Hipotesis Penelitian Terdahulu Sejarah Singkat Perusahaan

Gambar 1.1 Kerangka konseptual Sumber: Siagian 2003: 114 dan Sedarmayanti 2001:112, diolah.

D. Hipotesis

Kerlinger 2000:30 menyatakan bahwa hipotesis adalah pernyataan dugaan tentang pengaruh antara dua variable atau lebih dengan kata lain hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, berdasarkan teori yang ada. Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat disimpulkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini adalah: “ Pengawasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap efisiensi kerja pada karyawan produksi PT Central Proteinaprima Tbk Medan.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengawasan terhadap efisiensi kerja karyawan produksi PT Central Proteinaprima Tbk

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat : Efisiensi Kerja Y 1. Waktu 2. Cara Kerja Pengawasan X 1. Metode 2. Sifat Universitas Sumatera Utara a. Bagi perusahaan yang diteliti, Penelitian ini dapat mengetahui kendala- kendala yang dihadapi dan berusaha untuk memecahkan masalah–masalah yang berkaitan dengan pengawasan dan efisiensi kerja. b. Bagi penulis, untuk menambah pengetahuan dan wawasan yang berkaitan dengan pengawasan dan efisieni kerja sebagai kajian dalam bidang manajemen. c. Bagi peneliti lanjutan, penelitian ini dapat memberikan perbandingan dalam mengadakan penelitian yang terkait dengan pengawasan dan efisiensi.

F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional Variabel

Penelitian yang baik adalah penelitian yang dilakukan secara terfokus dan mendalam. Agar penelitian data dilakukan secara terfokus maka tidak semua masalah diteliti. Untuk itu diperlukan batasan variabel yang akan diteliti serta hubungan antara satu variabel yang lain. Penelitian ini hanya dibatasi mengenai pengaruh pengawasan terhadap efesiensi kerja karyawan pada bagian produksi PT Central Proteinaprima Tbk Medan.

2. Definisi Operasional Variabel

Pada penelitian ini variabel-variabel yang dioperasionalkan adalah semua variabel yang termasuk dalam hipotesis yang telah dirumuskan. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan memudahkan pelaksanaan penelitian, maka perlu defenisi variabel-variabel yang akan diteliti sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara a. Variabel bebas X adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat Sugiyono, 2005:33. Adapun yang menjadi variabel bebas adalah: Pengawasan X Siagian 2003:112 menyatakan bahwa pengawasan adalah memantau aktivitas pekerjaan karayawan untuk menjaga perusahaan agar tetap berjalan kearah pencapaian tujuan dan membuat koreksi jika diperlukan. b. Variabel terikat Y adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas Sugiyono, 2005:33. Adapun yang menjadi variabel terikat adalah: Efisiensi Kerja Y Sedarmayanti 2001:112 menyatakan bahwa efisiensi kerja adalah perbandingan terbaik atau rasionalitas antara hasil yang diperoleh out put dengan kegiatan–kegiatan yang dilakukan serta sumber-sumber dan waktu yang dipergunakan in put. Tabel 1.2 Daftar Operasionalisasi Variabel VARIABEL DEFINISI INDIKATOR SKALA Universitas Sumatera Utara Pengawasan X Pengawasan adalah memantau aktivitas pekerjaan karayawan untuk menjaga perusahaan agar tetap berjalan kearah pencapaian tujuan dan membuat koreksi jika diperlukan. a. Metode, yang digunakan baik secara langsung pengamatan maupun tidak langsung laporan-laporan b. Sifat-sifat, dalam pengawasan seperi: Membimbing dan preventif Likert Efisiensi Kerja Y Efisiensi kerja adalah perbandingan terbaik atau rasionalitas antara hasil yang diperoleh Out Put dengan kegiatan–kegiatan yang dilakukan serta sumber- sumber dan waktu yang dipergunakan In Put. a. Waktu, yang dibutuhkan dalam melaksanakan pekerjaan. b. Cara kerja, cara mengerjakan pekerjaan dengan memperhatikan kualitas hasil yang akan diperoleh. Likert Sumber: Siagian 2003:113 dan Sedarmayanti 2001:112, diolah. 3. Populasi dan Sampel a. Populasi Menurut Sugiyono 2005:73. populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyeksubyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Universitas Sumatera Utara Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan tetap pada PT Central Proteinaprima Tbk yang berjumlah 127 orang. b. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut Sugiyono, 2005:73. Metode pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode sampling purposive, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Kriteria karyawan yang dipilih untuk dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan tetap pada Bagian Produksi PT Central Proteinaprima Tbk yang berjumlah 68 orang.

4. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT Central Proteinaprima Tbk Jalan Medan – Tanjung Morawa Km 8,5 Medan. Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari 2010 sampai bulan Agustus 2010.

5. Skala Pengukuran

Penelitian ini menggunakan skala likert. Skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sifat, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial Sugiyono, 2005:104. Untuk keperluan analisis kuantitatif penelitian memberikan lima alternatif jawaban kepada responden untuk masing-masing vaiabel dengan menggunakan skala 1 sampai 5. Adapun skor yang diberikan adalah: Sangat Setuju SS : 5 Universitas Sumatera Utara Setuju S : 4 Kurang Setuju KS : 3 Tidak Setuju TS : 2 Sangat Tidak Setuju SS : 1

6. Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data yaitu: a. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden melalui kuesionerpertanyaan tentang variabel yang diteliti dan wawancara langsung dengan karyawan. b. Data sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari buku pedoman dari perusahaan sejarah perusahaan, struktur organisasi, jumlah karyawan, absensi karyawan, dan lain-lain, buku-buku ilmiah, jurnal-jurnal, internet dan literature lainnya yang berhubungan dengan masalah penelitian ini.

7. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah: a. Wawancara Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dengan bertanya langsung baik kepada atasan maupun responden yaitu karyawan PT Central Proteinaprima Tbk Medan b. Kuesioner Universitas Sumatera Utara Kuesioner adalah tehnik pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan melalui suatu daftar yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diisi oleh respoden yaitu karyawan PT Central Proteinaprima Tbk Cabang Medan.

8. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan pada 15 orang responden penelitian. Uji validitas dan reliabilitas merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Valid artinya data-data yang diperoleh melalui kuesioner dapat menjawab tujuan penelitian ini, sedangkan reliabel artinya konsisten atau stabil bila digunakan untuk penelitian yang lain. Pengujian instrumen dalam penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS 16.0 for Windows. a. Uji Validitas Uji validitas dilakukan untuk menguji apakah kuesioner layak digunakan sebagai instrumen penelitian. Instrumen yang valid merupakan alat ukur yang digunakan untuk menyatakan data itu valid Sugiyono, 2005:109. Untuk menguji validitas digunakan pendekatan korelasi yaitu dengan cara mengkorelasikan antara skor butir pertanyaan dengan skor totalnya. Bila nilai korelasinya positif maka butir pertanyaan tersebut dinyatakan valid. Dalam uji validitas kriteria pengambilan keputusan adalah: 1. Jika r hitung r tabel , maka pernyataan tersebut dinyatakan valid. 2. Jika r hitung r tabel , maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid. b. Uji Reliabilitas Universitas Sumatera Utara Uji reliabilitas merupakan tingkat kehandalan suatu instrumen penelitian. Instrumen yang reliabel berarti instrumen yang digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama Sugiyono, 2005:110. Bila koefisien korelasi r positif dan siginifikan, maka instrumen tersebut sudah dinyatakan reliabel. Butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut: 1. Jika r alpha positif atau r tabel , maka pernyataan reliabel. 2. Jika r alpha negatif atau r tabel , maka pernyataan tidak reliabel.

9. Metode Analisis Data

Setelah indikator yang menjadi ukuran masing-masing variabel dan teknik pengukuran telah digunakan, maka ditentukan teknik analisis data yang disesuaikan dengan data yang tersedia. Tahapan-tahapan analisis data meliputi: a. Metode Analisis Deskrptif Metode analisis deskriptif merupakan analisis data yang dilakukan dengan cara mengumpulkan, menyusun, mengklasifikasikan, menganalisis dan menginterpretasikan data-data yang diperoleh sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai PT Central Proteinaprima Tbk Medan b. Metode Regresi Linear Sederhana Metode regresi linier sederhana digunakan untuk melihat bagaimana pengaruh pengawasan terhadap efisiensi kerja karyawan. Rumus Regresi Linier Sederhana adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Y= a + bX + e Keterangan : Y = Efisiensi kerja a = konstanta b = Koefisien regresi X = Pengawasan e = Standar Error Suatu perhitungan statistik disebut signifikan apabila uji statistiknya berada di dalam daerah kritis daerah dimana Ho ditolak. Sebaliknya disebut tidak signifikan bila uji statistiknya tidak berada di dalam daerah kritis daerah dimana Ho diterima. Dalam penelitian ini data yang ada diuji dengan beberapa tahapan antara lain: 1. Uji Signifikansi Parsial Uji-t Uji-t dimaksudkan untuk menguji apakah hubungan yang ditemukan itu berlaku untuk seluruh populasi, maka perlu di uji signifikansinya. a. Kriteria Pengujian: Ho : b1 = 0 Tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas pengawasan dengan variabel terikat efisiensi kerja Ha : b1 ≠ 0 Ada pengaruh yang signifikan dari pengawasan variabel bebas terhadap efisiensi kerja variabel terikat. b. Kriteria pengambilan keputusan: Universitas Sumatera Utara Ho Diterima jika t hitung t tabel pada α = 5 Ha Diterima jika t hitung t tabel pada α = 5 2. Pengujian Koefesien Determinasi R 2 Koefisien determinasi R 2 digunakan untuk melihat seberapa besar kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat. Dengan kata lain koefisien determinasi digunakan untuk mengukur besarnya kontribusi variabel bebas yang diteliti yaitu pengawasan X dengan efisiensi kerja Y sebagai variabel terikat. Jika Koefisien Determinasi R 2 semakin besar mendekati satu menunjukkan semakin baik kemampuan X menerangkan Y. Dimana nilai R 2 berada pada 0 R 2 1. Sebaliknya, jika Koefisien Determinasi R 2 semakin kecil mendekati nol, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas adalah kecil terhadap variabel terikat. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Universitas Sumatera Utara BAB II URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Tety Asmiarsih M 2006 meneliti Pengaruh Pengawasan Terhadap Disiplin Kerja Pegawai Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Brebes. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengawasan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap disiplin kerja dengan koefisien determinasi 64,9. Syaiful Awal Harahap 2005 meneliti Pengaruh Pengawasan Terhadap Efisiensi Kerja Pada PT Sunindo Varia Motor Gemilang Medan. Hasil penelitian ini menunjukkan pengawasan berpengaruh positif terhadap efisiensi kerja dengan koefisiensi determinasi 16,56.

B. Pengawasan 1. Pengertian Pengawasan

Pengawasan merupakan fungsi terakhir dari proses manajemen. Fungsi ini sangat penting dan sangat menentukan pelaksanaan proses manajemen. Pengawasan dilakukan oleh seorang pimpinan adalah untuk mengawasi pelaksanaan sumber daya organanisasi. Dengan melaksanakan pengawasan dapat diketahui terjadinya penyimpangan-penyimpangan penggunaan sumber daya organisasi sehingga dapat mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisien. Universitas Sumatera Utara Menurut Henry Fayol dalam Harahap 2001:10, Pengawasan mencakup upaya memeriksa apakah semua terjadi sesuai dengan rencana yang ditetapkan, perintah yang dikeluarkan, dan prinsip yang dianut. Juga dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan dan kesalahan agar dapat dihindari kejadiannya dikemudian hari Menurut Terry dalam Hasibuan 2001:242, Pengawasan dapat didefinisikan sebagai proses penentuan, apa yang harus dicapai yaitu standar, apa yang sedang dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan dan apabila perlu melakukan perbaikan-perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana yaitu selaras dengan standar. Menurut Daft 2002:11, Pengawasan adalah memantau aktivitas karyawan, menjaga organisasi agar tetap berjalan ke arah pencapaian sasaran, dan membuat koneksi bila diperlukan. Menurut Harahap 2001:14 Pengawasan adalah keseluruhan sistem, teknik, cara yang mungkin dapat digunakan oleh seorang atasan untuk menjamin agar segala aktivitas yang diakukan oleh dan dalam organisasi benar-benar menerapkan prinsip efisiensi dan mengarah pada upaya untuk mencapai keseluruhan tujuan organisasi. Menurut Mc. Farland dalam Simbolon 2004:61, Pengawasan adalah proses dimana pimpinan ingin mengetahui apakah hasil pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan bawahan sesuai dengan rencana, perintah, tujuan, kebijakan, yang telah ditentukan. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan beberapa definisi dari para ahli tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pengawasan adalah suatu proses untuk menetapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, menilainya dan mengoreksi bila perlu untuk menjaga agar pekerjaan tersebut terarah menuju pencapaian tujuan seperti yang direncanakan semula.

2. Fungsi Pengawasan Menurut Simbolon 2004: 62 fungsi pengawasan adalah:

a. Mempertebal rasa dan tanggung jawab pekerja yang diserahi tugas dalam melaksanakan pekerjaan. b. Mendidik para pekerja agar melaksanakan pekerjaan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan. c. Untuk mencegah terjadinya penyimpangan, penyelewengan, kelalaian gar tidak terjadi kerugian yang diinginkan. Menurut Sule dan Saefullah 2005:12 fungsi pengawasan adalah: a. Mengevaluasi keberhasilan dan pencapaian tujuan serta target sesuai dengan indikator yang ditetapkan. b. Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin ditemukan. c. Melakukan berbagai alternative solusi atas berbagai masalah yang terkait dengan pencapaian tujuan perusahaan. Berdasarkan fungsi dari pengawasan yang dikemukan oleh para ahli tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa fungsi dari pengawasan adalah Universitas Sumatera Utara mengevaluasi hasil dari aktivitas pekerjaan yang telah dilakukan dalam organisasi dan melakukaan tindakan koreksi bila diperlukan.

3. Tujuan Pengawasan

Dalam rangka meningkatkan efisiensi kerja karyawan dengan tujuan untuk mencapai tujuan organisasi sangat perlu diadakan pengawasan, karena pengawasan mempunyai beberapa tujuan yang sangat berguna bagi pihak-pihak yang melaksanakan. Menurut Simbolon 2004:61 menyatakan tujuan pengawasan adalah sebagai berikut: a. Mencegah dan memperbaiki kesalahan, penyimpangan, ketidaksesuaian dalam pelaksanaan tugas yang dilakukan. b. Agar pelaksanaan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan utama dari pengawasan ialah mengusahakan agar apa yang direncanakan menjadi kenyataan. Untuk dapat benar-benar merealisasi tujuan utama tersebut, maka pengawasan pada taraf pertama bertujuan agar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan instruksi yang telah dikeluarkan, dan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan serta kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam pelaksanaan rencana berdasarkan penemuan-penemuan tersebut dapat diambil tindakan untuk memperbaikinya, baik pada waktu itu maupun waktu-waktu yang akan datang Manullang, 2004:173. Berdasarkan tujuan dari pengawasan yang dikemukakan oleh para ahli tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan dari pengawasan adalah Universitas Sumatera Utara menciptakan suatu efisiensi dan efektivitas dalam setiap kegiatan dan berusaha agar apa yang direncanakan dapat menjadi kenyataan.

4. Proses Dasar Pengawasan

Proses pengawasan adalah serangkaian kegiatan di dalam melaksanakan pengawasan terhadap suatu tugas atau pekerjaan dalam suatu organisasi. Proses pengawasan ini terdiri dari beberapa tindakan langkah pokok tertentu yang bersifat fundamental bagi semua pengawasan manajerial. Menurut Silalahi 2002:396 langkah-langkah dalam pengawasan adalah sebagai berikut: a. Tetapkan Standar Standar adalah kreteria tentang hasil yang diinginkan atau peristiwa yang diharapkan dalam melaksanakan kegiatan, pelaksanaan dan hasil kerja atau perubahan yang terjadi dalam mencapai tujuan. Menetapkan suatu standar akan memberikan suatu nilai atau petunjuk yang menjadi ukuran sehingga hasil-hasil yang nyata dapat dibandingkan. Ada dua tipe standar yang diakui yaitu: standar keluaran dan standar masukan. Standar keluaran mengukur hasil kerja berupa kuantitas dan kualitas. Sedangkan standar masukan mengukur usaha-usaha kerja. b. Monitor dan Ukur Kinerja. Agar pelaksanaan pengukuran kinerja berlangsung dengan tepat, maka perlu dikumpulkan data dan mendeteksi permasalahan. Untuk mengumpul data tentang kinerja dapat dilakukan dengan metode observasi, wawancara atau angket pengamatan atas laporan, baik laporan lisan maupun laporan Universitas Sumatera Utara tertulis. Jika data atau informasi sudah dikumpulkan melalui individu, kelompok atau unit kerja yang dikontrol, harus di uji validitasnya. Sebab ada kemungkinan karyawan akan memberikan data palsu dapat dihindarkan. c. Bandingkan Hasil Aktual dengan Standar Tahap ketiga dalam proses ini ialah membandingkan hasil kinerja aktual dengan standar. Untuk itu dibutuhkan standar yang jelas dan pasti yang digunakan sebagai ukuran yang diperbandingkan. Perbandingan ini untuk mengetaui apakah ada perbedaan dan ini menetukan kebutuhan untuk tindakan. Hasil dari perbandingan kinerja aktual dan standar mengarah pada dua kemungkinan yaitu secara signifikan konsisten dengan standar atau lebih dan secara signifikan berbeda dengan standar. Tetapi ketika membandingkan hasil aktual dengan standar perlu menentukan batas yang dapat diterima tentang derajat penyimpangan. d. Ambil Tindakan Perbaikan Tindakan korektif atau penyesuaian biasanya mengambil satu dari tiga bentuk, yaitu: Maintain Current Status jika hasil akhir konsisten dengan standar; Make Adjustmen jika hasil menyimpang dari standar karena pelaksanaan tidak tepat; Change the Standard jika hasil secara signifikan menyimpang dari standar yang digunakan tidak tepat. Hasil kinerja yang sesuai dengan standar maka respon yang tepat dari manajer adalah mengakui kinerja dapat diterima dan memelihara status quo dan kemudian melakukan monitor dan mengukur pelaksanaan hasil kerja, namun jika hasil kinerja Universitas Sumatera Utara aktual menyimpang dari, tidak sesuai dengan atau belum mencapai standar yang ditentukan maka atasan melakuakan tindakan perbaikan atau penyesuaian hingga mengubah standar yang digunakan.

5. Jenis-Jenis Pengawasan Menurut Simbolon 2004:62 Pengawasan terbagi atas:

a. Pengawasan dari dalam organisasi Pengawasan yang dilakukan oleh unit organisasi unuk mengumpul data atau informasi yang diperlukan oleh organisasi untuk menilai kemajuan dan kemunduran organisasi. b. Pengawasan dari luar oraganisasi Pengawasan yang dilakukan oleh suatu organisasi diluar perusahaan. Ini untuk kepentingan tertentu. c. Pengawasan Preventif Pengawasan dilakukan sebelum rencana itu dilaksanakan. Dengan tujuan untuk mencegah terjadinya kesalahan kekeliruan dalam pelaksanaan kerja. d. Pengawasan Represif Pengawsan yang dilakukan setelah adanya pelaksanaan pekerjaan agar hasilnya sesuai dengan hasil yang direncanakan

6. Prinsip-prinsip Pengawasan

Menurut Silalahi 1992:178 prinsip-prinsip pengawasan adalah: 1 Pengawasan harus berlangsung terus menerus bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan atau pekerjaan. Universitas Sumatera Utara 2 Pengawasan harus menemukan, menilai dan menganalisis data tentang pelaksanaan pekerjaan secara objektif. 3 Pengawasan bukan semata-mata untuk mencari kesalahan tetapi juga mencari atau menemukan kelemahan dalam pelaksanaan pekerjaan. 4 Pengawasan harus memberi bimbingan dan mengarahkan untuk mempermudah pelaksanaan pekerjaan dalam pencapaian tujuan. 5 Pengawasan tidak menghambat pelaksanaan pekerjaan tetapi harus menciptakan efisiensi hasil guna. 6 Pengawasan harus Fleksibel. 7 Pengawasan harus ber orientasi pada rencana dan tujuan yang telah ditetapkan Plan and Objective Oriented. 8 Pengawasan dilakukan terutama pada tempat-tempat strategis atau kegiatan- kegiatan yang sangat menentukan atau Control by Exception. 9 Pengawasan harus membawa dan mempermudah melakukan tindakan perbaikan Corrective Action.

7. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pengawasan

Menurut Sukanto 2000:152 mengemukakan beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi pengawasan adalah: 1. Perubahan yang selalu terjadi baik dari luar maupun dari dalam organisasi 2. Kompleksitas organisasi memerlukan pengawasan formal karena adanya desentralisasi kekuasaan. Universitas Sumatera Utara 3. Kesalahanpenyimpangan yang dilakukan anggota organisasi memerlukan pengawasan. 4. Kebutuhan manajer untuk mendelegasikan wewenang.

8. Standar Pengawasan

Sebelum kegiatan pengawasan itu dilakukan perlu ditentukan standar atau ukuran pengawasan. Manullang 2004:186 menggolongkan jenis-jenis standar pengawasan ke dalam tiga golongan besar, yaitu: 1. Standar dalam Bentuk Fisik physical standard, adalah semua standar yang dipergunakan untuk menilai atau mengukur hasil pekerjaan bawahan dan bersifat nyata tidak dalam bentuk uang. Meliputi: a. Kuantitas hasil produksi b. Kualitas hasil produksi c. waktu 2. Standar dalam Bentuk Uang, adalah semua standar yang dipergunakan untuk menilai atau mengukur hasil pekerjaan bawahan dalam bentuk jumlah uang. Meliputi: a. Standar biaya b. Standar penghasilan c. Standar investasi 3. Standar Intangible, adalah standar yang biasa digunakan untuk mengukur atau menilai kegiatan bawahan diukur baik dengan bentuk fisik maupun dalam bentuk uang. Misalnya untuk mengukur kegiatan bagian atau kepala bagian hubungan kemasyarakatan atau mengukur sikap pegawai terhadap perusahaan. Universitas Sumatera Utara

C. Efisiensi Kerja 1. Pengertian Efisiensi Kerja

Secara umum efisiensi kerja adalah perbandingan terbaik antara suatu usaha dengan hasil yang dicapai. Efisiensi kerja adalah perbandingan terbaik antara suatu pekerjaan yang dilakukan dengan hasil yang dicapai oleh pekerjaan tersebut sesuai dengan yang ditargetkan baik dalam hal mutu maupun hasilnya. Menurut Miraza 2004:87 efisiensi adalah pemakaian biaya ataupun bentuk pengorbanan lainnya dari setiap komponen pada setiap aktivitas usaha yang berjalan secara wajar. Komponen tersebut meliputi biaya, waktu dan tenaga kerja. Sedangkan menurut Siagian 2003:113 efisiensi adalah perbandingan yang negative antara in put dengan out put. Negative karena sumber, alat dan tenaga kerja yang dipergunakan lebih kecil dari hasil yang diperoleh. Artinya suatu pekerjaan tugas dikatakan efisiensi dalam penyelengaraannya apabila input pengorbanan yang dikeluarkan lebih kecil dari hasil yang diperoleh. Menurut Sedarmayanti 2001:112, efisiensi adalah perbandingan terbaik atau rasionalitas antara hasil yang diperoleh atau out put dengan kegiatan yang dilakukan serta sumber-sumber dan waktu yang dipergunakan in put. Perbandingan ini dilihat dari: 1. Segi hasil Suatu pekerjaan disebut efisien bila dengan usaha tersebut memberikan hasil yang maksimal mengenai hasil pekerjaan tersebut. Universitas Sumatera Utara 2. Segi usaha Suatu pekerjaan dapat dikatakan efisien bila suatu hasil tertentu tercapai dengan usaha yang minimal. Usaha tersebut lima unsur yaitu; pikiran, tenaga, waktu, ruang dan benda termasuk biaya. Berdasarkan uraian terdahulu bahwa perbandingan terbaik antara usaha dan hasilnya dalam setiap pekerjaan terutama ditentukan oleh bagaimana pekerjaan itu dilakukan. Jika efisiensi kerja umumnya merupakan hasil dari cara-cara kerja yang sesuai dengan prosedur kerja. Cara kerja yang efisien adalah cara yang tanpa sedikitpun mengurangi hasil yang hendak dicapai seperti: cara termudah, tercepat, termudah, teringan, terpendek.

2. Sumber – Sumber Efisiensi Kerja

Menurut Sedarmayanti 2001:118, sumber utama efisiensi kerja adalah manusia, karena dengan akal, pikiran dan pengetahuan yang ada, manusia mampu menciptakan cara kerja yang efisien. Menurut Sedarmayanti 2000:118, unsur efisien yang melekat pada manusia adalah: a. Kesadaran Kesadaran manusia akan sesuatu merupakan modal utama bagi keberhasilannya. Dalam hal efisiensi ini, kesadaran akan arti dan makna efisiensi sangat membantu usaha-usaha kearah efisiensi. Efisiensi sesungguhnya berkaitan erat dengan soal tingkah laku dan sikap hidup seseorang. Artinya bahwa tingkah laku dan sikap hidup seseorangdapat mengarah perbuatan yang efisien atau sebaliknya. Adanya kesadaran Universitas Sumatera Utara mendorong orang untuk berkeinginan membangkitkan semangat atau kehendk untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan kesadarannya. b. Keahlian Sesuatu yang dikerjakan oleh seorang ahli hasilnya akan lebih baik dan lebih cepat dari pada sesuatu itu dikerjakan oleh yang bukan ahlinya. Unsur keahlian dalam efisiensi, melekat juga pada manusia. Keahlian manusia akan sesuatu perlu ditunjang dengan peralatan, supaya efisiensi yang akan dicapai dapat lebih tinggi daripada tanpa menggunakan alat. Sebab keahlian tanpa disertai fasilitas, tidak mungkin dapat diterapkan guna menghasilkan sesuatu yang terbaik dan selancar seperti kalau disertai dengan fasilitas. Dengan demikian keahlian merupakan unsur jaminan akan dapat hasil yang lebih efisien. c. Disiplin Kedua unsur di atas belum akan menjamin hasil kerja yang baik, kalau tidak disertai dengan unsur disiplin. Oleh karena itu efisiensi termasuk faktor waktu, sedangkan disiplin mengandung unsur waktu, maka antara efisiensi dan disiplin adalah satu unsur penting dalam efisiensi. Unsur disiplin sesungguhnya berkaitan erat dengan unsur kesadaran, sebab disiplin ini timbul juga dari kesadaran. Hanya bedanya kalau kesadaran timbulnya atau prosesnya dapat memakan waktu lama dan sulit dilaksanakan sedangkan disiplin dapat ditumbuhkan dalam waktu yang relatif singkat dan pada mulanya dapat dipaksakan dengan menggunakan suatu aturan, apabila Universitas Sumatera Utara disiplin dapat diwujudkan dengan baik maka semua pekerjaan dapat dilaksanakan dengan hasil yang baik.

3. Syarat Dapat Dicapainya Efisiensi Kerja

Menurut Sedarmayanti 2001:132, syarat dapat dicapainya hasil efisiensi kerja antara lain: a. Berhasil guna atau efektif Kegiatan telah dilaksanakan dengan tepat, artinya target tercapai sesuai dengan waktu yang ditetapkan. b. Ekonomis Usaha pencapaian tujuan yang efisien termasuk biaya, tenaga kerja, matrial, waktu, dan lain-lain. c. Pelaksanaan kerja yang dapat dipertanggungjawabkan Membuktikan bahwa didalam pelaksanaan kerja, sumber-sumber telah dimanfaatkan dengan setepat-tepatnya dan dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab sesuai dengan yang telah ditetapkan. d. Pembagian kerja yang nyata Berdasarkan pemikiran bahwa tidak mungkin manusia seorang diri mengerjakan segala macam pekerjaan dengan baik. Sebab bagaimanapun juga kemamapuan setiap orang terbatas. Oleh sebab itu harus ada pembagian kerja yang nyata, yaitu berdasarkan beban kerja, ukuran kemampuan kerja, dan waktu yang tersedia. Universitas Sumatera Utara e. Prosedur kerja yang praktis Pekerjaan yang merupakan kegiatan operasional dapat dilaksanakan dengan lancar jika dilakukan secara terprogram dan terencana.

4. Hubungan Pengawasan Dengan Efisiensi Kerja

Banyak cara yang dapat dilakukan dan harus ditempuh untuk meningkatkan efisiensi kerja dalam suatu perusahaan. Efisiensi dapat ditingkatkan dengan rencana yang baik. Efisiensi dapat ditingkatkan melalui organisasi yang sederhana, efisiensi dapat tercapai apabila kesimpangsiuran wewenang dan tanggung jawab dapat dicegah serta ada pendelegasian wewenang yang sistematis. Efisiensi dapat pula dicapai melalui sistem penggerakan yang merangsang para bawahan bekerja dengan iklas, jujur, loyal. Salah satu sasaran pokok manajemen dalam menjalankan kegiatan-kegiatan dalam suatu organisasi ialah efisiensi yang semaksimal-maksimalnya. Menurut Siagian 2003:113, fungsi organik pengawasan harus dilaksanakan dengan seefektif mungkin, karena pelaksanaan fungsi pengawasan dengan baik akan memberikan sumbangan yang besar pula dalam meningkatkan efisiensi. Universitas Sumatera Utara BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Central Proteinaprima didirikan pada 30 April 1980 dengan nama PT. Proteina Prima, dimana PT. Protein Aprima adalah anak perusahaan dari PT. Charoen Pokphand Indonesia yang bergerak dalam bidang agribisnis, aquaculture, telekomunikasi, logistic dan ritel berfokus pada kegiatan pemasaran dan produksi pakan ayam, sedangkan divisi Aquaculture di Surabaya berfokus pada kegiatan produksi dan pemasaran pakan udang. PT. Protein Aprima berubah nama menjadi PT. Central Proteinaprima Tbk sejak tahun 1991 yang berpusat di Jakarta. PT. Central Proteinaprima Tbk Cabang Medan berlokasi di Jl. Medan – Tg. Morawa Km. 8,5 Medan dan Jl. Pulau Pinang V No. 01 Kawasan Industri Medan II dimana pada lokasi tersebut dibangun pabrik, gudang, kantor dan sebagainya. Perusahaan ini pertama kali berproduksi pada tahun 1980 dengan hasil produksi 1000 ton makanan ternak per bulan. PT Central Proteinaprima Tbk sebagai anak perusahaan dari PT Charoen Pokphand Indonesia didirikan sesuai dengan Undang - Undang Penanaman Modal Asing No.1 Tahun 1967. PT Charoen Pokphand Indonesia didirikan berdasarkan akte notaris Drs. Gde Ngurah Ray No. 6 tanggal 7 Januari 1972 dan disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam surat Keputusan No. Y.A 519721 tanggal 8 Juni 1973. Universitas Sumatera Utara PT. Central Proteinaprima Tbk Cabang Medan sebagai industri makanan ternak, memiliki beberapa jenis produk, yaitu: 1. Bird Feed 2. Duck Feed 3. Breeder Feed Makanan komplit adalah makanan ternak yang telah siap untuk dipakai diberikan pada hewan ternak tanpa perlu dicampur dengan jagung giling atau dedak padi. Makanan konsentrat adalah makanan ternak yang belum dapat diberi langsung kepada hewan ternak tanpa terlebih dahulu dicampur dengan jagung giling atau dedak padi dengan perbandingan tertentu. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan perusahaan secara umum dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Membeli bahan baku dalam negeri seperti berupa jagung, dedak, tepung ikan lokal, tepung daun turi, bungkil kacang kedelai, minyak sawit, obat-obatan dan lain-lain. 2. Menjual bahan baku lokal yang dibeli sebelumnya seperti jagung, tepung daun turi dan sebagainya kepada perusahaan induk yaitu PT Charoen Pokphand Indonesia di Jakarta. 3. Membeli persediaan berupa plastik dan lain-lain. 4. Mengolah bahan baku menjadi bahan jadi berbagai jenis makanan ternak. 5. Menjual makanan ternak distribusi atau kepada peternak secara langsung. Proses produksi makanan ternak dibagi atas tiga golongan yaitu: Milling Section, Row Materal, Finished Goods Section. PT. Central Proteinaprima Tbk Universitas Sumatera Utara Cabang Medan telah menjual saham kepada masyarakat go public pada tahun 1991 sebesar 14,29 dari total modalnya, sesuai dengan anjuran pemerintah dalam rangka distribusi pemerataan pendapatan.

B. Struktur Organisasi Perusahaan