Jenis dan Rancangan Penelitian Defenisi Operasional Aspek Pengukuran

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini bersifat deskriptif analitik yaitu menggambarkan hubungan kejadian ISPA dengan status gizi pada balita. Disain yang dipakai adalah studi potong lintang cross-sectional. 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Tangkahan Kecamatan Medan Labuhan. Penentuan lokasi dilakukan secara purposif, artinya penentuan daerah penelitian berdasarkan pertimbangan masih tingginya jumlah kasus ISPA pada balita di kelurahan tersebut yaitu jumlah kunjungan balita penderita ISPA pada bulan Januari 2008 sampai bulan Agustus 2008 berjumlah 241 orang berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Pembantu Kelurahan Tangkahan Kecamatan Medan Labuhan.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2008 sampai dengan bulan September 2009. Universitas Sumatera Utara 3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua balita di Kelurahan Tangkahan Kecamatan Medan Labuhan. Jumlah populasi pada saat penelitian adalah sebanyak 284 orang.

3.3.2. Sampel

Sampel adalah sebagian populasi yang dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut Notoatmodjo, 2005: N n = 1+N d 2 Keterangan : N : Besar populasi =284 n : Jumlah sampel d : Tingkat kepercayaan yang diinginkan = 0,1 Sehingga : 284 n = 1+284 0,1 2 284 n= 3,84 = 73,9 ≈ 74 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan perhitungan tersebut maka besar sampel dalam penelitian ini sebanyak 74 orang. Penentuan jumlah sampel tiap lingkungan dilakukan perhitungan secara proporsional dengan ketentuan : Jumlah balita per lingkungan Jumlah sampel per lingkungan = x n Populasi Tabel 3.1. Perhitungan Sampel Per Lingkungan di Kelurahan Tangkahan Kecamatan Medan Labuhan Lingkungan Jumlah Populasi Jumlah Sampel Lingkungan I 25 7 Lingkungan II 42 11 Lingkungan III 36 9 Lingkungan IV 68 18 Lingkungan V 30 8 Lingkungan VI 27 7 Lingkungan VII 24 6 Lingkungan VIII 32 8 Jumlah 284 74 3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Data Primer Data primer diperoleh dengan wawancara dengan menggunakan kuesioner pada Ibu yang mempunyai anak balita, meliputi: a. Karakteristik responden umur dan pendidikan b. Karakteristik anak umur, tanggal lahir dan jenis kelamin c. Data berat badan dan tinggi badan anak balita diperoleh dengan melakukan pengukuran Universitas Sumatera Utara d. Data penyakit ISPA diperoleh dari wawancara langsung pada responden dan pemeriksaan yang dilakukan oleh petugas medis dari Puskesmas Tangkahan Kecamatan Medan Labuhan serta menghitung jumlah napas balita per menit.

3.4.2. Data Sekunder

Meliputi gambaran umum wilayah dan data keluarga yang mempunyai anak balita di Kelurahan Tangkahan Kecamatan Medan Labuhan diperoleh dari Kantor Lurah dan Puskesmas setempat.

3.5. Defenisi Operasional

1. Tingkat keparahan ISPA adalah derajat penyakit infeksi saluran Pernapasan yang diderita balita meliputi infeksi saluran pernapasan hidung, telinga, tenggorokan diklasifikasikan berdasarkan gejala- gejala yang diderita oleh balita dan dibagi menjadi ISPA ringan, ISPA sedang dan ISPA berat. 2. Status gizi adalah keadaan gizi balita yang ditentukan dengan melakukan pengukuran antropometri berat badan menurut umur kemudian diinterpretasikan dengan standar WHO-NCHS dengan menggunakan indikator BBU, TBU dan BBTB. Berat badan dan tinggi badan balita yang diambil adalah berat badan dan tinggi badan yang diukur pada saat penelitian. 3. Frekuensi kejadian ISPA adalah berapa kali balita mengalami ISPA dalam satu bulan terakhir. Universitas Sumatera Utara

3.6. Aspek Pengukuran

1. Status gizi diukur dengan menggunakan indikator Berat Badan menurut Umur BBU, Tinggi Badan menurut Umur TBU dan Berat Badan menurut Umur BBTB kemudian diinterpretasikan berdasarkan standar WHO-NCHS. a. Indeks BBU - Gizi lebih : bila nilai Z-Score +2 SD - Gizi baik : bila nilai Z-Score terletak antara -2 SD  Z  +2 SD - Gizi kurang : bila nilai Z-Score terletak antara -3 SD  Z-2 SD - Gizi buruk : bila nilai Z-Score -3 SD b. Indeks TBU - Normal : -2 SD sampai +2 SD - Pendek : -2 SD c. Indeks BBTB - Gemuk : +2 SD - Normal : -2 SD sampai +2 SD - Kurus : -2 SD sampai -3 SD - Kurus Sekali : -3 SD 2. Tingkat keparahan ISPA yaitu derajat penyakit ISPA yang diderita balita berdasarkan gejala-gejala yang diderita oleh balita yang dibagi menjadi: 3. ISPA ringan yaitu ditandai dengan gejala-gejala: Batuk dan Pilek dengan atau tanpa demam Universitas Sumatera Utara 4. ISPA sedang yaitu ditandai dengan gejala-gejala: 1.Batuk 2.Pilek dengan atau tanpa demam 3.Pernapasan cepat - Umur 1 tahun : 50 kali per menit atau lebih - Umur 1-5 tahun : 40 kali per menit d. Wheezing mengi yaitu napas bersuara e. Sakit atau keluar cairan dari telinga f. Bercak kemerahan campak 3. ISPA berat yaitu itandai dengan gejala-gejala: a. Batuk b.Pilek dengan atau tanpa demam c. Pernapasan cepat - Umur 1 tahun : 50 kali per menit atau lebih - Umur 1-5 tahun : 40 kali per menit d. Wheezing mengi yaitu napas bersuara e. Sakit atau keluar cairan dari telinga f. Bercak kemerahan campak g. Penarikan dinding dada h. Kesadaran menurun i. Bibirkulit pucat kebiruan j. Stridor yaitu napas seperti mengorok Universitas Sumatera Utara 3. Frekuensi kejadian ISPA yaitu angka yang menyatakan berapa kali menderita sakit dalam satu bulan terakhir, yang dikategorikan menjadi:  1 kali  2 kali  3 kali  3 kali

3.7. Pengolahan dan Analisis Data

Dokumen yang terkait

Status Gizi dan Indeks Prestasi Anak SD Negeri No. 173441 Menurut Tahun Kelahiran Sebelum dan Saat Serta Sesudah Krisis Moneter di Kecamatan Onan Ganjang Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2006

0 32 81

Hubungan Antara Status Ibu Bekerja atau Ibu TidakBekerja Dengan Status Gizi Anak Balita di Kecamatan Medan Tembung.

5 42 70

Perbedaan Status Gizi Balita yang Berada di Wilayah Kerja Posyandu Madya dengan Posyandu Purnama di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru

2 54 72

Gambaran Kecenderungan Status Gizi Anak Baru Masuk Sekolah Dasar Di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2007-2010

2 41 132

Status Gizi Balita Berdasarkan Indikator Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) Di Kelurahan Labuhan Deli Medan Marelan Tahun 2009

2 73 101

HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN DIARE DENGAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI KELURAHAN BEKONANG KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO.

0 0 6

HUBUNGAN KESAKITAN ISPA DAN DIARE DENGAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI DESA SELODOKO KECAMATAN AMPEL Hubungan Kesakitan ISPA dan Diare dengan Status Gizi Anak Balita di Desa Selodoko Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali.

0 1 17

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN GIZI IBU, TINGKAT KONSUMSI PANGAN DENGAN STATUS GIZI ANAK DI BAWAH DUA TAHUN DI Hubungan Antara Pengetahuan Gizi Ibu, Tingkat Konsumsi Pangan Dengan Status Gizi Anak Di Bawah Dua Tahun Di Kelurahan Kestalan Kecamatan Banjarsa

0 1 16

HUBUNGAN FREKUENSI BERULANGNYA ISPA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI KELURAHAN JEBRES SURAKARTA.

0 0 1

Hubungan Frekuensi Berulangnya ISPA dengan Status Gizi Balita di Kelurahan Jebres Surakarta IMG 20160222 0001

0 0 1