Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
4
ayat 275 yang menyatakan bahwa Allah SWT menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Oleh karena itu, semua transaksi di pasar modal yang
terdapat di dalamnya unsur riba, maka transaksi itu dilarang.
4
Syariah Islam juga melarang transaksi yang di dalamnya terdapat spekulasi dan mengandung gharar atau ketidakjelasan, yaitu transaksi yang
dimungkinkan terjadi penipuan, karena itu gharar termasuk dalam pengertian memakan harta orang lain secara bathil atau tidak sah. Demikian juga transaksi
atas barang yang belum dimiliki short selling atau bai’u maalaisa bimamluk,
Demikian juga atas segala sesuatu yang belum jelas. Oleh karena investasi di pasar modal tidak selalu sesuai dengan ketentuan syariah Islam, maka berinvestasi
di pasar modal harus dilakukan dengan sangat selektif dan dengan sangat hati- hati, sehingga tidak masuk dalam investasi yang bertentangan dengan syariah.
5
Sistem mekanisme pasar modal konvensional yang mengandung riba, maysir
dan gharar selama ini telah menimbulkan keraguan di kalangan umat Islam. Pasar modal syariah dikembangkan dalam rangka mengakomodasi
kebutuhan umat Islam di Indonesia yang ingin melakukan investasi di pasar modal sesuai dengan prinsip syariah. Hal ini berkenaan dengan anggapan
dikalangan sebagian umat Islam sendiri bahwa berinvestasi di pasar modal di satu sisi merupakan sesuatu yang tidak diperbolehkan diharamkan berdasarkan
4
Abdul Manan, Aspek Hukum dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal Syariah Indonesia
Jakarta: Kencana, 2009, h. 220-221.
5
Habib Nazir dkk, Ensiklopedi Ekonomi dan Perbankan Syariah, dalam Abdul Mannan, Aspek Hukum dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal Syariah Indonesia
Jakarta: Kencana, 2009, h. 221.
5
ajaran Islam, sementara di sisi lain Indonesia perlu memperhatikan dan menarik minat investor mancanegara untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia,
terutama investor dari Negara Timur Tengah yang diyakini merupakan investor potensial.
6
Mengingat pentingnya keberadaan sebuah pasar modal yang berprinsip syariah, maka pada tanggal 4 Oktober 2003, Dewan Syariah Nasional DSN
mengeluarkan Fatwa Nomor: 40DSN-MUIX2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal. Fatwa ini
dikeluarkan mengingat pasar modal di Indonesia telah lama berlangsung dan perlu mendapat kajian dan perspektif hukum Islam. Beberapa dasar hukum atas
pelaksanaan pasar modal ini harus sesuai dengan QS. an-Nisa ayat 29, al-Maidah ayat 1 dan al-Jumuah ayat 10 serta beberapa Hadis Rasulullsh SAW.
7
Dengan diterbitkannya fatwa-fatwa yang berkaitan dengan pasar modal, telah memberikan dorongan untuk mengembangkan alternatif sumber pembiayaan
yang sekaligus menambah alternatif instrumen investasi halal. Perkembangan pasar modal syariah saat ini ditandai dengan maraknya perusahaan yang listing di
Jakarta Islamic Index JII, penawaran umum Obligasi Syariah dan juga
Reksadana Syariah.
8
6
Abdul Hamid, Pasar Modal Syariah Jakarta: lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009, h.38.
7
Abdul Manan, Aspek Hukum dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal Syariah Indonesia
Jakarta: Kencana, 2009, h. 15.
8
Aziz Budi Setiawan, “Perkembangan Pasar Modal Syariah”, artikel diakses pada tanggal 1 Desember 2010 dari
http:www.iei.or.idpublicationfilesPerkembangan20Pasar20Modal20 Syariah.pdf
6
Momentum berkembangnya pasar modal berprinsip syariah di Indonesia dimulai pada tahun 1997, yakni dengan diluncurkannya Danareksa Syariah pada 3
Juli 1997 oleh PT. Danareksa Investment Management. Selanjutnya Bursa Efek Jakarta kini telah bergabung dengan Bursa Efek Surabaya, menjadi Bursa Efek
Indonesia bekerjasama dengan PT. Danareksa Investment Management meluncurkan Jakarta Islamic Index JII pada tanggal 3 Juli 2000 yang bertujuan
untuk memandu investor yang ingin menanamkan dananya secara syariah. Dengan hadirnya indeks tersebut, maka para pemodal telah disediakan saham-
saham yang dapat dijadikan sarana berinvestasi dengan penerapan prinsip syariah.
9
Secara umum, selama tiga tahun terakhir sejak pertengahan 2007 sampai dengan oktober 2009, indeks JII menunjukkan pola pergerakan yang sangat
fluktuatif dalam rentang range yang sangat besar. Setelah berhasil mencapai break high
sepanjang sejarah pasar modal pada level 521,433, indeks JII ikut terperosok jatuh begitu dalam akibat krisis ekonomi global yang dipicu oleh
memburuknya perekonomian AS dan sebagian Eropa. Krisis ekonomi global yang dipicu oleh kehancuran ”backed securities” dengan underlying kredit perumahan
kualitas rendah subprime mortgage. Indeks JII sempat terpuruk sangat dalam hingga mencapai level terendahnya 166,917 pada September 2008. Saham-saham
9
Supriyanto, “Perkembangan Pasar Modal Berbasis Syariah di Indonesia”, artikel diakses pada tanggal 27 September 2010 dari
http:aasupri.blog.friendster.com200810perkembangan-pasar- modal-berbasis-syariah-di-indonesia
7
andalan JII yang selama ini menjadi motor penggerak indeks justru menjadi sumber kejatuhan hingga level terburuk sejak 2004.
10
Jakarta Islamic Index dimaksudkan untuk digunakan sebagai tolok ukur
benchmark untuk mengukur kinerja suatu investasi pada saham dengan basis syariah. Melalui indeks ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor
untuk mengembangkan investasi dalam ekuiti secara syariah,
11
mengingat berkurangnya tingkat kepercayaan investor dalam berinvestasi semenjak krisis
keuangan global Tahun 2008 melanda Amerika dan negara Eropa lainnya, termasuk juga Indonesia. Oleh sebab itu peneliti ingin melakukan analisis
mengenai kinerja saham syariah yang termasuk dalam kategori Jakarta Islamic Index
dengan membandingkan kinerjanya pada masa pra-krisis, pada masa krisis dan masa pemulihan krisis global yang terjadi pada tahun 2007 hingga tahun
2009. Karenanya, peneliti memilih judul
“Perbandingan Kinerja Saham Syariah Periode 2007-2009
”.