Primer dan Sekunder Atropi Papil Klasifikasi berdasarkan Ophthalmoskop

Vanda Virgayanti : Prevalensi Kebutaan Akibat Atropi Papildi Kabupaten Tapanuli Selatan , 2010.

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1. KERANGKA TEORI

Atropi papil adalah suatu kerusakan pada saraf optik yang mengakibatkan degenerasi pada saraf optik yang terjadi sebagai hasil akhir dari suatu proses patologik yang merusak akson pada sistem penglihatan anterior. 13,14,15 Atropi papil merupakan suatu tanda yang penting dari suatu penyakit saraf optik lanjut. 16 Atropi papil tidak terjadi dengan segera tetapi terjadi 4 – 6 minggu dari waktu terjadinya kerusakan akson. 14 Klasifikasi 13,16,17

A. Primer dan Sekunder Atropi Papil

1. Atropi papil primer Atropi papil primer disebabkan oleh adanya lesi yang mengenai jalur visual pada bagian retrolaminar saraf optik ke badan genikulatum lateral. Lesi yang mengenai saraf optik akan menghasilkan atropi papil yang unilateral, sedang lesi yang mengenai khiasma dan traktus optikus akan menyebabkan atropi papil yang bilateral. Penyebab : • Mengikuti Neuritis Retrobulbar Vanda Virgayanti : Prevalensi Kebutaan Akibat Atropi Papildi Kabupaten Tapanuli Selatan , 2010. • Lesi yang menekan saraf optik seperti : Tumor Pituitary Adenoma, Craniopharyngioma dan Suprasellar Meningioma, Aneurisma, Chiasmal Arachnoiditis. • Toxic Neuropati : - Methanol spritus - Ethambutol - Isoniazid - Penyebab yang jarang : amiodarone, streptomycin, chlorpropamide • Nutritional Optic Neuropathy : - Defisiensi thiamine vitamin B1 - Defisiensi vitamin B12 - Defisiensi Niacin vitamin B6 • Traumatik Optic Neuropathy • Atropi Papil Herediter Gambaran papil : - Papil putih, datar dengan gambaran batas yang jelas - Penurunan jumlah pembuluh darah kecil pada papil - Pengecilan pembuluh darah peripapiler dan penipisan lapisan serabut saraf retina. Atropi papil dapat difus atau sektoral tergantung penyebab dan tingkatan lesi. Vanda Virgayanti : Prevalensi Kebutaan Akibat Atropi Papildi Kabupaten Tapanuli Selatan , 2010. Gambar 1 : Atropi papil primer 2. Atropi papil sekunder Didahului oleh pembengkakan dari optic nerve head. Penyebab : • Papil edema kronis • Anterior Iskemik Optic Neuropathy • Papilitis Gambaran papil : bervariasi tergantung dari penyebabnya Gambaran-gambaran yang utama: - Papil putih, meninggi dengan gambaran batas yang berhubungan dengan gliosis. - Penurunan jumlah pembuluh darah kecil pada papil. Vanda Virgayanti : Prevalensi Kebutaan Akibat Atropi Papildi Kabupaten Tapanuli Selatan , 2010. Gambar 2 : Atropi papil sekunder

B. Klasifikasi berdasarkan Ophthalmoskop

13 1. Primary simple optic atrophy Lesi proksimal optik disk tanpa didahului papil oedem. Sering terjadi pada Multiple sklerosis, Retrobulbar neuritis idiopatik, Leber’s dan herediter atropi papil lainnya, tumor intrakranial yang menekan anterior visual pathway tumor pituitary, trauma atau avulsi saraf optik, toxic amblyopia retrobulbar neuritis kronis dan Tabes dorsalis. 2. Consecutive optic atrophy Kerusakan sekunder sel ganglion sampai terjadi degenerasi atau inflamasi koroid dan retina. Penyebab tersering adalah korioretinitis difus, retinal pigmentary dystrofi retinitis pigmentosa , patologik miopia dan oklusi arteri sentral retina. 3. Post neuritic optic atrophy Terjadi akibat dari papilitis atau papil oedem yang lama. Vanda Virgayanti : Prevalensi Kebutaan Akibat Atropi Papildi Kabupaten Tapanuli Selatan , 2010. 4. Glaucomatous optic atrophy Terjadi karena peningkatan tekanan bola mata yang berlangsung lama. 5. Vascular ischaemic optic atrophy Disebabkan karena keadaan iskemik pada disk seperti pada giant cell arteritis, severe haemorrhage, anemia berat dan keracunan quinine.

C. Ascending dan Descending Optik Atrofi