Tingkat penyebaran Tanda dan Gejala Kanker Payudara

16 Staging of Breast Carcinoma :  Stadium 0 DCIS termasuk penyakit Paget pada puting payudara dan LCIS  Stadium I Karsinoma invasif dengan ukuran 2 em atau kurang serta kelenjar getah bening negatif  Stadium IIA Karsinoma invasif dengan ukuran 2 em atau kurang disertai metastasis ke kelenjar getah bening atau karsinoma invasif lebih dari 2 cm, tetapi kurang dari 5 cm dengan kelenjar getah bening negatif  Stadium IIB Karsinoma invasif berukuran garis tengah lebih dari 2 em, tetapi kurang dari 5 em dengan kelenjar -kelenjar getah bening positif atau karsinoma invasif berukuran lebih dari 5 em tanpa keterlibatan kelenjar getah bening  Stadium IIIA Karsinoma invasif ukuran berapa pun dengan kelenjar getah bening terfiksasi yaitu invasi ekstranodus yang meluas di antara kelenjar getah bening atau menginvasi ke dalam struktur lain atau karsinoma berukuran garis tengah lebih dari 5 cm dengan metastasis kelenjar getah bening nonfiksasi  Stadium IIIB Karsinoma inflamasi, karsinoma yang menginvasi dinding dada, karsinoma yang menginvasi kulit, karsinoma dengan nodus kulit satelit, atau setiap karsinoma dengan metastasis ke kelenjar getah bening mamaria intema ipsilateral  Stadium IIIC  Stadium IV Metastasis ke tempat jauh

2.2.7. Tingkat penyebaran

Kanker payudara sebagian besar mulai berkembang di duktus, setelah itu baru menembus ke parenkim. Lima belas sampai empat puluh persen karsinoma payudara bersifat multisentris. Prognosis pasien ditentukan oleh tingkat penyebaran dan potensi metastasis. Bila tidak diobati, ketahanan hidup lima tahun adalah 16-22, sedangkan ketahanan hidup sepuluh tahun adalah 1-5. Ketahanan hidup bergantung pada tingkat penyakit, saat mulainya pengobatan, gambaran histopatologik, dan uji reseptor estrogen 17 yang bila positif lebih baik. Persentase ketahanan hidup lima tahun ditentukan pada penderita yang diobati lengkap. Pada tingkat I ternyata 15 meninggal dunia karena penentuan TNM dila- kukan secara klinik yang berarti metastasis kecil dan metastasis mikro tidak dapat ditemukan. Pada 85 orang yang hidup setelah lima tahun tentu termasuk penderita yang tidak sembuh dan menerima penanganan karena kambuhnya penyakit atau karena metastasis. .Demikian juga pada mereka yang tingkat II-IV.

2.2.8. Tanda dan Gejala Kanker Payudara

Benjolan di payudara biasanya mendorong penderita untuk ke dokter. Benjolan ganas yang kecil sukar dibedakan dengan benjolan tumor jinak, tetapi kadang dapat diraba benjolan ganas yang melekat pada jaringan sekitarnya. Bila tumor telah besar, perlekatan lebih jelas. Konsistensi kelainan ganas biasanya keras. Pengeluaran cairan dari puting biasanya mengarah ke papiloma atau karsinoma intraduktal, sedangkan adanya nyeri lebih mengarah ke kelainan fibriokistik. Pasien biasanya datang dengan keluhan benjolanmassa di payudara, rasa sakit, keluar cairan dari puting susu, timbulnya kelainan kulit dimpling, kemerahan, ulserasi, peau dorange, pembesaran kelenjar getah bening, atau tanda metastasis jauh. Setiap kelainan pada payudara harus dipikirkan ganas sebelum dibuktikan tidak. Dalam anamnesis juga ditanyakan adanya faktor- faktor risiko pada pasien, dan pengaruh siklus haid terhadap keluhan atau perubahan ukuran tumor. Untuk meminimalkan pengaruh hormon estrogen dan progesteron, sebaiknya pemeriksaan dilakukan kurang lebih 1 minggu dihitung dari hari pertama haid. Pada gambar 2.3. dapat dilihat tanda-tanda yang dapat ditemukan pada kanker payudara.Tanda lanjut dan khas pada kanker payudara dapat berupa retraksi puting, keluarnya cairan di payudara, perubahan warna menjadi seperti kulit jeruk dan terdapatnya benjolan serta ketidaknyamanan pada penderita tersebut. Juga terdapat gejala umum kanker lainnya seperti menurunnya berat badan dan tampak sakit sedang. R. Sjamsuhidajat, Wim de Jong. 1997 18 Gambar 2.3. Tanda dan gejala pada karsinoma mammae R. Sjamsuhidajat, Wim de Jong. 1997 Stadium awal pada kanker payudara biasanya tidak menunjukkan gejala, keadaan tersebut terutama didapatkan selama program skrining payudara. Jika pasien tidak melihat atau menyadari adanya benjolan, maka beberapa gejala di bawah ini bisa terlihat dan mengindikasikan adanya kemungkinan kanker payudara gambar 2.3. yaitu: • Perubahan pada ukuran dan bentuk payudara • Retraksi kulit Skin dimpling • Inversi puting atau perubahan kulit baru-baru ini Recent nipple inversion or skin change • Keluarnya cairan dari payudara pada satu duktus, terutama jika disertai darah Single-duct discharge, particularly if bloodstained • Terdapat benjolan di sekitar ketiak Axillary lump Merasa sakit atau tidak nyaman pada payudara tidak selalu harus ada pada gejala kanker payudara. Klinisi harus mewapadai adanya gejala-gejala metastasis, diantaranya: 19 • Merasa sulit untuk bernapas • Nyeri tulang • Gejala-gejala hiperkasemia • Distensi abdomen • Jaundice • Gejala neurologis fokal terlokalisasi • Perubahan fungsi kognitif Dalam evaluasi klinik, klinisi harus mempertimbangkan dan menanyakan beberapa faktor risiko kanker payudara yang spesifik, yaitu: • Usia – Kanker payudara sangat jarang terjadi pada usia di bawah 25 tahun. – Risiko meningkat seiring dengan peningkatan usia dan sering terjadi pada usia 50-55 tahun. – Usia adalah faktor risiko yang paling penting. • Genetik – Riwayat keluarga merupakan suatu faktor risiko. Risiko meningkat sampai lebih dari 4 kali jika ibu dan saudara perempuan terkena. Beberapa karakteristik riwayat keluarga yang mendukung peningkatan faktor risiko kanker payudara, diantaranya:  Terdapat dua anggota keluarga atau lebih yang terkena kanker payudara atau kanker ovarium  Terdapat kanker payudara yang terjadi pada usia kurang dari 50 tahun  Keluarga yang terkena kanker payudara maupun kanker ovarium  Terdapat seorang ataupun beberapa orang anggota keluarga dengan 2 jenis kanker. payudara dan ovarium maupun dua kanker payudara yang terpisah  Terdapat anggota keluarga laki-laki yang terkena kanker payudara – Seseorang dari keturunan Yahudi Ashkenazi memiliki faktor risiko dua kali lipat lebih besar. – Wanita-wanita Jepang dan Taiwan memiliki risiko seperlima lebih tinggi jika dibandingkan dengan wanita Amerika. – Mutasi BRCA1 and BRCA2 berhubungan dengan peningkatan risiko. 20 – Penderita Ataxia telangiectasia heterozygote memiliki 4 kali peningkatan faktor risiko. • Korelasi dengan penyakit lain – Risiko meningkat jika didapatkan adanya kanker payudara sebelumnya, kanker ovarium, kanker endometrium, ductal carcinoma in situ, hiperplasia kecuali kalau ringan, fibroadenoma kompleks, radial scar, papillomatosis, adenosis sklerosis, dan adenosis mikroglandular. – Risiko menurun jika terdapat kanker serviks. • Usia menstruasi – Beberapa faktor yang meningkatkan lamanya siklus menstruasi akan meningkatkan risiko, kemungkinan karena adanya peningkatan efek hormon estrogen endogen – Beberapa faktor termasuk 1 nulliparity, 2 hamil pertama saat usia lebih dari 30 tahun, 3 awal menstruasi saat usia kurang dari 13 tahun risiko 2 kali lipat, 4 menopause saat usia lebih dari 50 tahun, dan 5 tidak menyusui. • Obesitas: peningkatan risiko tampaknya terjadi karena konversi jaringan adiposa dari hormon androgen menjadi estrogen. • Kelas sosial ekonomi: Insidensi meningkat pada individu dengan kelas sosial ekonomi yang lebih tinggi. • Faktor-faktor eksogen – Terapi hormon meningkatkan risiko 1.35 kali untuk 5 tahun atau lebih masa penggunaan, biasanya 5 tahun setelah penghentian pemakaian. – Penggunaan kontrasepsi oral meningkatkan risiko 1.24 kali untuk 10 tahun masa penggunaan, biasanya 10 tahun setelah berhenti. Penggunaan pil progesteron tunggal tidak menunjukkan adanya hubungan dengan peningkatan risiko. – Penggunaan diethylstilbestrol akan meningkatkan risiko. – Konsumsi alkohol dihubungkan dengan peningkatan risiko, utamanya karena dapat meningkatkan kadar estrogen. – Irradiasi, terutama pada waktu dekade pertama, dihubungkan dengan peningkatan risiko kanker payudara. – Paparan dichlorodiphenyldichloroethylene, suatu metabolit insektisida dichlorodiphenyltrichloroethane DDT, meningkatkan risiko. 21 – Paparan terhadap agen-agen virus contohnya: mouse mammary tumor virus dihubungkan dengan peningkatan risiko. Emedicine, Breast cancer. Cited december 2010 available from; http:emedicine.medscape.comarticle263733-overview . Taken : 18 august 2010.

2.2.9. Penyebaran Kanker Payudara

Dokumen yang terkait

Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-40 Tahun Mengenai Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas Tahun 2010

0 38 68

Hubungan Usia Dan Tingkat Pendidikan Dengan Pengetahuan Wanita Usia 20-50 Tahun Tentang Periksa Payudara Sendiri (Sadari) di Rt 05 Dan Rt 07 Rw 02 Kelurahan Rempoa Tahun 2010

0 6 107

Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Pengetahuan Masyarakat Usia 20-45 Tahun Terhadap Penanganan Kanker Payudara Di Kompleks Taman Rempoa Indah RT 07/RW 02

0 23 56

Hubungan Antara Tingkat Pendidikan dengan Pengetahuan Wanita Tentang Faktor Risiko Kanker Payudara di Rw.02 Kompleks Taman rempoa Indah. Tahun 2010

0 5 74

Hubungan usia dengan tingkat pengetahuan tentang kanker payudara dan faktor risikonya di kompleks Taman Rempoa Indah rw 02 pada bulan September Tahun 2010

0 6 52

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENCEGAHAN KANKER PAYUDARA TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pencegahan Kanker Payudara Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Pada Wanita Usia Produktif Di Desa Sumur Musuk Boyolali

0 1 19

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENCEGAHAN KANKER PAYUDARA TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pencegahan Kanker Payudara Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Pada Wanita Usia Produktif Di Desa Sumur Musuk Boyolali

0 1 15

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KANKER PAYUDARA DENGAN SIKAP TERHADAP PERIKSA Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Kanker Payudara Dengan Sikap Terhadap Periksa Payudara Sendiri (SADARI) Pada Wanita Usia Produktif Di Desa Kalibening.

0 0 17

BAB 1 PENDAHULUAN Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Kanker Payudara Dengan Sikap Terhadap Periksa Payudara Sendiri (SADARI) Pada Wanita Usia Produktif Di Desa Kalibening.

0 0 7

55 HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KANKER SERVIKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR PADA WANITA USIA ANTARA 30 – 45 TAHUN

0 0 8