2.6 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah
tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan secara teoritis antara variabel- variabel penelitian yaitu variabel bebas dengan variabel terikat. Berdasarkan latar
belakang dan tinjauan teoritis yang telah diuraikan di awal maka kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.1
Variabel Independen Variabel Dependen
Perspektif Positive Accounting Theory
X8
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Kepemilikan Manajerial
X1
Kepemilikan Publik
X2 Leverage X3
Firm size X4 Konservatisme Akuntansi
Y Intensitas Modal X5
Growth Oppurtunities X6 Operating Cash Flow X7
Universitas Sumatera Utara
Kepemilikan manajerial menurut Susiana dan Herawaty 2007 dalam Alfian 2013:34 berpendapat bahwa kepemilikan oleh manajemen merupakan suatu mekanisme agar pihak
pengelola melakukan aktivitas untuk kepentingan perusahaan, karena adanya kepemilikan manajemen pribadi dalam kepemilikan saham perusahaan.
Kepemilikan publik adalah jumlah saham perusahaan yang dimiliki publik atau masyarakat selain dari manajemen dan instutisional. Qiang 2003 dalam Alfian 2013:36
menjelaskan bahwa perusahaan dengan kepemilikan publik lebih terkonsentrasi, maka free rider akan berkurang dari investor kecil, dan kos yang dikeluarkan lebih rendah untuk
mendeteksi kecurangan. Rasio leverage Menurut Sutrisno 2003 merupakan rasio yang menunjukkan seberapa
besar kebutuhan dana perusahaan dibelanjai dengan utang. Apabila perusahaan tidak mempunyai leverage atau leverage sama dengan nol, hal tersebut menandakan perusahaan
sepenuhnya menggunakan modal sendiri tanpa menggunakan utang dalam beroperasi. Dapat disimpulkan bahwa rasio leverage adalah perbandingan tingkat hutang perusahaan yang
digunakan untuk membiayai asset dengan maksud memperbesar perusahaan perusahaan tersebut.
Firm size menurut Deviyanti 2012 menyatakan perusahaan yang masuk dalam kategori besar memiliki sistem yang lebih kompleks serta profit yang lebih tinggi, hal tersebut
membuat perusahaan juga menghadapi risiko yang lebih besar. Selain itu, perusahaan yang besar juga dihadapkan dengan besarnya biaya politis yang tinggi, sehingga perusahaan besar
cenderung menggunakan prinsip akuntansi yang dapat mengurangi nilai laporan laba untuk mengurangi besarnya biaya politis.
Rasio intensitas modal Seperti yang dikatakan Syamsuddin 2000 dalam Alfian 2013:32, ini dapat menunjukan tingkat efisiensi penggunaan seluruh aktiva perusahaan
dalam menghasilkan jumlah penjualan perusahaan. Rasio intensitas modal penting bagi
Universitas Sumatera Utara
manajemen perusahaan, karena dapat menunjukan apakah aktiva yang digunakan dalam operasi perusahaan efisien atau tidak. Asumsi yang diberikan adalah semakin tinggi tingkat
rasio intensitas modal, dapat menunjukan semakin efisien penggunaan seluruh aktiva yang digunakan dalam operasi untuk menghasilkan penjualan. Dapat disimpulkan juga bahwa
dengan meningkatnya rasio intensitas modal, perusahaan dapat meningkatkan jumlah penjualan dengan jumlah asset yang sama.
Kesempatan tumbuh Menurut Baskin 1989 dalam Alfian 2013:37 Perusahaan dengan growth opportunities yang tinggi akan cenderung membutuhkan dana dalam jumlah yang
cukup besar untuk membiayai pertumbuhan tersebut. Oleh karenanya perusahaan akan mempertahankan earning untuk diinvestasikan kembali pada perusahaan dan pada waktu
bersamaan perusahaan diharapkan akan tetap mengandalkan pendanaan melalui utang yang lebih besar.
Cash flow dalam penelitian Dechow dan Ge 2007 dibuktikan pula bahwa
cash flow
berhubungan negatif dengan tingkat akrual pada perusahaan dengan tingkat penerapan akrual yang tinggi, hal ini menyebabkan tingkat persistensi untuk memprediksi arus kas pada masa
yang akan datang menjadi rendah. Definisi konservatime menurut Wibowo dalam Widya 2004
“Konservatisme merupakan prinsip yang penting dalam pelaporan keuangan agar pengakuan dan pengukuran
aktiva serta laba dilakukan dengan penuh kehati-hatian, karena aktivitas ekonomi dan bisnis dilingkupi oleh ketidakpastian.”
2.7 Hipotesis Penelitian