3. Recipt printer untuk mengeluarkan balance statement. Kartu ATM digunakan nasabah dengan nomor PIN yang merupakan nomor
identitas pribadi dari pemegangpemilik kartu ATM. PIN ini adalah terdiri dari suatu jajaran digit unik yang dapat mengidentifikasikan penggunaan komputer yang
dimaksud guna memberikan pengamanan terhadap nasabah pemilik kartu ATM tersebut. Nomor-nomor ini tentunya berbeda untuk masing-masing pemegang kartu,
yang biasaya dapat disusun sendiri oleh pemegang kartu. Sistim pengamanan terhadap komunikasi elektronik harus dapat memberikan
perlindungan terhadap hal-hal sebagai berikut:
64
a. Pengubahan, penambahan atau perusak oleh pihak yang tidak bertanggung jawab
terhadap data-data dan informasi baik selama dalam penyimpanan maupun selama proses transmisi oleh pengirim kepada sipenerima sedang berlangsung;
b. Perbuatan pihak yang tidak bertanggung jawab yang berusaha untuk dapat
memperoleh informasi-informasi yang dirahasiakan, baik diperoleh langsung dari penyimpannya maupun ketika ditransmisi oleh pengirim kepada penerimanya
Penyadap .
B. Pembuktian Dalam Perjanjian
Membuktikan adalah meyakinkan hakim tentang kebenaran dalil atau dalil- dalil yang dikemukakan dalam suatu persengketaan. Hukum pembuktian merupakan
bagian dari Hukum Acara. Berbeda dengan Hukum Pidana yang mencari kebenaran materil, dalam Hukum Perdata kebenaran formillah yang dicari.
65
Pasal 1865 KUH Perdata menyebutkan: “Setiap orang yang mendalilkan bahwa ia mempunyai sesuatu hak, atau guna
meneguhkan haknya sendiri maupun membantah suatu hak orang lain, menunjuk pada suatu peristiwa, diwajibkan membuktikan adanya hak atau peristiwa tersebut.”
Jadi menurut KUHPerdata, siapa yang mendalilkan maka dialah yang harus membuktikan apa yang didalilkannya tersebut.
64
Sutan Remy Sjahdeini, Op. cit, hal. 40
65
Subekti, Hukum Pembuktian, Jakarta : Pradnya Paamita, 1985, hlm 7
DEASY RISMA ROTUA SIAHAAN : TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH BANK PENGGUNA ATM AUTOMATED TELLER MACHINES DALAM SISTIM PERBANKAN INDONESIA, 2008.
Pasal 1866 KUHPerdata menentukan bahwa: “Alat-alat bukti terdiri atas: bukti tulisan, bukti dengan saksi, persangkaan, pengakuan
dan sumpah” Bukti tulisan ini dibagi dua, yaitu akte dan tulisan-tulisan lainnya. Akte adalah
tulisan yang dengan sengaja dibuat untuk dijadikan bukti tentang suatu peristiwa yang ditandatangani. Yang penting dari suatu akte adalah penandatanganan. Karena
dengan penandatanganan, seorang dianggap menanggung tentang kebenaran apa yang ditulis dalam akte dan bertanggungjawab atasnya.
66
Dalam perjanjian, maksudnya dalam sengketa mengenai suatu perjanjian, bukti yang paling utama adalah bukti tulisan, baik itu dalam bentuk akte, atau bentuk
tulisan lainnya, seperti misalnya perjanjian yang dibuat dalam bentuk tertulis itu sendiri.
Dengan dikeluarkannya Undang-Undang No. 8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan, maka pembaharuan media yang memuat dokumen sebagai salah satu alat
bukti yang sah menjadi lebih luas. Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 8 tahun 1997 tentang Dokumen
Perusahaan menyebutkan: “Dokumen Perusahaan adalah data, catatan dan atau keterangan, yang dibuat dan atau
diterima oleh perusahaan dalam rangka pelaksanaan kegiatannya, baik tertulis diatas kertas atau sarana lain maupun terekam dalam bentuk corak apapun yang dapat
dilihat, dibaca atau didengar.”
66
Ibid, hlm. 28
DEASY RISMA ROTUA SIAHAAN : TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH BANK PENGGUNA ATM AUTOMATED TELLER MACHINES DALAM SISTIM PERBANKAN INDONESIA, 2008.
Dokumen perusahaan terdiri dari dokumen keuangan dan dokumen lainnya. Salah satu jenis dokumen keuangan adalah catatan, yang dalam Pasal 5 Undang-
Undang Nomor 8 tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan diartikan: “Catatan terdiri dari neraca tahunan, perhitungan laba rugi tahunan, rekening, jurnal
transaksi harian, atau setiap tulisan yang berisi keterangan mengenai hak dan kewajiban serta hal-hal lain yang berkaitan dengan kegiatan usaha suatu perusahaan.”
Selanjutnya Pasal 10 ayat 2 Undang-Undang Nomor 8 tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan menyebutkan:
“Catatan yang berbentuk rekening, jurnal transaksi harian, atau setiap tulisan yang berisi keterangan mengenai hak dan kewajiban serta hal-hal lain yang berkaitan
dengan kegiatan usaha suatu perusahaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, dibuat diatas kertas dan dalam sarana lainnya.”
Untuk transaksi yang menggunakan sarana elektronik dengan sistim paperless, Undang-Undang Nomor 8 tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan tidak mengatur
secara khusus, hanya dalam Pasal 12 ayat 1 disebutkan bahwa dokumen perusahaan dapat dialihkan ke dalam microfilm atau media lainnya.
C. Pembuktian Dalam Perjanjian Penggunaan ATM