28
2. Jakarta Islamic Index
Jakarta Islamic Index adalah indeks saham yang didasarkan pada
prinsip syariah. Saham dalam JII terdiri atas 30 saham yang keanggotaannya akan terus ditinjau secara berkala berdasarkan kinerja transaksi di
perdagangan bursa, rasio-rasio keuangannya, dan ketaatannya pada prinsip- prinsip syariah sebagaimana termaktub dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional
No. 05DSN-MUIIV2000 Tentang Jual Beli Saham dan Fatwa No. 40DSN- MUIX2003 Tentang Pasar Modal serta Pedoman Umum Penerapan Prinsip
Syariah di Bidang Pasar Modal.
18
Saham yang dapat masuk ke dalam saham syariah harus memenuhi syarat atau kriteria yang disebutkan dalam peraturan
Bapepam-LK terkait pasar modal syariah yaitu Peraturan Nomor IX.A.13 Kep-181BL2009 Tentang Penerbitan Efek Syariah dan Peraturan Nomor
II.K.1 Kep-180BL2009 Tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah.
Adapun proses seleksi penetapan masuknya saham syariah dalam listing
JII mencakup seleksi syariah, yaitu kegiatan emiten atau perusahaan yang bertentangan dengan prinsip hukum syariah Islam tidak diperkenankan
masuk dalam JII berdasarkan Peraturan IX.A.13 seperti: a.
Perjudian dan permainan yang tergolong judi b.
Perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan barangjasa. c.
Perdagangan dengan penawaranpermintaan palsu
18
Muhammad Nafik HR, Bursa Efek Investasi Syariah Jakarta: Serambi, 2009, h. 260.
29
d. Bank berbasis bunga
e. Perusahaan pembiayaan berbasis bunga
f. Jual beli risiko yang mengandung unsur ketidakpastian gharar danatau
judi maysir, antara lain asuransi konvensional g.
Memproduksi, mendistribusikan,
memperdagangkan danatau
menyediakan : 1
Barangjasa haram zatnya haram li-dzatihi 2
Barangjasa haram bukan karena zatnya haram li-ghairihi yang ditetapkan oleh DSN-MUI
3 danatau, barangjasa yang merusak moral dan bersifat mudharat
h. Melakukan transaksi yang mengandung unsur suap risywah.
Sedangkan kriteria rasio keuangan yang harus dipenuhi oleh emiten berdasarkan Peraturan II.K.1 yaitu :
a. Total utang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total ekuitas tidak
lebih dari 82 b.
Total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan dengan total pendapatan usaha revenue dan pendapatan lain-lain tidak
lebih dari 10 . Dan untuk tahapan atau seleksi yang digunakan untuk menentukan
saham-saham yang masuk dalam perhitungan JII antara lain
19
: a.
kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak bertentangan
19
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Jakarta: Kencana, 2009 h. 131- 132.
30
dengan prinsip syariah dan sudah tercatat lebih dari 3 bulan kecuali termasuk dalam 10 kapitalisasi besar.
b. memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tengah tahun
berakhir yang memiliki rasio Kewajiban terhadap Aktiva maksimal sebesar 90
c. 60 saham dari susunan saham diatas berdasarkan urutan rata-rata
kapitalisasi pasar terbesar selama satu tahun terakhir. d.
30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas rata-rata nilai perdagangan reguler selama satu tahun terakhir.
Pengkajian ulang akan dilakukan setiap enam bulan sekali dengan penentuan komponen indeks pada awal bulan Januari dan Juli setiap
tahunnya. Sedangkan perubahan jenis usaha emiten akan dimonitor secara terus-menerus berdasarkan data publik dan media.
20
C. Return
Return saham adalah tingkat keuntungan yang akan diperoleh oleh
investor yang menanamkan dananya di pasar modal. Sumber-sumber return investasi terdiri dari dua komponen utama yaitu, yield dan capital gain loss.
Yield merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau
pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi. Yield ditunjukkan oleh besarnya dividen yang diperoleh oleh pemegang saham. Sedangkan capital
20
Ibid., h. 132.
31
gain loss sebagai komponen kedua dari return yang merupakan kenaikan atau
penurunan harga suatu surat berharga yang bisa memberikan keuntungan atau kerugian bagi investor.
21
Return saham dapat dihitung dengan cara:
Ri = Ln Pt Pt - 1
Dimana: Ri
= return hari ini Ln
= natural log Pt
= harga saham i hari ini Pt-1
= harga saham i kemarin
D. Risiko
Risiko sebagai volatility dari suatu hasil yang tidak diekspektasi, secara general
nilai dari aset atau kewajiban dari bunga. Risiko menurut Brigham dan Gapenski yang dikutip oleh Ahmad Rodoni
22
ialah kemungkinan keuntungan yang diterima lebih kecil dari keuntungan yang diharapkan. Karenanya risiko
mempunyai dua dimensi, yaitu menyimpang lebih besar atau kecil dari return yang diharapkan. Dari sini muncul konsep ukuran penyebaran yang dimaksudkan
untuk mengetahui besarnya kemungkinan nilai yang akan kita peroleh menyimpang dari nilai yang diharapkan. Ukuran ini dinyatakan dalam standar
21
Eduardus Tandelilin, Portofolio dan Investasi, Teori dan Aplikasi Yogyakarta: Kanisius, 2010, h. 102.
22
Eugene Brigham dan Joel Houston, Fundamental of Financial Management , dalam Ahmad Rodoni, Investasi Syariah Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009, h. 48.
32
deviasi atau variance bentuk kuadrat dari standar deviasi yang merupakan ukuran untuk risiko total. Nilai standar deviasi dapat diformulasikan dengan
rumus:
Dimana: σ
2
= variance
σ = standar deviasi X
i
= actual return
X = expected return n-1 = jumlah observasi dikurangi satu
Analisis investasi modern membagi risiko total menjadi dua bagian, yaitu risiko sistematis dan risiko tidak sistematis
23
: 1.
Risiko Sistematis Risiko sistematis adalah risiko yang disebabkan oleh faktor-faktor
makro yang mempengaruhi semua sekuritas sehingga tidak dapat dihilangkan dengan diversifikasi, yaitu pembentukan portofolio melalui pemilihan
kombinasi sejumlah aset sedemikian rupa sehingga risiko investasi dapat diminimalkan. Risiko sistematis ini tercermin dalam beta saham. Faktor-
faktor makro yang mempengaruhinya yakni kondisi perekonomian, perubahan
23
Suad Husnan, Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Yogyakarta, 2001, dalam Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, Investasi Pada Pasar Modal Syariah, Cet.II
Jakarta: Kencana, 2008, h. 16.
σ = � =
�
�
− � �−
33
tingkat suku bunga, inflasi, kebijakan pajak dan lain-lain. Faktor-faktor ini menyebabkan adanya kecenderungan semua saham untuk bergerak bersama,
sehingga selalu ada dalam setiap saham. 2.
Risiko Tidak Sistematis Risiko tidak sistematis adalah risiko yang disebabkan oleh faktor-
faktor unik pada suatu sekuritas dan dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi. Risiko ini timbul karena faktor-faktor mikro yang ada pada
perusahaan atau industri tersebut. Faktor-faktor tersebut antara lain: struktur modal, struktur aktiva, tingkat likuiditas, ukuran perusahaan serta kondisi dan
lingkungan kerja.
E. Risk Adjusted Performance
Dalam dekade yang lalu telah terjadi kemajuan besar dalam metode penilaian kinerja saham. Ukuran kinerja investasi dengan metode ini mengukur
kinerja dengan menggunakan satu parameter atau ukuran tertentu. Parameter dan ukuran tersebut dikaitkan dengan risiko, baik risiko total maupun risiko
sistematis. Konsep ini didasarkan pada gabungan antara return dan risiko risk adjusted performance
. Sharpe 1966 mengukur kinerja sekuritas dengan total risiko sebagai indikator, sedangkan Treynor 1965 dan Jensen 1968 mengukur
kinerja sekuritas dengan risiko sistematis beta sebagai indikator. Secara teoritis, ukuran Risk Adjusted Performance tersebut memungkinkan dilakukannya