Gambar 1.1 Kerangka konseptual Sumber: Siagian 2003: 114 dan Sedarmayanti 2001:112, diolah.
D. Hipotesis
Kerlinger 2000:30 menyatakan bahwa hipotesis adalah pernyataan dugaan tentang pengaruh antara dua variable atau lebih dengan kata lain hipotesis
merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, berdasarkan teori yang ada. Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat disimpulkan bahwa
hipotesis dalam penelitian ini adalah: “ Pengawasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap efisiensi kerja pada karyawan produksi PT Central
Proteinaprima Tbk Medan.
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengawasan terhadap efisiensi kerja karyawan produksi PT Central Proteinaprima Tbk
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat :
Efisiensi Kerja Y 1.
Waktu 2.
Cara Kerja Pengawasan X
1. Metode
2. Sifat
Universitas Sumatera Utara
a. Bagi perusahaan yang diteliti, Penelitian ini dapat mengetahui kendala-
kendala yang dihadapi dan berusaha untuk memecahkan masalah–masalah yang berkaitan dengan pengawasan dan efisiensi kerja.
b. Bagi penulis, untuk menambah pengetahuan dan wawasan yang berkaitan
dengan pengawasan dan efisieni kerja sebagai kajian dalam bidang manajemen.
c. Bagi peneliti lanjutan, penelitian ini dapat memberikan perbandingan dalam
mengadakan penelitian yang terkait dengan pengawasan dan efisiensi.
F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional Variabel
Penelitian yang baik adalah penelitian yang dilakukan secara terfokus dan mendalam. Agar penelitian data dilakukan secara terfokus maka tidak semua
masalah diteliti. Untuk itu diperlukan batasan variabel yang akan diteliti serta hubungan antara satu variabel yang lain. Penelitian ini hanya dibatasi mengenai
pengaruh pengawasan terhadap efesiensi kerja karyawan pada bagian produksi PT Central Proteinaprima Tbk Medan.
2. Definisi Operasional Variabel
Pada penelitian ini variabel-variabel yang dioperasionalkan adalah semua variabel yang termasuk dalam hipotesis yang telah dirumuskan. Untuk memberikan
gambaran yang jelas dan memudahkan pelaksanaan penelitian, maka perlu defenisi variabel-variabel yang akan diteliti sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
a. Variabel bebas X adalah variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat Sugiyono, 2005:33.
Adapun yang menjadi variabel bebas adalah: Pengawasan X
Siagian 2003:112 menyatakan bahwa pengawasan adalah memantau aktivitas pekerjaan karayawan untuk menjaga perusahaan agar tetap
berjalan kearah pencapaian tujuan dan membuat koreksi jika diperlukan. b.
Variabel terikat Y adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas Sugiyono, 2005:33.
Adapun yang menjadi variabel terikat adalah: Efisiensi Kerja Y
Sedarmayanti 2001:112 menyatakan bahwa efisiensi kerja adalah perbandingan terbaik atau rasionalitas antara hasil yang diperoleh out
put dengan kegiatan–kegiatan yang dilakukan serta sumber-sumber dan waktu yang dipergunakan in put.
Tabel 1.2 Daftar Operasionalisasi Variabel
VARIABEL DEFINISI
INDIKATOR SKALA
Universitas Sumatera Utara
Pengawasan X
Pengawasan adalah memantau aktivitas
pekerjaan karayawan untuk menjaga
perusahaan agar tetap berjalan kearah
pencapaian tujuan dan membuat koreksi jika
diperlukan. a.
Metode, yang digunakan baik secara
langsung pengamatan maupun
tidak langsung laporan-laporan
b. Sifat-sifat, dalam
pengawasan seperi: Membimbing dan
preventif Likert
Efisiensi Kerja
Y
Efisiensi kerja adalah perbandingan terbaik
atau rasionalitas antara hasil yang diperoleh
Out Put dengan kegiatan–kegiatan yang
dilakukan serta sumber- sumber dan waktu yang
dipergunakan In Put. a.
Waktu, yang dibutuhkan dalam
melaksanakan pekerjaan.
b. Cara kerja, cara
mengerjakan pekerjaan dengan
memperhatikan kualitas hasil yang
akan diperoleh. Likert
Sumber: Siagian 2003:113 dan Sedarmayanti 2001:112, diolah. 3. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Menurut Sugiyono 2005:73. populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyeksubyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Universitas Sumatera Utara
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan tetap pada PT Central Proteinaprima Tbk yang berjumlah 127 orang.
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut Sugiyono, 2005:73. Metode pengambilan sampel pada
penelitian ini menggunakan metode sampling purposive, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Kriteria karyawan yang dipilih untuk
dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan tetap pada Bagian Produksi PT Central Proteinaprima Tbk yang berjumlah 68 orang.
4. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT Central Proteinaprima Tbk Jalan Medan – Tanjung Morawa Km 8,5 Medan. Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari 2010
sampai bulan Agustus 2010.
5. Skala Pengukuran
Penelitian ini menggunakan skala likert. Skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sifat, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok
orang tentang fenomena sosial Sugiyono, 2005:104. Untuk keperluan analisis kuantitatif penelitian memberikan lima alternatif jawaban kepada responden untuk
masing-masing vaiabel dengan menggunakan skala 1 sampai 5.
Adapun skor yang diberikan adalah: Sangat Setuju SS
: 5
Universitas Sumatera Utara
Setuju S :
4 Kurang Setuju KS
: 3
Tidak Setuju TS :
2 Sangat Tidak Setuju SS
: 1
6. Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data yaitu: a.
Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden melalui
kuesionerpertanyaan tentang variabel yang diteliti dan wawancara langsung dengan karyawan.
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari buku pedoman dari perusahaan sejarah perusahaan, struktur organisasi, jumlah karyawan,
absensi karyawan, dan lain-lain, buku-buku ilmiah, jurnal-jurnal, internet dan literature lainnya yang berhubungan dengan masalah penelitian ini.
7. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah: a.
Wawancara Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan oleh
peneliti dengan bertanya langsung baik kepada atasan maupun responden yaitu karyawan PT Central Proteinaprima Tbk Medan
b. Kuesioner
Universitas Sumatera Utara
Kuesioner adalah tehnik pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan melalui suatu daftar yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang
diisi oleh respoden yaitu karyawan PT Central Proteinaprima Tbk Cabang Medan.
8. Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dan reliabilitas dilakukan pada 15 orang responden penelitian. Uji validitas dan reliabilitas merupakan syarat mutlak untuk
mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Valid artinya data-data yang diperoleh melalui kuesioner dapat menjawab tujuan penelitian ini, sedangkan
reliabel artinya konsisten atau stabil bila digunakan untuk penelitian yang lain. Pengujian instrumen dalam penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS
16.0 for Windows. a.
Uji Validitas Uji validitas dilakukan untuk menguji apakah kuesioner layak digunakan
sebagai instrumen penelitian. Instrumen yang valid merupakan alat ukur yang digunakan untuk menyatakan data itu valid Sugiyono, 2005:109.
Untuk menguji validitas digunakan pendekatan korelasi yaitu dengan cara mengkorelasikan antara skor butir pertanyaan dengan skor totalnya. Bila
nilai korelasinya positif maka butir pertanyaan tersebut dinyatakan valid. Dalam uji validitas kriteria pengambilan keputusan adalah:
1. Jika r
hitung
r
tabel
, maka pernyataan tersebut dinyatakan valid. 2.
Jika r
hitung
r
tabel
, maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid. b.
Uji Reliabilitas
Universitas Sumatera Utara
Uji reliabilitas merupakan tingkat kehandalan suatu instrumen penelitian. Instrumen yang reliabel berarti instrumen yang digunakan beberapa kali
untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama Sugiyono, 2005:110. Bila koefisien korelasi r positif dan siginifikan,
maka instrumen tersebut sudah dinyatakan reliabel. Butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya
dengan kriteria sebagai berikut: 1.
Jika r
alpha
positif atau r
tabel
, maka pernyataan reliabel. 2.
Jika r
alpha
negatif atau r
tabel
, maka pernyataan tidak reliabel.
9. Metode Analisis Data
Setelah indikator yang menjadi ukuran masing-masing variabel dan teknik pengukuran telah digunakan, maka ditentukan teknik analisis data yang
disesuaikan dengan data yang tersedia. Tahapan-tahapan analisis data meliputi: a.
Metode Analisis Deskrptif Metode analisis deskriptif merupakan analisis data yang dilakukan
dengan cara mengumpulkan, menyusun, mengklasifikasikan, menganalisis dan menginterpretasikan data-data yang diperoleh sehingga dapat
memberikan gambaran yang jelas mengenai PT Central Proteinaprima Tbk Medan
b. Metode Regresi Linear Sederhana
Metode regresi linier sederhana digunakan untuk melihat bagaimana pengaruh pengawasan terhadap efisiensi kerja karyawan.
Rumus Regresi Linier Sederhana adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Y= a + bX + e
Keterangan : Y = Efisiensi kerja
a = konstanta
b = Koefisien regresi
X = Pengawasan e
= Standar Error Suatu perhitungan statistik disebut signifikan apabila uji statistiknya
berada di dalam daerah kritis daerah dimana Ho ditolak. Sebaliknya disebut tidak signifikan bila uji statistiknya tidak berada di dalam daerah
kritis daerah dimana Ho diterima. Dalam penelitian ini data yang ada diuji dengan beberapa tahapan
antara lain: 1.
Uji Signifikansi Parsial Uji-t Uji-t dimaksudkan untuk menguji apakah hubungan yang ditemukan
itu berlaku untuk seluruh populasi, maka perlu di uji signifikansinya. a.
Kriteria Pengujian: Ho : b1 = 0 Tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas
pengawasan dengan variabel terikat efisiensi kerja Ha : b1
≠ 0 Ada pengaruh yang signifikan dari pengawasan variabel bebas terhadap efisiensi kerja variabel terikat.
b. Kriteria pengambilan keputusan:
Universitas Sumatera Utara
Ho Diterima jika t
hitung
t
tabel
pada α = 5 Ha Diterima jika t
hitung
t
tabel
pada α = 5 2.
Pengujian Koefesien Determinasi R
2
Koefisien determinasi R
2
digunakan untuk melihat seberapa besar kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat. Dengan kata lain
koefisien determinasi digunakan untuk mengukur besarnya kontribusi variabel bebas yang diteliti yaitu pengawasan X dengan efisiensi kerja Y
sebagai variabel terikat. Jika Koefisien Determinasi R
2
semakin besar mendekati satu menunjukkan semakin baik kemampuan X menerangkan Y. Dimana nilai R
2
berada pada 0 R
2
1. Sebaliknya, jika Koefisien Determinasi R
2
semakin kecil mendekati nol, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas adalah kecil terhadap variabel terikat. Hal ini berarti model
yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas
yang diteliti terhadap variabel terikat.
Universitas Sumatera Utara
BAB II URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu
Tety Asmiarsih M 2006 meneliti Pengaruh Pengawasan Terhadap Disiplin Kerja Pegawai Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Brebes. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa pengawasan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap disiplin kerja dengan koefisien determinasi 64,9.
Syaiful Awal Harahap 2005 meneliti Pengaruh Pengawasan Terhadap Efisiensi Kerja Pada PT Sunindo Varia Motor Gemilang Medan. Hasil penelitian
ini menunjukkan pengawasan berpengaruh positif terhadap efisiensi kerja dengan koefisiensi determinasi 16,56.
B. Pengawasan 1. Pengertian Pengawasan
Pengawasan merupakan fungsi terakhir dari proses manajemen. Fungsi ini sangat penting dan sangat menentukan pelaksanaan proses manajemen.
Pengawasan dilakukan oleh seorang pimpinan adalah untuk mengawasi pelaksanaan sumber daya organanisasi. Dengan melaksanakan pengawasan dapat
diketahui terjadinya penyimpangan-penyimpangan penggunaan sumber daya organisasi sehingga dapat mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk
menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisien.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Henry Fayol dalam Harahap 2001:10, Pengawasan mencakup upaya memeriksa apakah semua terjadi sesuai dengan rencana yang ditetapkan,
perintah yang dikeluarkan, dan prinsip yang dianut. Juga dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan dan kesalahan agar dapat dihindari kejadiannya dikemudian
hari Menurut Terry dalam Hasibuan 2001:242, Pengawasan dapat didefinisikan
sebagai proses penentuan, apa yang harus dicapai yaitu standar, apa yang sedang dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan dan apabila perlu melakukan
perbaikan-perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana yaitu selaras dengan standar.
Menurut Daft 2002:11, Pengawasan adalah memantau aktivitas karyawan, menjaga organisasi agar tetap berjalan ke arah pencapaian sasaran, dan membuat
koneksi bila diperlukan. Menurut Harahap 2001:14 Pengawasan adalah keseluruhan sistem, teknik,
cara yang mungkin dapat digunakan oleh seorang atasan untuk menjamin agar segala aktivitas yang diakukan oleh dan dalam organisasi benar-benar menerapkan
prinsip efisiensi dan mengarah pada upaya untuk mencapai keseluruhan tujuan organisasi.
Menurut Mc. Farland dalam Simbolon 2004:61, Pengawasan adalah proses dimana pimpinan ingin mengetahui apakah hasil pelaksanaan pekerjaan
yang dilakukan bawahan sesuai dengan rencana, perintah, tujuan, kebijakan, yang telah ditentukan.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan beberapa definisi dari para ahli tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pengawasan adalah suatu proses untuk menetapkan pekerjaan
apa yang sudah dilaksanakan, menilainya dan mengoreksi bila perlu untuk menjaga agar pekerjaan tersebut terarah menuju pencapaian tujuan seperti yang
direncanakan semula.
2. Fungsi Pengawasan Menurut Simbolon 2004: 62 fungsi pengawasan adalah:
a. Mempertebal rasa dan tanggung jawab pekerja yang diserahi tugas dalam
melaksanakan pekerjaan. b.
Mendidik para pekerja agar melaksanakan pekerjaan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.
c. Untuk mencegah terjadinya penyimpangan, penyelewengan, kelalaian gar
tidak terjadi kerugian yang diinginkan. Menurut Sule dan Saefullah 2005:12 fungsi pengawasan adalah:
a. Mengevaluasi keberhasilan dan pencapaian tujuan serta target sesuai dengan
indikator yang ditetapkan. b.
Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin ditemukan.
c. Melakukan berbagai alternative solusi atas berbagai masalah yang terkait
dengan pencapaian tujuan perusahaan. Berdasarkan fungsi dari pengawasan yang dikemukan oleh para ahli
tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa fungsi dari pengawasan adalah
Universitas Sumatera Utara
mengevaluasi hasil dari aktivitas pekerjaan yang telah dilakukan dalam organisasi dan melakukaan tindakan koreksi bila diperlukan.
3. Tujuan Pengawasan
Dalam rangka meningkatkan efisiensi kerja karyawan dengan tujuan untuk mencapai tujuan organisasi sangat perlu diadakan pengawasan, karena pengawasan
mempunyai beberapa tujuan yang sangat berguna bagi pihak-pihak yang melaksanakan.
Menurut Simbolon 2004:61 menyatakan tujuan pengawasan adalah sebagai berikut:
a. Mencegah dan memperbaiki kesalahan, penyimpangan, ketidaksesuaian
dalam pelaksanaan tugas yang dilakukan. b.
Agar pelaksanaan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.
Tujuan utama dari pengawasan ialah mengusahakan agar apa yang direncanakan menjadi kenyataan. Untuk dapat benar-benar merealisasi tujuan
utama tersebut, maka pengawasan pada taraf pertama bertujuan agar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan instruksi yang telah dikeluarkan, dan untuk mengetahui
kelemahan-kelemahan serta kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam pelaksanaan rencana berdasarkan penemuan-penemuan tersebut dapat diambil tindakan untuk
memperbaikinya, baik pada waktu itu maupun waktu-waktu yang akan datang Manullang, 2004:173.
Berdasarkan tujuan dari pengawasan yang dikemukakan oleh para ahli tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan dari pengawasan adalah
Universitas Sumatera Utara
menciptakan suatu efisiensi dan efektivitas dalam setiap kegiatan dan berusaha agar apa yang direncanakan dapat menjadi kenyataan.
4. Proses Dasar Pengawasan
Proses pengawasan adalah serangkaian kegiatan di dalam melaksanakan pengawasan terhadap suatu tugas atau pekerjaan dalam suatu organisasi. Proses
pengawasan ini terdiri dari beberapa tindakan langkah pokok tertentu yang
bersifat fundamental bagi semua pengawasan manajerial.
Menurut Silalahi 2002:396 langkah-langkah dalam pengawasan adalah sebagai berikut:
a. Tetapkan Standar
Standar adalah kreteria tentang hasil yang diinginkan atau peristiwa yang diharapkan dalam melaksanakan kegiatan, pelaksanaan dan hasil kerja atau
perubahan yang terjadi dalam mencapai tujuan. Menetapkan suatu standar akan memberikan suatu nilai atau petunjuk yang menjadi ukuran sehingga
hasil-hasil yang nyata dapat dibandingkan. Ada dua tipe standar yang diakui yaitu: standar keluaran dan standar masukan. Standar keluaran mengukur
hasil kerja berupa kuantitas dan kualitas. Sedangkan standar masukan mengukur usaha-usaha kerja.
b. Monitor dan Ukur Kinerja.
Agar pelaksanaan pengukuran kinerja berlangsung dengan tepat, maka perlu dikumpulkan data dan mendeteksi permasalahan. Untuk mengumpul
data tentang kinerja dapat dilakukan dengan metode observasi, wawancara atau angket pengamatan atas laporan, baik laporan lisan maupun laporan
Universitas Sumatera Utara
tertulis. Jika data atau informasi sudah dikumpulkan melalui individu, kelompok atau unit kerja yang dikontrol, harus di uji validitasnya. Sebab ada
kemungkinan karyawan akan memberikan data palsu dapat dihindarkan. c.
Bandingkan Hasil Aktual dengan Standar Tahap ketiga dalam proses ini ialah membandingkan hasil kinerja aktual
dengan standar. Untuk itu dibutuhkan standar yang jelas dan pasti yang digunakan sebagai ukuran yang diperbandingkan. Perbandingan ini untuk
mengetaui apakah ada perbedaan dan ini menetukan kebutuhan untuk tindakan.
Hasil dari perbandingan kinerja aktual dan standar mengarah pada dua kemungkinan yaitu secara signifikan konsisten dengan standar atau lebih dan
secara signifikan berbeda dengan standar. Tetapi ketika membandingkan hasil aktual dengan standar perlu menentukan batas yang dapat diterima
tentang derajat penyimpangan. d.
Ambil Tindakan Perbaikan Tindakan korektif atau penyesuaian biasanya mengambil satu dari tiga
bentuk, yaitu: Maintain Current Status jika hasil akhir konsisten dengan standar; Make Adjustmen jika hasil menyimpang dari standar karena
pelaksanaan tidak tepat; Change the Standard jika hasil secara signifikan menyimpang dari standar yang digunakan tidak tepat. Hasil kinerja yang
sesuai dengan standar maka respon yang tepat dari manajer adalah mengakui kinerja dapat diterima dan memelihara status quo dan kemudian melakukan
monitor dan mengukur pelaksanaan hasil kerja, namun jika hasil kinerja
Universitas Sumatera Utara
aktual menyimpang dari, tidak sesuai dengan atau belum mencapai standar yang ditentukan maka atasan melakuakan tindakan perbaikan atau
penyesuaian hingga mengubah standar yang digunakan.
5. Jenis-Jenis Pengawasan Menurut Simbolon 2004:62 Pengawasan terbagi atas:
a. Pengawasan dari dalam organisasi
Pengawasan yang dilakukan oleh unit organisasi unuk mengumpul data atau informasi yang diperlukan oleh organisasi untuk menilai kemajuan dan
kemunduran organisasi. b.
Pengawasan dari luar oraganisasi Pengawasan yang dilakukan oleh suatu organisasi diluar perusahaan. Ini
untuk kepentingan tertentu. c.
Pengawasan Preventif Pengawasan dilakukan sebelum rencana itu dilaksanakan. Dengan tujuan
untuk mencegah terjadinya kesalahan kekeliruan dalam pelaksanaan kerja. d.
Pengawasan Represif Pengawsan yang dilakukan setelah adanya pelaksanaan pekerjaan agar
hasilnya sesuai dengan hasil yang direncanakan
6. Prinsip-prinsip Pengawasan
Menurut Silalahi 1992:178 prinsip-prinsip pengawasan adalah: 1
Pengawasan harus berlangsung terus menerus bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan atau pekerjaan.
Universitas Sumatera Utara
2 Pengawasan harus menemukan, menilai dan menganalisis data tentang
pelaksanaan pekerjaan secara objektif. 3
Pengawasan bukan semata-mata untuk mencari kesalahan tetapi juga mencari atau menemukan kelemahan dalam pelaksanaan pekerjaan.
4 Pengawasan harus memberi bimbingan dan mengarahkan untuk mempermudah
pelaksanaan pekerjaan dalam pencapaian tujuan. 5
Pengawasan tidak menghambat pelaksanaan pekerjaan tetapi harus menciptakan efisiensi hasil guna.
6 Pengawasan harus Fleksibel.
7 Pengawasan harus ber orientasi pada rencana dan tujuan yang telah ditetapkan
Plan and Objective Oriented. 8
Pengawasan dilakukan terutama pada tempat-tempat strategis atau kegiatan- kegiatan yang sangat menentukan atau Control by Exception.
9 Pengawasan harus membawa dan mempermudah melakukan tindakan
perbaikan Corrective Action.
7. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pengawasan
Menurut Sukanto 2000:152 mengemukakan beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi pengawasan adalah:
1. Perubahan yang selalu terjadi baik dari luar maupun dari dalam organisasi
2. Kompleksitas organisasi memerlukan pengawasan formal karena adanya
desentralisasi kekuasaan.
Universitas Sumatera Utara
3. Kesalahanpenyimpangan yang dilakukan anggota organisasi memerlukan
pengawasan. 4.
Kebutuhan manajer untuk mendelegasikan wewenang.
8. Standar Pengawasan
Sebelum kegiatan pengawasan itu dilakukan perlu ditentukan standar atau ukuran pengawasan. Manullang 2004:186 menggolongkan jenis-jenis standar
pengawasan ke dalam tiga golongan besar, yaitu: 1.
Standar dalam Bentuk Fisik physical standard, adalah semua standar yang dipergunakan untuk menilai atau mengukur hasil pekerjaan bawahan dan
bersifat nyata tidak dalam bentuk uang. Meliputi: a.
Kuantitas hasil produksi b.
Kualitas hasil produksi c.
waktu 2.
Standar dalam Bentuk Uang, adalah semua standar yang dipergunakan untuk menilai atau mengukur hasil pekerjaan bawahan dalam bentuk jumlah uang.
Meliputi: a.
Standar biaya b.
Standar penghasilan c.
Standar investasi 3.
Standar Intangible, adalah standar yang biasa digunakan untuk mengukur atau menilai kegiatan bawahan diukur baik dengan bentuk fisik maupun dalam
bentuk uang. Misalnya untuk mengukur kegiatan bagian atau kepala bagian hubungan kemasyarakatan atau mengukur sikap pegawai terhadap perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
C. Efisiensi Kerja 1. Pengertian Efisiensi Kerja
Secara umum efisiensi kerja adalah perbandingan terbaik antara suatu usaha dengan hasil yang dicapai. Efisiensi kerja adalah perbandingan terbaik antara suatu
pekerjaan yang dilakukan dengan hasil yang dicapai oleh pekerjaan tersebut sesuai dengan yang ditargetkan baik dalam hal mutu maupun hasilnya.
Menurut Miraza 2004:87 efisiensi adalah pemakaian biaya ataupun bentuk pengorbanan lainnya dari setiap komponen pada setiap aktivitas usaha yang
berjalan secara wajar. Komponen tersebut meliputi biaya, waktu dan tenaga kerja. Sedangkan menurut Siagian 2003:113 efisiensi adalah perbandingan yang
negative antara in put dengan out put. Negative karena sumber, alat dan tenaga kerja yang dipergunakan lebih kecil dari hasil yang diperoleh. Artinya suatu
pekerjaan tugas dikatakan efisiensi dalam penyelengaraannya apabila input pengorbanan yang dikeluarkan lebih kecil dari hasil yang diperoleh.
Menurut Sedarmayanti 2001:112, efisiensi adalah perbandingan terbaik atau rasionalitas antara hasil yang diperoleh atau out put dengan kegiatan yang
dilakukan serta sumber-sumber dan waktu yang dipergunakan in put. Perbandingan ini dilihat dari:
1. Segi hasil
Suatu pekerjaan disebut efisien bila dengan usaha tersebut memberikan hasil yang maksimal mengenai hasil pekerjaan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
2. Segi usaha
Suatu pekerjaan dapat dikatakan efisien bila suatu hasil tertentu tercapai dengan usaha yang minimal. Usaha tersebut lima unsur yaitu; pikiran, tenaga,
waktu, ruang dan benda termasuk biaya. Berdasarkan uraian terdahulu bahwa perbandingan terbaik antara usaha dan
hasilnya dalam setiap pekerjaan terutama ditentukan oleh bagaimana pekerjaan itu dilakukan. Jika efisiensi kerja umumnya merupakan hasil dari cara-cara kerja yang
sesuai dengan prosedur kerja. Cara kerja yang efisien adalah cara yang tanpa sedikitpun mengurangi hasil yang hendak dicapai seperti: cara termudah, tercepat,
termudah, teringan, terpendek.
2. Sumber – Sumber Efisiensi Kerja
Menurut Sedarmayanti 2001:118, sumber utama efisiensi kerja adalah manusia, karena dengan akal, pikiran dan pengetahuan yang ada, manusia mampu
menciptakan cara kerja yang efisien. Menurut Sedarmayanti 2000:118, unsur efisien yang melekat pada manusia
adalah: a.
Kesadaran Kesadaran manusia akan sesuatu merupakan modal utama bagi
keberhasilannya. Dalam hal efisiensi ini, kesadaran akan arti dan makna efisiensi sangat membantu usaha-usaha kearah efisiensi.
Efisiensi sesungguhnya berkaitan erat dengan soal tingkah laku dan sikap hidup seseorang. Artinya bahwa tingkah laku dan sikap hidup seseorangdapat
mengarah perbuatan yang efisien atau sebaliknya. Adanya kesadaran
Universitas Sumatera Utara
mendorong orang untuk berkeinginan membangkitkan semangat atau kehendk untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan kesadarannya.
b. Keahlian
Sesuatu yang dikerjakan oleh seorang ahli hasilnya akan lebih baik dan lebih cepat dari pada sesuatu itu dikerjakan oleh yang bukan ahlinya. Unsur
keahlian dalam efisiensi, melekat juga pada manusia. Keahlian manusia akan sesuatu perlu ditunjang dengan peralatan, supaya efisiensi yang akan dicapai
dapat lebih tinggi daripada tanpa menggunakan alat. Sebab keahlian tanpa disertai fasilitas, tidak mungkin dapat diterapkan guna menghasilkan sesuatu
yang terbaik dan selancar seperti kalau disertai dengan fasilitas. Dengan demikian keahlian merupakan unsur jaminan akan dapat hasil yang lebih
efisien. c.
Disiplin Kedua unsur di atas belum akan menjamin hasil kerja yang baik, kalau
tidak disertai dengan unsur disiplin. Oleh karena itu efisiensi termasuk faktor waktu, sedangkan disiplin mengandung unsur waktu, maka antara efisiensi
dan disiplin adalah satu unsur penting dalam efisiensi. Unsur disiplin sesungguhnya berkaitan erat dengan unsur kesadaran,
sebab disiplin ini timbul juga dari kesadaran. Hanya bedanya kalau kesadaran timbulnya atau prosesnya dapat memakan waktu lama dan sulit dilaksanakan
sedangkan disiplin dapat ditumbuhkan dalam waktu yang relatif singkat dan pada mulanya dapat dipaksakan dengan menggunakan suatu aturan, apabila
Universitas Sumatera Utara
disiplin dapat diwujudkan dengan baik maka semua pekerjaan dapat dilaksanakan dengan hasil yang baik.
3. Syarat Dapat Dicapainya Efisiensi Kerja
Menurut Sedarmayanti 2001:132, syarat dapat dicapainya hasil efisiensi kerja antara lain:
a. Berhasil guna atau efektif
Kegiatan telah dilaksanakan dengan tepat, artinya target tercapai sesuai dengan waktu yang ditetapkan.
b. Ekonomis
Usaha pencapaian tujuan yang efisien termasuk biaya, tenaga kerja, matrial, waktu, dan lain-lain.
c. Pelaksanaan kerja yang dapat dipertanggungjawabkan
Membuktikan bahwa didalam pelaksanaan kerja, sumber-sumber telah dimanfaatkan dengan setepat-tepatnya dan dilaksanakan dengan penuh
tanggungjawab sesuai dengan yang telah ditetapkan. d.
Pembagian kerja yang nyata Berdasarkan pemikiran bahwa tidak mungkin manusia seorang diri
mengerjakan segala macam pekerjaan dengan baik. Sebab bagaimanapun juga kemamapuan setiap orang terbatas. Oleh sebab itu harus ada pembagian
kerja yang nyata, yaitu berdasarkan beban kerja, ukuran kemampuan kerja, dan waktu yang tersedia.
Universitas Sumatera Utara
e. Prosedur kerja yang praktis
Pekerjaan yang merupakan kegiatan operasional dapat dilaksanakan dengan lancar jika dilakukan secara terprogram dan terencana.
4. Hubungan Pengawasan Dengan Efisiensi Kerja
Banyak cara yang dapat dilakukan dan harus ditempuh untuk meningkatkan efisiensi kerja dalam suatu perusahaan. Efisiensi dapat ditingkatkan dengan rencana
yang baik. Efisiensi dapat ditingkatkan melalui organisasi yang sederhana, efisiensi dapat tercapai apabila kesimpangsiuran wewenang dan tanggung jawab dapat
dicegah serta ada pendelegasian wewenang yang sistematis. Efisiensi dapat pula dicapai melalui sistem penggerakan yang merangsang para bawahan bekerja
dengan iklas, jujur, loyal. Salah satu sasaran pokok manajemen dalam menjalankan kegiatan-kegiatan
dalam suatu organisasi ialah efisiensi yang semaksimal-maksimalnya. Menurut Siagian 2003:113, fungsi organik pengawasan harus dilaksanakan dengan
seefektif mungkin, karena pelaksanaan fungsi pengawasan dengan baik akan memberikan sumbangan yang besar pula dalam meningkatkan efisiensi.
Universitas Sumatera Utara
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Central Proteinaprima didirikan pada 30 April 1980 dengan nama PT. Proteina Prima, dimana PT. Protein Aprima adalah anak perusahaan dari PT.
Charoen Pokphand Indonesia yang bergerak dalam bidang agribisnis, aquaculture, telekomunikasi, logistic dan ritel berfokus pada kegiatan pemasaran dan produksi
pakan ayam, sedangkan divisi Aquaculture di Surabaya berfokus pada kegiatan produksi dan pemasaran pakan udang. PT. Protein Aprima berubah nama menjadi
PT. Central Proteinaprima Tbk sejak tahun 1991 yang berpusat di Jakarta. PT. Central Proteinaprima Tbk Cabang Medan berlokasi di Jl. Medan – Tg. Morawa
Km. 8,5 Medan dan Jl. Pulau Pinang V No. 01 Kawasan Industri Medan II dimana pada lokasi tersebut dibangun pabrik, gudang, kantor dan sebagainya. Perusahaan
ini pertama kali berproduksi pada tahun 1980 dengan hasil produksi 1000 ton makanan ternak per bulan.
PT Central Proteinaprima Tbk sebagai anak perusahaan dari PT Charoen Pokphand Indonesia didirikan sesuai dengan Undang - Undang Penanaman Modal
Asing No.1 Tahun 1967. PT Charoen Pokphand Indonesia didirikan berdasarkan akte notaris Drs. Gde Ngurah Ray No. 6 tanggal 7 Januari 1972 dan disahkan oleh
Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam surat Keputusan No. Y.A 519721 tanggal 8 Juni 1973.
Universitas Sumatera Utara
PT. Central Proteinaprima Tbk Cabang Medan sebagai industri makanan ternak, memiliki beberapa jenis produk, yaitu:
1. Bird Feed
2. Duck Feed
3. Breeder Feed
Makanan komplit adalah makanan ternak yang telah siap untuk dipakai diberikan pada hewan ternak tanpa perlu dicampur dengan jagung giling atau
dedak padi. Makanan konsentrat adalah makanan ternak yang belum dapat diberi langsung kepada hewan ternak tanpa terlebih dahulu dicampur dengan jagung
giling atau dedak padi dengan perbandingan tertentu. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan perusahaan secara umum dapat
diklasifikasikan sebagai berikut: 1.
Membeli bahan baku dalam negeri seperti berupa jagung, dedak, tepung ikan lokal, tepung daun turi, bungkil kacang kedelai, minyak sawit, obat-obatan dan
lain-lain. 2.
Menjual bahan baku lokal yang dibeli sebelumnya seperti jagung, tepung daun turi dan sebagainya kepada perusahaan induk yaitu PT Charoen Pokphand
Indonesia di Jakarta. 3.
Membeli persediaan berupa plastik dan lain-lain. 4.
Mengolah bahan baku menjadi bahan jadi berbagai jenis makanan ternak. 5.
Menjual makanan ternak distribusi atau kepada peternak secara langsung. Proses produksi makanan ternak dibagi atas tiga golongan yaitu: Milling
Section, Row Materal, Finished Goods Section. PT. Central Proteinaprima Tbk
Universitas Sumatera Utara
Cabang Medan telah menjual saham kepada masyarakat go public pada tahun 1991 sebesar 14,29 dari total modalnya, sesuai dengan anjuran pemerintah dalam
rangka distribusi pemerataan pendapatan.
B. Struktur Organisasi Perusahaan