dengan Gadai emas PT. Bank Sumut Syariah akan mengalami kenaikan dengan asumsi di ceteris paribus.
2. Faktor Harga taksiran Barang X
2
Harga taksiran barang menjelaskan jumlah maksimal pinjaman yang diperoleh nasabah yang mencapai 80 dari taksiran emas yang disesuaikan
dengan harga standart emas, dengan demikian para nasabah dapat dengan mudah menggadaikan emasnya hal ini lebih tinggi dibandingkan dengan bank
Konvensional yang menaksir emas 70 saja, dengan demikian Minat nasabah dalam menggunakan produk Qardh dengan Gadai emas di PT. Bank Sumut
Syariah cabang Medan mengalami kenaikan dengan Asumsi di Ceteris paribus. 3. Faktor prosedur pencairan pinjaman X
3
Prosedur pencairan pinjaman adalah menyangkut sistem kerja yang di terapkan di PT. Bank Sumut syariah dalam hal transaksi gadai, terutama dilihat
dari tingkat fleksibilitas, kemudahan, dan kesederhanaan persyaratan dalam hal pencairan pinjaman kepada nasabah, hal ini dapat mempermudah akses dalam
memperoleh pinjaman dari pihak Bank kepada pihak nasabah dengan demikian para nasabah tidak perlu bersusah payah memperoleh pinjaman. Dengan demikian
Minat nasabah dalam menggunakan produk Qardh dengan gadai emas di PT. Bank Sumut Syariah cabang Medan mengalami kenaikan dengan Asumsi di
Ceteris Paribus.
3.8.2. Model Analisis Data
Model analisis yang digunakan dalam menganalisa adalah model ekonometrika, sedangkan metode yang dipakai adalah metode OLS Ordinary
Least Squares atau metode kuadrat terkecil biasa. Metode ini dikemukakan oleh
Universitas Sumatera Utara
Carls Friedrich Gauss. Data-data yang digunakan, dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan analisis statistik yaitu persamaan regresi linier berganda.
Variabel independen yang mempengaruhi variabel dependen dinyatakan dalam fungsi sebagai berikut:
Y=fX
1
, X
2
, X
3
,…………………………………………………1 Kemudian dibentuk dalam model ekonometrika dengan persamaan sebagai
berikut: Y= α + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+ e………………………2 Dimana:
Y = Minat Nasabah dalam Qardh dengan Gadai Emas
α = Konstanta
X
1
= Promosi skor X
2
= Harga Taksiran Barang skor X
3
= Prosedur pencairan Pinjaman skor b
1,
b
2,
b
3,
= koefisien regresi yag akan dicari e = error term variabel pengganggu
Bentuk hipotesisnya sebagai berikut :
1
. 1
X Y
∂ ∂
0, artinya jika terjadi kenaikan pada X
1
Promosi maka Y Minat nasabah dalam Qardh dengan Gadai Emas mengalami
kenaikan, ceteris paribus.
Universitas Sumatera Utara
2
. 2
X Y
∂ ∂
0, artinya jika terjadi kenaikan pada X
2
Harga Taksiran Barang maka Y Minat nasabah dalam Qardh dengan Gadai
Emas mengalami kenaikan, ceteris paribus.
3
. 3
X Y
∂ ∂
0, artinya jika terjadi kenaikan pada X
3
Prosedur pencairan pinjaman maka Y Minat nasabah dalam Qardh dengan Gadai
Emas mengalami kenaikan, ceteris paribus.
3.8.3. Uji Kesesuaian Test of Goodness of Fit
Uji kesesuaian Test of Goodness of Fit merupakan pengujian kecocokan atau kebaikan antara .hasil pengamatan frekuensi pengamatan tertentu dengan
frekuensi yang diperoleh berdasarkan nilai harapannya frekuensi teoritis, atau uji yang digunakan untuk melihat sejauh mana garis regresi mencocok data.
3.8.3.1. Uji Koefisien Determinasi R-square
Koefisien determinasi digunakan untuk melihat seberapa besar variabel- variabel independen secara bersama mampu memberikan penjelasan mengenai
variabel dependen dimana nilai R
2
berkisar antara 0 sampai 10 ≤R
2
≤1. Semakin besar nilai R
2
, maka semakin besar variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel – variabel independen. Sebaliknya jika R
2
kecil, maka akan semakin kecil variasi variabel dependen yang dapat di jelaskan oleh
variabel independen. 3.8.3.2. Uji t-statistik
Uji t-statistik merupakan pengujian untuk mengetahui apakah masing- masing koefisien regresi signifikan atau tidak terhadap dependen variabel.
Dengan menganggap variabel independen lainya konstan.
Universitas Sumatera Utara
Nilai t-hitung diperoleh dengan rumus: t hitung =
bi Se
b bi
−
Dimana : bi = koefesien variabel ke – i
b = nilai hipotesis nol Sebi = simpangan baku dari variabel independent ke-i
Dalam uji t ini digunakan perumusan bentuk hipotesis sebagai berikut : Ho : bi = b
Ha : bi ≠ b
Dimana bi adalah koefisien variabel independen ke I nilai parameter hipotesis, dan biasanya b dianggap=0. Artinya tidak ada pengaruh variabel Xi
terhadap Y. Pengujian dilakukan melalui uji-t dengan membandingkan t-statistik dengan
t-tabel. Apabila hasil perhitungan menunjukkan :
Gambar 3.1 Kurva Uji t-statistik
t-hitung t-hitung
t-tabel t-tabel
Ho ditolak Ho diterima
Ho ditolak
Universitas Sumatera Utara
a. Ho diterima dan Ha ditolak apabila t-hitung t-tabel dengan tingkat
kepercayaan sebesar α. Artinya variasi variabel bebas tidak dapat menerangkan variabel terikat,
dimana tidak terdapat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengujian dilakukan dengan tingkat kepercayaan sebesar α.
b. Ho ditolak dan Ha diterima apabila t-hitung t-tabel dengan tingkat
kepercayaan α. Artinya variasi variabel bebas dapat menerangkan variabel terikat,
dimana terdapat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengujian ini dilakukan dengan tingkat kepercayaan sebesar α.
3.8.3.3. Uji F-statistik
Uji F-statistik ini adalah pengujian yang bertujian untuk mengetahui seberapa besar pengaruh koefisien regresi secara bersama-sama terhadap
dependen variabel. Nilai F-hitung dapat diperoleh dengan rumus: F-hitung =
1 1
2 2
k n
R k
R −
− −
Dimana: R
2
: Koefisien determinasi k
: Jumlah variabel independen n
: Jumlah sampel
Ho diterima
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.2 kurva uji F-statistik
Untuk uji F-statistik ini digunakan hipotesis sebagai berikut: H
: b
1
= b
2
= bn………..bn=0tidak ada pengaruh Ha : b
1
≠ 0………………bi=1ada pengaruh Kriteria pengambilan keputusan:
Ho: b
1
= b
2
= 0 H diterima F-hitung F-tabel artinya variabel
independen secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen. Ha : b
1
≠ b
2
≠0 Ha diterima F-hitung F-tabel artinya variabel
independen secara parsial berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.
3.8.4. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik