ketiga, atau nasabah bank itu sendiri. Umumnya yang melakukan kejahatan-kejahatam diatas memang pihak ketiga yang ingin mengambil keuntungan. Ini banyak dilakukan
oleh orang-orang yang ahli bidang komputer, dimana mereka dengan mudah dapat mengakses ke data nasabah yang disimpan oleh bank. Tindakan lebih lanjut dapat
dilakukan dengan mentransfer saldo tampa perintah dari permilik rekening. Hal ini juga dapat dilakukan oleh pegawai bank yang bersangkutan.
Mengenai masalah yang dapat timbul dari penggunaan ATM yang mungkin dilakukan dilakukan oleh nasabah itu sendiri adalah apabila nasabah telah melakukan
kesalahan dalam mentransfer uangnya. Apabila terjadi kesalahan jumlah uang atau nomor rekening tujuan transfer, tentu saja nasabah tersebut mengalami kerugian.
b. Yang diakibatkan oleh mesin machine error
Masalah yang dapat menimbulkan kerugian bagi nasabah pengguna ATM yang diakibatkan oleh mesin atau perangkat lain yang digunakan dalam teknologi
ATM, misalnya adalah rekening nasabah yang telah terdebet namun uang tidak keluar dari mesin ATM, pendebetan yang tidak pernah dilakukan nasabah tapi
saldonya ternyata berkurang, rusaknya mesin ATM sehingga nasabah tidak dapat mengambil uang atau melakukan transaksi, dan jumlah mesin ATM yang kurang
sehingga nasabah harus berusaha mencapai mesin ATM terdekat.
95
c. Berdasarkan masalah yang dapat menimbulkan kerugian dari penggunaan ATM,
maka dasar hukum tanggung jawab bank atas kerugian nasabah bank penggua ATM terdiri atas :
1. Wanprestasi
Secara umum wanprestasi dapat berupa :
95
Wawancara dengan Merry Agustina, customer service Assistant of bank mandiri cabang sudirman pematang siantar , tanggal 16 April 2007,
DEASY RISMA ROTUA SIAHAAN : TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH BANK PENGGUNA ATM AUTOMATED TELLER MACHINES DALAM SISTIM PERBANKAN INDONESIA, 2008.
a. Tidak melakukan apa yang disanggupi untuk dilakukan.
b. Melaksanakan apa yang dijanjikan tetapi tidak sebagaimana yang telah
dijanjikan. c.
Melaksanakan apa yang dijanjikan tetapi terlambat. d.
Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukan. Dalam perjanjian penggunaan jasa ATM seperti diatur tentang perbuatan
wanprestasi yang apabila dilakukan oleh salah satu pihak maka pihak yang lain dapat menuntutnya dengan perbuatan hukum tertentu.
Wanprestasi terjadi apabila bank tidak memberikan pelayanan yang kurang baik atau tidak sesuai dengan perjanjian. Misalnya karena kerusakan mesin ATM.
Pada ketentuan tentang pembukuan rekening ada ditetapkan bahwa apabila nasabah telah dikategorikan sebagai penabung pasif maka pihak bank secara sepihak
dapat membatalkan perjanjian karena pemegang kartu dalam keadaaan apapun tidak diperkenankan mempergunakan kartu untuk menikmati fasilitas ATM khususnya
dalan p[enarikan uang apabila tidak cukup dana yang tersedia dalam rekeningnya. Artinya kondisi saat ini sudah berada pada keadaan wanprestasi bila nasabah tetap
memaksa untuk menikmati fasilitas ATM. Sebaliknya bank dikatakan wanprestasi apabila dalam penyerahan nomor PIN
kepada nasabah tidak dalam sampul tertutup. Oleh karena itu bank dapat dianggap tidak menjaga kerahasiaan PIN nasabah sehingga nasabah dimungkinkan untuk
menuntut nomor PIN yang baru. Kasus-kasus ATM yang umum terjadi dimana menempatkan bank dalam
keadaan wanprestasi adalah kartu tertelan, jumlah transaksi yang selisih, uang yang tidak keluar pada saat penarikan, serta rekening terdebet. Jika keadaan tersebut terjadi
DEASY RISMA ROTUA SIAHAAN : TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH BANK PENGGUNA ATM AUTOMATED TELLER MACHINES DALAM SISTIM PERBANKAN INDONESIA, 2008.
maka bank dituntut untuk memberikan pertanggungjawaban, yaitu dalam hal transaksi atau rekening yang selisih harus dilakukan penyesuaian kembali antara resu yang
dikeluarkan oleh ATM dengan laporan saldo berjalan pada bank dan laporan rekening yang ada ditangan nasabah.
Bila kartu tertelan, biasanya pihak bank akan menerbitkan kartu baru bagi pemegang kartu yang bersangkutan. Hal yang dapat dilihat dari keadaan ini adalah
bahwa wanprestasi pada pihak bank telah mengakibatkan tidak tercapainya tujuan penyelenggaraan jasa yang utama, yakni memberikan kepraktisan dan kebebasan
melalui produk kepada nasabah. Kerusakan mesin ATM mengakibatkan nasabah bank tidak bisa menggunakan
kartu ATM sebagaimana mestinya. Nasabah tidak bisa melakukan transaksi melalui ATM pada saat sangat dibutuhkan. Padahal bank menyediakan fasilitas ATM ini
untuk mempermudah transaksi yang akan dilakukan nasabah, terutama untuk melakukan transfer. Nasabah harus mencari lokasi mesin ATM lainnya atau bahkan
harus melakukan transfer secara konvensional, yaitu dengan mendatangi bank dan menggunakan jasa pegawai bank. Kerugian yang diderita nasabah dalam hal ini
memang tidak begitu besar apabila dinilai dengan uang. Akan tetapi ini merupakan perbuatan ingkar janji yang telah dilakukan oleh bank sebagai pihak penyedia
layanan. Bank telah berjanji yang dituangkan dalam perjanjian penggunaan ATM untuk menyediakan kemudahan transfer melalui ATM nya, namun ternyata bank tidak
memenuhi janji tersebut. Hal ini bisa dikategorikan sebagai wanprestasi, dimana bank telah lalai atau ingkar janji dengan tidak melakukan apa yang disanggupi akan
dilakukannya.
DEASY RISMA ROTUA SIAHAAN : TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH BANK PENGGUNA ATM AUTOMATED TELLER MACHINES DALAM SISTIM PERBANKAN INDONESIA, 2008.
Tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukannya adalah salah satu bentuk wanprestasi.
96
Kesalahan mesin ATM dapat terjadi yaitu apabila nasabah bank telah melakukan perintah transaksi namu tidak terlaksana sebagaimana seharusnya.
Misalnya jumlah uang yang keluar dari mesin ATM tidak sesuai dengan jumlah yang telah diketik nasabah pada mesin ATM tetapi saldo nasabah telah terdebet sesuai
perintah. Kerugian nasabah dalam hal ini telah jelas bank telah melakukan wanprestasi, yaitu melaksanakan apa yang dijanjikannya tetapi tidak sebagaimana
yang dijanjikan. Pasal 1243 KUHPerdata menyebutkan:
“Penggantian biaya, rugi dan bunga karena tidak dipenuhinya suatu perikatan, barulah mulai diwajibkan, apabila siberutang, setelah dinyatakan lalai memenuhi
perikatannya, tetap melalaikannya, atau jika sesuatu yang harus diberikan atau dibuatnya, hanya dapat diberikan atau dibuat dalam tenggang waktu yang telah
dilampauikannya.”
2. Perbuatan Melawan Hukum
Perbuatan melawan hukum, sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 1365 KUHPerdata
97
terjadi dalam praktek penggunaan ATM apabila dalam pelaksanaan penggunaan ATM terdapat kesalahan yang dilakukan oleh pegawai bank
bersangkutan human error. Kesalahan pegawai bank dalam praktek ATM yang dapat merugikan nasabah
memang jarang terjadi karena pegawai atau petugas bank yang menangani masalah
96
Subekti, Op. cit., hal.45
97
Tiap perbuatan melanggar hukum yang membawa kerugian kepada seorang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut.
DEASY RISMA ROTUA SIAHAAN : TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH BANK PENGGUNA ATM AUTOMATED TELLER MACHINES DALAM SISTIM PERBANKAN INDONESIA, 2008.
ATM mempunyai prosedur standar dalam melaksanakan tugasnya. Apabila terjadi kesalahan dalam melaksanakan prosedur tersebut yang selanjutnya menimbulkan
kerugian bagi nasabah bank, bank dikategorikan telah melakukan perbuatan melawan hukum sebagaimana yang diatur dalam Pasal 1365 KUHPerdata. Jelas bank harus
bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukan oleh pegawainya karena pegawai tersebut berada dibawah pengawasan dan merupakan tanggungjawabnya.
Hal ini sesuai dengan Pasal 1367 ayat 1 KUHPerdata yang menyebutkan: “Seseorang tidak saja bertanggung jawab untuk kerugian yang disebabkan
perbuatannya sendiri, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan perbuatan orang- orang yang menjadi tanggungannya atau disebabkan oleh barang-barang yang berada
yang berada di bawah pengawasannya.” Nasabah bank itu sendiri dapat melakukan kesalahan dalam penggunaan
ATM. Misalnya saja nasabah salah ketika memasukkan nomor rekening yang dituju untuk transaksi transfernya. Apabila hal ini terjadi, bank tidak diharuskan untuk
bertanggung jawab, namun tentunya wajib menbantu nasabah untuk menyelesaikannya. Biasanya bank telah mempunyai prosedur sendiri untuk
menangani masalah kesalahan transfer seperti ini. Kerugian nasabah bank dalam penggunaan ATM dapat juga disebabkan oleh
pihak ketiga yang mempunyai itikat buruk. Kartu ATM sangat rawan penggandaan dan tentu saja rawan kerusakan. Pada
saat satu sisi kartu ATM terdapat pita magnetik yang berisi rekaman data atau informasi pemiliknya. Pita ini sangat sensitif dan rawan kerusakan, karena isi pita
magnetik adalah rekaman data, maka secara logis dapat dipindahtangankan ke pita magnetik lain. Bagi yang mengenal seluk beluk dunia teknik dan informatika alat
DEASY RISMA ROTUA SIAHAAN : TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH BANK PENGGUNA ATM AUTOMATED TELLER MACHINES DALAM SISTIM PERBANKAN INDONESIA, 2008.
khusus ini tidak begitu rumit. Rekaman data pada pita magnetik dapat dipindahkan ke kartu lainnya.
98
Dalam hal ini kerugian nasabah disebabkan oleh pihak ketiga ini seharusnya bank memberikan informasi kepada nasabah secara lisan maupun tulisan mengenai
hal-hal atau aspek negatif yang dapat terjadi dalam penggunaan ATM pada saat nasabah mengajukan permohonan pembukaan rekening bank. Ini akan sangat
membantu nasabah, terutama bagi nasabah bank yang sangat awam mengenai perbankan atau teknologi. Selain itu dengan diberikannya informasi ini oleh bank
menunjukkan itikat baik bank terhadap nasabah sebagai lembaga kepercayaan masyarakat. Adalah merupakan kewajiban bank sebagai lembaga kepercayaan untuk
memberikan seluruh informasi berikut konsekuensinya mengenai produk yang ditawarkan kepada para nasabahnya sehingga nasabah dapat mengambil keputusan
melalui pertimbangan yang matang. Adanya kerugian nasabah bank yang disebabkan pihak ketiga berarti tingkat
keamanan dalam layanan serta perangkat yang digunakan bank belum sepenuhnya terjamin sesuai dengan apa yang dijanjikan bank. Padahal seharusnya bank telah
mengadakan antisipasi sedemikian rupa mengingat sistim teknologi elektronik sangat rawan dan selalu bisa diterobos oleh pihak yang tidak bertanggung jawab
sehingga jaminan keamanan yang diberikan betul-betul memberikan kenyamanan bagi pengguna jasanya.
Selain dari apa yang telah diuraikan diatas, bank juga harus meneliti dengan baik dan cermat segala sesuatunya, termasuk dalam pembuatan perjanjian yang
berkenaan dengan pengadaan fasilitas tersebut dengan pihak-pihak yang terkait,
98
Data ini diperoleh pada tanggal 21 september 2002 dari http:www.indomedia.comintisari2002atm.htm.
DEASY RISMA ROTUA SIAHAAN : TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH BANK PENGGUNA ATM AUTOMATED TELLER MACHINES DALAM SISTIM PERBANKAN INDONESIA, 2008.
misalnya dengan marchant, card issuer, dan provider. Klausul keamanan merupakan pokok yang paling penting demi perlindungan dan keamanan para nasabahnya
pengguna ATMnya. Dari segala kemungkinan serta aspek-aspek yang menimbulkan kerugian bagi
nasabah bank pengguna ATM tersebut, pada dasarnya adalah menjadi kewajiban dan tanggung jawab bank untuk memberikan kompensasi sebagai ganti kerugian yang
telah dialami nasabah. Ganti kerugian tersebut tentunya berupa uang sejumlah yang telah berkurang dari apa yang seharusnya dimiliki nasabah.
Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Mariam Darus Badrulzaman mengenai pengertian “rugi” schade, yaitu kerugian nyata
feitelijknadee yang dapat diduga atau diperkirakan pada saat perikatan itu diadakan, yang timbul sebagai akibat ingkar janji. Jumlahnya ditentukan dengan suatu
perbandingan diantara keadaan kekayaan sesudah terjadinya ingkar janji dengan keadaan kekayaan seandainya tidak terjadi ingkar janji.
99
99
Mariam Darus Badrulzaman, Op.cit., hal. 28
DEASY RISMA ROTUA SIAHAAN : TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH BANK PENGGUNA ATM AUTOMATED TELLER MACHINES DALAM SISTIM PERBANKAN INDONESIA, 2008.
BAB IV PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH BANK PENGGUNA