Pengujian Aktivitas Antimikroba Pengaruh Iradiasi Gamma pada Aktivitas Antibakteri Kombinasi Ekstrak Etanol Temu Putih (Curcuma zedoaria (Christm.) Roscoe.) dan Sambiloto (Andrographis paniculata Ness) terhadap Bacillus subtilis ATCC 6633 dan Staphylococc

9 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta c. Cara ekstraksi lainnya seperti ekstraksi berkesinambungan, superkritikal karbondioksida, ekstraksi ultrasonik, ekstraksi energi listrik Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, 2000.

2.5 Pengujian Aktivitas Antimikroba

Antimikroba adalah senyawa khas yang dihasilkan atau diturunkan oleh organisme hidup, termasuk struktur analognya dibuat sintetik yang dalam kadar rendah mampu menghambat proses penting dalam kehidupan satu atau lebih mikroorganisme Myllyniemi, 2004. Berdasarkan mekanisme kerjanya, antimikroba dibagi dalam lima kelompok yaitu antimikroba yang menghambat metabolisme sel mikroba, menghambat sintesis dinding sel mikroba, mengganggu keutuhan membran sel mikroba, menghambat sintesis protein sel mikroba, dan menghambat sintesis asam nukleat sel mikroba Farmakologi dan Terapi, 2009. Pengujian aktivitas antimikroba secara in vitro bertujuan untuk mengetahui senyawa atau obat antimikroba yang dapat digunakan untuk mengatasi infeksi oleh mikroba tersebut. Terdapat bermacam-macam metode uji antimikroba seperti:

2.5.1 Metode Difusi

Zat antimikroba ditentukan aktivitasnya berdasarkan kemampuan berdifusi pada lempeng agar yang telah diinokulasi dengan mikroba uji. Pengamatan yang dilakukan adalah dengan melihat ada atau tidaknya zona hambatan daerah bening yang tidak nampak adanya pertumbuhan bakteri yang terbentuk disekeliling zat antimikroba. Metode ini dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu:  Teknik cakram disc Metode ini melibatkan kertas cakram yang berfungsi sebagai tempat menampung zat antimikroba. Kertas cakram ini diletakkan dipermukaan medium padat agar yang mengandung kultur mikroorganisme yang telah ditumbuhkan. Beberapa cakram multidiscs mengandung berbagai obat yang berbeda yang akan diuji dan informasi yang diperoleh dari cakram tersebut tidak hanya menentukan antibiotik atau obat yang mungkin efektif terhadap infeksi tertentu, tetapi juga obat yang tidak efektif. Lempeng agar yang telah ditanami kuman kemudian diinkubasi pada suhu 37 o C selama 18-24 jam. 10 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Hambatan akan terlihat sebagai daerah yang tidak memperlihatkan adanya pertumbuhan kuman di sekitar cakram. Lebar daerah hambatan ini tergantung pada daya resap obat ke dalam agar dan kepekaan kuman terhadap obat tersebut.  Teknik parit ditch Suatu lempeng agar yang telah diinokulasi oleh bakteri uji dibuat sebidang parit. Kemudian parit ini diisi dengan zat uji dan diinkubasikan pada suhu 37 O C selama 18-24 jam. Hasil pengamatan dilihat dengan melihat ada atau tidaknya zona hambatan di sekeliling parit.  Teknik lubang holecup Dalam metode ini lempeng agar yang telah diinokulasi oleh bakteri uji selanjutnya diisi dengan zat uji. Cara lain yang dapat digunakan adalah dengan meletakkan cangkir porselen kecil yang biasa dikenal dengan fish spines di atas medium agar dan diisi dengan larutan yang akan diuji. Kemudian diinkubasi pada suhu 37 O C selama 18-24 jam. Dilakukan pengamatan dengan melihat ada atau tidaknya zona hambatan di sekeliling lubang Edwards, 1980.

2.5.2 Metode Dilusi

Metode dilusi dibedakan menjadi dua yaitu dilusi cair broth dilution dan dilusi padat solid dilution  Metode dilusi cairbroth dilution test serial dilution Metode ini mengukur MIC minimum inhibitory concentration atau kadar hambat minimum, KHM dan MBC minimum bactericidal concentration atau kadar bunuh minimum, KBM. Cara yang dilakukan adalah dengan membuat seri pengenceran zat antimikroba pada medium cair yang ditambahkan dengan mikroba uji. Larutan uji zat antimikroba pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan mikroba uji ditetapkan sebagai KHM. Larutan yang ditetapkan sebagai KHM tersebut selanjutnya dikultur ulang pada media cair tanpa penambahan mikroba uji ataupun zat antimikroba, dan diinkubasi selama 18-24 jam. Media cair yang tetap terlihat jernih setelah inkubasi ditetapkan sebagai KBM. 11 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta  Metode dilusi padatsolid dilution test Metode ini serupa dengan metode dilusi cair namun menggunakan media padat solid. Keuntungan metode ini adalah satu konsentrasi agen antimikroba yang diuji dapat digunakan untuk menguji beberapa mikroba uji Pratiwi, 2008.

2.6 Radiasi Sinar Gamma

Dokumen yang terkait

Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Manggis terhadap Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, Escherichia coli, dan Pseudomonas aeruginosa secara In vitro

0 53 68

Pengaruh Iradiasi Gamma terhadap Aktivitas Antibakteri Kombinasi Ekstrak Etanol Temu Putih (Curcuma zedoaria (Christm.) Roscoe.) dan Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl.) pada Bakteri Bacillus subtilis dan Staphylococcus aureus

2 21 86

AKTIVITAS ANTIBAKTERI MINYAK ATSIRI RIMPANG TEMU PUTIH (Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe) DAN KULIT Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Rimpang Temu Putih (Curcuma Zedoaria (Berg.) Roscoe) Dan Kulit Kayu Lawang Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus Dan

0 3 12

AKTIVITAS ANTIBAKTERI MINYAK ATSIRI RIMPANG TEMU PUTIH (Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe) DAN KULIT KAYU Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Rimpang Temu Putih (Curcuma Zedoaria (Berg.) Roscoe) Dan Kulit Kayu Lawang Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus

0 1 15

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL RIMPANG KUNYIT PUTIH (Curcuma mangga Val.) TERHADAP Staphylococcus aureus ATCC 6538 Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Curcuma mangga Val.) Terhadap Staphylococcus Aureus ATCC 6538 DAN

0 1 15

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL RIMPANG KUNYIT PUTIH (Curcuma mangga Val.) TERHADAP Staphylococcus aureus ATCC 6538 Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Curcuma mangga Val.) Terhadap Staphylococcus Aureus ATCC 6538 DAN

2 10 17

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L.) TERHADAP Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) Terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923, Shigella sonnei ATCC 9290, Dan Escherichia coli ATCC 25

0 1 11

BAB 1 Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) Terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923, Shigella sonnei ATCC 9290, Dan Escherichia coli ATCC 25922.

0 2 9

Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol Bunga Petai (Parkia speciosa) terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan Escherichia coli ATCC 25922.

2 24 145

Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol Daun Petai (Parkia speciosa Hassk.) terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan Escherichia coli ATCC 25922.

2 18 141