran nafas. Meskipun begitu, pada minggu awal kehidupan, hipoplasia mandibula dan adanya
perubahan pada bagian posterior lidah dapat menimbulkan gangguan pernafasan yang berat, khususnya jika bayi tetap dalam posisi berbaring. Oleh karena itu, bayi tersebut harus dijaga
dalam posisi telungkup, dan dalam kasus yang parah, intubasi nasoesophageal prolonged diperlukan.
7
Perlu diingat,bahwa bagaimanapun pertumbuhan pada kondilus masih tetap berlanjut hingga mencapai usia 20 tahun dan potensi pertumbuhan dipertahankan tidak terbatas, tidak
seperti kebanyakan sendi lain di dalam tubuh.
4
2.2 Etiologi
Hipoplasia mandibula dapat didefinisikan juga sebagai perubahan bentuk atau cacat pada mandibula. Perubahan bentuk berupa pembentukan yang abnormal dari bentuk atau
posisi dari bagian tubuh yang disebabkan oleh kekuatan mekanik ekstrinsik sehingga mempengaruhi perkembangan jaringan normal lainnya. Beberapa kasus hipoplasia mandibula
kemungkinan terjadi sebagai hasil dari perubahan bentuk yang disebabkan oleh keterbatasan saat masih dalam kandungan. Kasus lainnya dari hipoplasia mandibula kongenital merupakan
cacat yang merupakan hasil dari gangguan pertumbuhan intrinsik primer.
Tulang rawan dan tulang keras rahang mandibula dibentuk dari sel neural crest embrionic yang berasal dari bagian otak tengah dan belakang dari lipatan syaraf.
Perkembangan mandibula dimulai pada awal minggu keempat kehamilan, pada saat sel neural crest berpindah ke bagian depan kepala dan leher untuk memulai pembentukan
lengkung brankial. Lengkung brankial pertama membentuk dua penonjolan, prominensia
Universitas Sumatera Utara
mandibula dan maksila. Prominensia mandibula membentuk mandibula dan prominensia maksila membentuk maksila, zigoma dan bagian squamous dari tulang temporal.
Hipoplasia mandibula dipercaya disebabkan oleh kekurangan atau tidak sempurnanya pembentukan neural crest atau perpindahan ke lengkung brankial pertama selama minggu
keempat. Hasil dari ketidaksempurnaan ektomesenkim khususnya tulang zigoma, maksila dan mandibula adalah hipoplastika yang menyebabkan mandibula menjadi tidak
berkembang.
21
2.3 Patofisiologi
Penderita hipoplasia mandibula memiliki morfologi fasial yang berbeda dengan orang normal. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor patofisiologi yang diduga menjadi
penyebabnya, faktor fungsional, faktor sistemik, faktor struktural, dan faktor iatrogenik merupakan empat faktor patofisiologi yang dapat menyebabkan hipoplasia mandibula.
Faktor fungsional disebabkan oleh karena insersi dan aktivitas otot yang abnormal seperti pada deviasi septum nasal yang akan menyebabkan penyimpangan pola pertumbuhan
pada daerah fasial. Faktor sistemik meliputi kelainan-kelainan neurologik, vaskular, rheumatologik,
metabolik, hormonal, nutrisional, degeneratif, dan penyakit-penyakit infeksi. Faktor struktural berkaitan dengan hubungan biomekanis seseorang yang meliputi
malformasi skeletal yang parah, serta tidak sesuainya hubungan antar atau intra lengkungan rahang akibat cedera masa lalu.
Faktor iatrogenik terutama disebabkan karena intervensi bedah yang berulang kali pada saat tumbuh kembang.
Universitas Sumatera Utara
Pembedahan selain dapat mengurangi efek penyimpangan dari defesiensi fungsional dan dapat memperbaiki morfologi tidak normal dari wajah, tapi pembedahan juga
mempunyai pengaruh besar terhadap pertumbuhan fasial terutama mandibula.
1,21
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 OSTEODISTRAKSI