neurotransmitter di otak terutama serotonin. Serotonin memegang peranan dalam regulasi emosi. Meskipun demikian, diduga interaksi kompleks antara hormon
estrogen, progesteron dan serotonin dengan pre menstrual syndrom masih perlu diteliti lebih lanjut.
Gangguan metabolisme dan pola hidup yang tidak sehat terutama faktor nutrisi juga mungkin turut berperan dalam menyebabkan pre menstrual syndrom.
Diduga terjadi gangguan metabolisme prostaglandin akibat kurangnya gamma linolenic acid GLA. Fungsi prostaglandin adalah untuk mengatur sistem reproduksi
mengatur efek hormon estrogen, progesteron , sistem syaraf mengatur kerja neurotransmiter dan sebagai anti peradangan. Selain gangguan metabolisme, pola
nutrisi yang tidak seimbang berupa diet tinggi lemak, tinggi garam dan gula, rendah vitamin dan mineral, sedikit serat dapat menimbulkan pre menstrual syndrom.
Konsumsi kafein yang biasanya terdapat dalam kopi atau teh serta alkohol yang berlebihan dapat memperberat gejala yang ada.
Berbagai teori telah diajukan untuk menerangkan pre menstrual syndrom. Banyaknya faktor yang diduga mempengaruhi munculnya gejala pre menstrual
syndrom menurut Dharmady Agus 2006 diantaranya adalah :
a. Psikososial
Menurut teori psikoanalisis, gejala-gejala pre menstrual syndrom merupakan manifestasi dari konflik peran sebagai wanita. Haid diartikan sebagai suatu stimulus
yang mengancam konflik yang telah direpresi. Secara tidak sadar, penderita pre menstrual syndrom menggunakan fungsi haidnya untuk menyatakan ketegangan
Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007,
USU e-Repository © 2008
sebagai akibat situasi lingkungan yang menekan, kesukaran dalam hubungan antar pribadi, atau oleh sikapnya sendiri terhadap kewanitaannya. Hasil penelitian di
Malang menunjukkan, penderita pre menstrual syndrom merupakan orang yang suka merengek, suka mengeluh, mudah marah, feminin, pasif, keterpaksaan untuk
menerima tugas-tugas yang berat karena tak kuasa atau berani menolak.
b. Genetik
Sekitar 70 anak wanita dengan ibu penderita pre menstrual syndrom juga menderita pre menstrual syndrom. Pada kelompok kontrol ibu yang tidak menderita
pre menstrual syndrom didapat angka sekitar 37.
c. Biologik
Berbagai teori neuroendokrin telah dilaporkan sebagai penyebab pre menstrual syndrom. Itu berarti, antara lain keseimbangan hormon esterogen dan
prosgesteron berperan besar.
2.1.2 Gejala Klinis
Terdapat kurang lebih 200 gejala yang dihubungkan dengan pre menstrual syndrom namun gejala yang paling sering ditemukan adalah iritabilitas mudah
tersinggung dan disforia perasaan sedih. Gejala mulai dirasakan 7-10 hari menjelang menstruasi berupa gejala fisik maupun psikis yang mengganggu aktivitas
sehari-hari dan menghilang setelah menstruasi. Menurut American Standart Association-DSM IV menyebutkan bahwa gejala
gejala pre menstrual syndrom dapat meliputi gejala fisik dan psikis diantaranya : a.
Suasana hati yang tidak menentu, putus asa, pikiran yang tertekan.
Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007,
USU e-Repository © 2008
b. Perasaan cemas, tertekan, gelisah,gembira.
c. Perasaan yang labil yang ditandai dengan perasaan sedih yang tiba tiba,
lebih sensitif terhadap penolakan. d.
Mudah marah dan adanya gangguan interpersonal. e.
Kurang konsentrasi. f.
Mudah lelahfatique. g.
Perubahan nafsu makan. h.
Insomniahipersomnia. i.
Perasaan subyektif yang tidak terkontrol. j.
Keluhan fisik yang meliputi : payudara tegang, sakit kepala, nyeri otot, kenaikan berat badan.
Dari gejala gejala klinis yang dialami selama masa pre menstrual syndrom maka menurut Dr. Guy E. Abraham 1984, ahli kandungan dan kebidanan dari
Fakultas Kedokteran UCLA, AS, membagi pre menstrual syndrom menurut gejalanya yakni tipe A, H, C, dan D. Sekitar 80 gangguan pre menstrual syndrome
termasuk tipe A, sedangkan tipe H sekitar 60, pre menstrual syndrome tipe C sebanyak 40, dan pre menstrual syndrome tipe D sebanyak 20. Kadang-kadang
seorang wanita mengalami gejala gabungan, misalnya tipe A dan D secara bersamaan.
Setiap tipe pre menstrual syndrome memiliki gejalanya sendiri yaitu tipe A anxiety ditandai dengan gejala seperti rasa cemas, sensitif, saraf tegang, perasaan labil.
Bahkan beberapa wanita mengalami depresi ringan sampai sedang saat sebelum
Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007,
USU e-Repository © 2008
mendapat haid. Gejala ini timbul akibat ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron hormon estrogen terlalu tinggi dibandingkan dengan hormon
progesteron. Pre menstrual syndrome tipe H hyperhydration memiliki gejala edema
pembengkakan, perut kembung, nyeri pada buah dada, pembengkakan tangan dan kaki, peningkatan berat badan sebelum haid . Gejala tipe ini dapat juga dirasakan
bersamaan dengan tipe pre menstrual syndrom lain. Pembengkakan itu terjadi akibat berkumpulnya air pada jaringan di luar sel ekstrasel karena tingginya asupan garam
atau gula pada diet penderita. Pemberian obat diuretika untuk mengurangi retensi penimbunan air dan natrium pada tubuh hanya mengurangi gejala yang ada.
Pre menstrual syndrom tipe C craving ditandai dengan rasa lapar ingin mengkonsumsi makanan yang manis-manis biasanya coklat dan karbohidrat
sederhana biasanya gula . Pada umumnya sekitar 20 menit setelah menyantap gula dalam jumlah banyak, timbul gejala hipoglikemia seperti kelelahan, jantung berdebar,
pusing kepala yang terkadang sampai pingsan. Hipoglikemia timbul karena pengeluaran hormon insulin dalam tubuh meningkat. Rasa ingin menyantap makanan
manis dapat disebabkan oleh stres, tinggi garam dalam diet makanan, tidak terpenuhinya asam lemak esensial omega 6, atau kurangnya magnesium.
Pre menstrual syndrom tipe D depression ditandai dengan gejala rasa depresi, ingin menangis, lemah, gangguan tidur, pelupa, bingung, sulit dalam mengucapkan kata-
kata verbalisasi, bahkan kadang-kadang muncul rasa ingin bunuh diri atau mencoba bunuh diri. Biasanya pre menstrual syndrom tipe D berlangsung bersamaan dengan
Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007,
USU e-Repository © 2008
pre menstrual syndrom tipe A, hanya sekitar 3 dari seluruh tipe pre menstrual syndrom benar-benar murni tipe D.
Pre menstrual syndrom tipe D murni disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon progesteron dan estrogen, di mana hormon progesteron dalam siklus haid terlalu
tinggi dibandingkan dengan hormon estrogennya. Kombinasi pre menstrual syndrom tipe D dan tipe A dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu stres, kekurangan asam
amino tyrosine, penyerapan dan penyimpanan timbal di tubuh, atau kekurangan magnesium dan vitamin B terutama B
6
. 2.1.3
Diagnosis
Dalam mendiagnosa pre menstrual syndrom, adalah sangat penting untuk menyingkirkan apakah ada penyakit lain yang mendasari timbulnya gejala yang
dirasakan. pre menstrual syndrom dapat diduga pada wanita yang mengalami gangguan fisik ataupun mental beberapa saat sebelum menstruasi yang berlangsung
setiap siklus. Ada 3 tiga elemen penting yang menjadi dasar diagnosa apakah seorang
wanita mengalami pre menstrual syndrom yaitu jika ditemukan : - Gejala yang sesuai dengan gejala pre menstrual syndrom.
- Dialami setiap siklus menstruasi konsisten. - Menimbulkan gangguan dalam aktivitas sehari-hari.
Menurut The National Institute of Mental Health Criteria seseorang dapat dikatakan mengalami pre menstrual syndrom apabila mengalami 1 dari 6 gejala gangguan
perilaku dan 1 dari 4 gejala somatik Hamilton et al,1994. Apabila seorang wanita
Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007,
USU e-Repository © 2008
mengalami 5 atau lebih dari gejala pre menstrual syndrom dan sangat mengganggu aktivitas sehari hari maka dapat dikatagorikan dalam pre menstrual dysphoric
dishorder Freeman et al,2004. Pre menstrual syndrom harus dibedakan dengan perubahan yang biasa
dirasakan sebelum menstruasi simple pre menstrual symptoms yang tidak menimbulkan gangguan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari misalnya rasa
tegang pada payudara. Keadaan ini adalah ciri khas dari siklus ovulasi normal yang terjadi setiap bulan.Untuk mengetahui apakah gejala yang dialami seorang wanita
adalah gejala pre menstrual syndrom maka perlu dilakukan pengamatan secara retrospektif terhadap keluhan yang dialami minimal 2-3 siklus haid Nick Panay,
2006 . 2.1.4
Therapy
Sebaiknya seorang wanita yang diduga menderita pre menstrual syndrom mencatat keluhan yang dirasakannya dalam sebuah diari yang disebut pre menstrual
syndrom diary. Dengan adanya catatan tersebut dapat menegakkan diagnosa serta pengobatan. Tujuan dari pengobatan pre menstrual syndrom adalah untuk
mengurangi bahkan menghilangkan gejala yang ada, mengurangi akibat yang timbul dari pre menstrual syndrom dalam aktivitas sehari-hari maupun hubungan
interpersonal, serta mengusahakan agar efek samping minimal dari terapi yang diberikan. Mortola et al,1990
Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007,
USU e-Repository © 2008
Adapun terapi yang dapat diberikan dapat berupa terapi farmakologi dengan menggunakan obat-obatan untuk mengatasi rasa nyeri maupun terapi non farmakologi
seperti modifikasi pola hidup dan asupan nutrisi yang seimbang.
a. Farmakologi
Obat-obatan yang biasa digunakan dalam mengobati pre menstrual sydrom bertujuan untuk mengurangi rasa nyeriketidaknyamanan yang dirasakan. Golongan
obat-obatan yang sering digunakan berasal dari golongan analgetik parasetamol, anti inflamasi non steroid ibuprofen, natrium diklofenak, dan lainnya, golongan
minor tranquilizer obat penenang, anti depresi dan kontrasepsi. Pada banyak kasus penggunaan obat analgetik ringan sudah dapat mengatasi gejala yang dialami namun
penderita gastritis maag sebaiknya berhati-hati dalam mengkonsumsi obat-obatan yang meringankan rasa nyeri karena dapat mengakibatkan nyeri lambung-obat
sebaiknya diminum setelah makan. Jika gejala pre menstrual syndrom lebih berat, sebaiknya penderita melakukan konsultasi dengan dokter. Penggunaan obat
penenang, anti depresi dan kontrasepsi hanya berdasarkan resep dokter dan harus di bawah pengawasan dokter yang berwenang.
b. Non farmakologi