Ventilasi Kepadatan Hunian Faktor-Faktor yang Mempengaruhi ISPA 1. Umur

Secara umum efek pencemaran udara terhadap saluran pernapasan dapat menyebabkan terjadinya: a.1. Iritasi pada saluran pernapasan, hal ini dapat menyebabkan pergerakan silia menjadi lambat , bahkan berhenti, sehingga mekanisme pembersihan saluran pernapasan menjadi terganggu a.2. Peningkatan produksi lendir akibat iritasi bahan pencemar a.3. Produksi lendir dapat menyebapkan penyempitan saluran pernapasan a.4. Rusaknya sel pembunuh bakteri saluran pernapasan a.5. Pembengkakan saluran pernapasan dan merangsang pertumbuhan sel sehingga saluran pernapasan menjadi menyempit a.6. Lepasnya silia dan lapisan sel selaput lendir Akibat hal tersebut di atas maka menyebabkan terjadinya kesulitan bernapas, sehingga benda asing termasuk Mikroorganisme tidak dapat dikeluarkan dari saluran pernapasan dan hal ini akan memudahkan terjadinya infeksi saluran pernapasan Soewasti, 2000.

7. Ventilasi

Ventilasi adalah suatu usaha untuk menyediakan udara segar, mencegah akumulasi gas beracun dan mikroorganisme, memelihara temperatur dan kelembaban optimum terhadap udara di dalam ruangan. Ventilasi yang baik akan memberikan rasa nyaman dan menjaga kesehatan penghuninya Mukono, 1997. Universitas Sumatera Utara Penelitian yang dilakukan oleh Soewasti 2000 membuktikan bahwa ventilasi berhubungan dengan kejadian ISPA. Penderita ISPA banyak di temukan pada masyarakat yang mempunyai Ventilasi rumah dengan perhawaan paling kecil 0-0,99 m.

8. Kepadatan Hunian

Kepadatan hunian dapat mempengaruhi kualitas udara di dalam rumah, dimana semakin banyak jumlah penghuni maka akan semakin cepat udara di dalam rumah akan mengalami pencemaran. Hal ini sesuai dengan penelitian Achmadi 1990 yang dikutip oleh Chahaya 2005, bahwa rumah yang padat sering kali menimbulkan gangguan pernapasan terutama pada anak-anak dan pengaruh lain pada anak-anak adalah mereka menekan tumbuh kembang mentalnya. Menurut hasil penelitian Hidayati 2003 yang di kutip oleh Agustama 2005 menunjukkan bahwa dengan kepadatan rumah yang tidak memenuhi syarat terhadap terjadinya ISPA pada balita sebesar 68 dimana jika terjadi kepadatan dalam hunian kamar akan menyebabkan efek negatif terhadap kesehatan fisik, mental maupun moril. Rumah dengan penghuni kamar yang padat akan memudahkan terjadinya penularan penyakit saluran pernapasan. Universitas Sumatera Utara 2.2. Status Gizi 2.2.1. Pengertian Status Gizi Status gizi adalah tingkat keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan zat gizi dan penggunaan zat-zat gizi tersebut, atau keadaan fisiologik akibat dari tersedianya zat gizi dalam seluler tubuh Supariasa, 2002, sedangkan menurut Soekirman 2000, status gizi adalah keadaan kesehatan fisik seseorang atau sekelompok orang yang ditentukan dengan salah satu atau kombinasi dari ukuran- ukuran gizi tertentu.

2.2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Gizi

Status gizi seorang anak pada umumnya dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut Soekirman, 2000: a. Penyebab Langsung, yaitu makanan anak dan penyakit infeksi yang mungkin diderita anak. Anak yang mendapat makanan yang cukup baik tetapi sering diserang penyakit infeksi dapat berpengaruh terhadap status gizinya. Begitu juga sebaliknya anak yang makananya tidak cukup baik, daya tahan tubuhnya pasti lemah dan akhirnya mempengaruhi status gizinya. b. Penyebab tidak langsung, yang terdiri dari: a. Ketahanan pangan di keluarga, terkait dengan ketersediaan pangan baik dari hasil produksi sendiri maupun dari pasar atau sumber lain, harga pangan dan daya beli keluarga, serta pengetahuan tentang gizi dan kesehatan. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Status Gizi dan Indeks Prestasi Anak SD Negeri No. 173441 Menurut Tahun Kelahiran Sebelum dan Saat Serta Sesudah Krisis Moneter di Kecamatan Onan Ganjang Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2006

0 32 81

Hubungan Antara Status Ibu Bekerja atau Ibu TidakBekerja Dengan Status Gizi Anak Balita di Kecamatan Medan Tembung.

5 42 70

Perbedaan Status Gizi Balita yang Berada di Wilayah Kerja Posyandu Madya dengan Posyandu Purnama di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru

2 54 72

Gambaran Kecenderungan Status Gizi Anak Baru Masuk Sekolah Dasar Di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2007-2010

2 41 132

Status Gizi Balita Berdasarkan Indikator Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) Di Kelurahan Labuhan Deli Medan Marelan Tahun 2009

2 73 101

HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN DIARE DENGAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI KELURAHAN BEKONANG KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO.

0 0 6

HUBUNGAN KESAKITAN ISPA DAN DIARE DENGAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI DESA SELODOKO KECAMATAN AMPEL Hubungan Kesakitan ISPA dan Diare dengan Status Gizi Anak Balita di Desa Selodoko Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali.

0 1 17

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN GIZI IBU, TINGKAT KONSUMSI PANGAN DENGAN STATUS GIZI ANAK DI BAWAH DUA TAHUN DI Hubungan Antara Pengetahuan Gizi Ibu, Tingkat Konsumsi Pangan Dengan Status Gizi Anak Di Bawah Dua Tahun Di Kelurahan Kestalan Kecamatan Banjarsa

0 1 16

HUBUNGAN FREKUENSI BERULANGNYA ISPA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI KELURAHAN JEBRES SURAKARTA.

0 0 1

Hubungan Frekuensi Berulangnya ISPA dengan Status Gizi Balita di Kelurahan Jebres Surakarta IMG 20160222 0001

0 0 1