Vanda Virgayanti : Prevalensi Kebutaan Akibat Atropi Papildi Kabupaten Tapanuli Selatan , 2010.
Tabel 4.5. Jumlah sampel untuk tiap kecamatan Kecamatan
Jumlah penduduk
Nh Jumlah
kebutaan mi
Banyak Kebutaan ai
mi
2
ai
2
ai x mi
G = 3
Angkola Barat 47087
706 71
498867 4989
49887 24
Sayurmatinggi 36733
551 55
303595 3036
30360 18
Batang Angkola
30771 462
46 213042
2130 21304
15 Sipirok
30494 457
46 209224
2092 20922
15 Batang Toru
25918 389
39 151142
1511 15114
13 Angkola
Timur 23548
353 35
124764 1248
12476 12
Jumlah
194551 2918
292 1500635 15006 150063
97
4.5. KRITERIA INKLUSI DAN EKSKLUSI
4.5.1. Kriteria inklusi : - Semua penderita dengan tajam penglihatan 360 pada satu mata atau
kedua mata dan dengan pemeriksaan oftalmoskop direk menggunakan midriatikum dijumpai atropi papil
- Usia penderita ≥ 5 tahun
- Media refraksi dapat dilakukan funduskopi - Bersedia ikut dalam penelitian
4.5.2. Kriteria eksklusi : - Penderita dengan tajam penglihatan
≥ 360 pada kedua mata . - Usia penderita 5 tahun
- Tidak bersedia ikut dalam penelitian
Vanda Virgayanti : Prevalensi Kebutaan Akibat Atropi Papildi Kabupaten Tapanuli Selatan , 2010.
4.6. IDENTIFIKASI VARIABEL
4.6.1. Variabel terikat adalah kebutaan akibat atropi papil. 4.6.2. Variabel bebas adalah :
- Sosio ekonomi - Budaya
- Geografi - Sumber daya manusia
- Sarana dan prasarana kesehatan
4.7. BAHAN DAN ALAT
Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1.
Senter 2.
Loop 3.
Ophthalmoskop direk 4.
Tonometer Schiotz 5.
Tropicamide 1 tetes mata 6.
Pantocain 0,5 tetes mata 7.
Fenicol 1 tetes mata 8.
Kapas 9.
Alkohol 70 10.
Alat tulis 11.
Kertas kwesioner
Vanda Virgayanti : Prevalensi Kebutaan Akibat Atropi Papildi Kabupaten Tapanuli Selatan , 2010.
4.8. JALANNYA PENELITIAN DAN CARA KERJA
Pengumpulan data menggunakan formulir kwesioner yang berisi data karakteristik dari sample, sarana dan prasarana di daerah penelitian. Daerah penelitian
untuk satu kabupaten diwakili oleh 6 kecamatan dengan beberapa desa terpilih setelah survei pendahuluan. Peneliti akan mengunjungi seluruh unit pelayanan kesehatan di
wilayah penelitian yang terdiri dari puskesmas induk dan puskesmas pembantu, dengan kerjasama lintas sektoral melalui kecamatan, lurah dan kepala lingkungan
yang berada di wilayah kabupaten tersebut. Kemudian peneliti menentukan jadwal pemeriksaan yang sebelumnya berkoordinasi dengan Kepala Puskesmas yang
bertugas di wilayah penelitian, lalu Penderita atropi papil di kumpulkan di Puskesmas pada waktu tertentu, kemudian peneliti akan memeriksa langsung sampel. Jumlah
sampel yang belum mencukupi dilakukan pemeriksaan langsung ke rumah – rumah pada lingkungan yang terpilih dengan dibantu oleh Kepala Lingkungan. Data yang
telah terkumpul disimpan dan dikomputerisasi dengan menggunakan software Microsoft Excel.
Vanda Virgayanti : Prevalensi Kebutaan Akibat Atropi Papildi Kabupaten Tapanuli Selatan , 2010.
4.9. LAMA PENELITIAN Tabel 4.9. Lama penelitian