3.4.2 Penentuan Logam Fe dari Air Sumur
Dipipet 5 mL dan diencerkan dalam labu takar 50 mL Dimasukkan dalam erlenmeyer
Ditambah 2 mL HCl
p
dan 1 mL NH
2
OH.HCl Di didihkan diatas hotplate hingga ½ volume awal
Didinginkan Ditambah 10 mL buffer amonium asetat
Ditambah 2 mL 1,10-fenantrolin sehingga diperoleh larutan merah orange
Didiamkan selama 10 menit Diukur absorbansi larutan dengan Spektrofotometer
spekronik 20 pada λ 510 nm
Catatan : Perlakuan yang sama dilakukan untuk sampel air sumur gali Hasil
air sumur bor
Larutan merah orange
Universitas Sumatera Utara
3.4.3 Penentuan Logam Fe dari Air Sumur setelah Dilewatkan Adsorben
Dipipet 5 mL dan diencerkan dalam labu takar 50 mL Dimasukkan kedalam kolom yang berisi 10 g arang aktif
Dibiarkan selama ± 1 jam Dibuka kran kolom dan ditampung filtrat yang telah dilewatkan
dari kolom
Ditambah 2 mL HCl
p
dan 1 mL NH
2
OH.HCl Di didihkan diatas hotplate, hingga ½ volume awal
Didinginkan Ditambah 10 mL buffer amonium asetat
Ditambah 2 mL 1,10-fenantrolin sehingga diperoleh larutan merah orange
Didiamkan selama 10 menit Diukur absorbansi larutan dengan Spektrofotometer spektronik
20 pada λ 510 nm
Catatan : Perlakuan yang sama dilakukan untuk sampel air sumur gali
Hasil air sumur bor
Filtrat
Larutan merah orange
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian ini diperoleh data hasil penentuan kadar besi dari sampel air sumur bor dan air sumur gali sebelum dan setelah dilewatkan adsorben adalah sebagai
berikut :
Tabel 1. Hasil Penentuan Kadar Besi dari Sampel Air Sumur Gali dan Air Sumur Bor sebelum dan setelah Dilewatkan Adsorben dan Penurunan
Kadar Besi NO
Sampel Kadar Fe
mgL Penurunan
Kadar Besi
1. Air sumur Bor sebelum dilewatkan Adsorben
1,2424 72,99
2. Air sumur Bor setelah dilewatkan Adsorben
0,3351 3.
Air sumur Gali sebelum dilewatkan Adsorben 1,0905
77,24 4.
Air sumur Gali setelah dilewatkan Adsorben 0,2479
4.2 Pengolahan Data
4.2.1 Penurunan Persamaan Garis Regresi Besi Fe dengan Metode Kurva Kalibrasi
Hasil pengukuran transmitansi dari suatu larutan seri standar yang digunakan, terlebih dahulu dikonversikan menjadi absorbansi dengan menggunakan rumus:
A = 2 – Log T Selanjutnya absorbansi diplotkan terhadap konsentrasi larutan standar sehingga
diperoleh suatu kurva kalibrasi berupa garis linier dapat dilihat pada gambar 2 pada lampiran.
Universitas Sumatera Utara
Persamaan garis regresi untuk kurva kalibrasi ini dapat diturunkan dengan metode Least Square sebagai berikut :
No Xi Yi
Xi - X Xi
2
Yi –Y Yi -Y
2
Xi- X Yi- Y
1 0,2 0,0572
- 0,4 0,16
- 0,0687 0,0047
0,0274 2
0,4 0,0845 - 0,2
0,04 0,0414
0,0017 0,0082
3 0,6 0,1269
0,0010 4
0,8 0,1697 0,2
0,04 0,0438
0,0019 0,0087
5 1,0 0,1916
0,4 0,16
0,0657 0,0043
0,0262 ∑ 3,0 0,6299
0,40 0,0004
0,0126 0,0705
Dari tabel diatas diperoleh X rata-rata : X =
n Xi
∑
= 5
, 3
= 0,6 Dan harga Y rata – rata :
Y =
n Yi
∑
=
5 6299
,
= 0,1259
4.2.2 Penurunan Persamaan Garis Regresi
Persamaan garis regresi untuk kurva kalibrasi dapat diturunkan dari persamaan garis : Y = aX + b
Dimana : a = slope b = intersept
Harga slope a dapat ditentukan dengan persamaan sebagai berikut : a =
∑ ∑
− −
−
2
X Xi
Y Yi
X Xi
Sehingga diperoleh harga a : a =
40 ,
0705 ,
= 0,1762
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan harga intersept b dapat diperoleh melalui substitusi harga a ke persamaan berikut :
Y = aX + b b = Y – aX
= 0,1259 – 0,1762 x 0,6 = 0,0202
Maka persamaan garis regresi yang diperoleh adalah :
Y = 0,1762 X + 0,0202
4.2.3 Koefisien Korelasi