Perencanaan Produksi KAJIAN TEORITIS
produksi bukanlah hal yang mudah karena banyaknya faktor yang mempengaruhinya. Terlebih produksi tersebut berbentuk program acara televisi yang aspek kelayakannya langsung di lihat
dan di nilai oleh masyarakat luas. Faktor-faktor yang banyak mempengaruhi dari manajemen perencanaan ini terbagi
menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Untuk faktor internal relatif mudah karena penguasaan masih dapat dikoordinasikan dengan sebuah team work atau kru di balik layar yang
dikuasai oleh Pimpinan Redaksi, namun faktor external tidak demikian Zulidamel Badri, Skom. 2008. Karena itu perencanaan harus dibuat ketat namun tidak kaku, artinya dapat dirubah bila
diperlukan dan kemungkinan perubahan ini juga harus diperhitungkan agar tidak menimbulkan kesulitan.. Perencanaan yang baik hanya akan diperoleh dengan didasarkan kepada informasi
yang baik dan pengukuran keberhasilan didasarkan kepada standar yang ditetapkan. Seperti ketika sebuah produksi acara televisi yang penayangannya dilakukan secara live, harus
diperlukan beberapa improvisasi yang profesional, contoh produksi program acara Apa Kabar Indonesia, Debat, Di Balik Langit Berita, dan lain-lain.
Adapun terdapat penjabaran lain dari perencanaan produksi yaitu merupakan upaya terpadu di tingkat atas perusahaan, dan bukan untuk mengimplementasikan program di tingkat
studio. Perencanaan produksi terutama dilakukan untuk tingkat corporateperusahaan, per divisi Profit centre. Eiji Ogawa, 1984. Jadi konsep di lapangan yang bertugas untuk menjalankan
perencanaan ini ialah ketika sebuah team melakukannya dalam suasana pra produksi atau ketika rapat redaksi. Sebuah rapat yang memulai aktivitas produksi acara untuk mengagendakan sebuah
perencanaan sampai pada keputusan yang harus diimplementasikan pada saat acara berlangsung. Baik berisi tentang konten acara yang dibawakan maupun teknis pendukung untuk
mensukseskan acara tersebut. Pada saat rapat redaksi inilah penentuan perencanaan dijalankan,
bahkan terdapat beberapa langkah untuk membuat keputusan dalam membuat keputusan International Centre of Journalists, 2003, seperti konsultasi antara rekan sejawat dan redaktur
atau pimpinan produksi, penjelasan permasalahan, memerhatikan substansi berita yang akan dibawakan dalam lingkaran pedoman dan kode etik, diukur tujuan Jurnalistiknya, mengenali
“stakeholder”, orang yang mungkin terkena dampak keputusann itu terutama pemirsamasyarakat luas, di pilah –pilih beberapa alternative, waktunya merencanakan untuk
mengambil keputusan, penjelasan keputusan tersebut di dukung dengan pemahaman dalam aplikasinya.
Maka dari beberapa langkah yang dijelaskan dapat melahirkan sebuah perencanaan yang kualitasnya dapat dipertanggung jawabkan oleh berbagai pihak, dari mulai Pimpinan Redaksi
sampai pada kru teknis di lapangan. Selain itu juga setiap keputusan yang diambil dapat dijalankan sesuai dengan pemahaman dan Job Descriptions masing-masing.
Tertuju pada studi kasus dalam penelitian ini, penulis akan menggambarkan bagaimana kondisi perencanaan pada saat rapat redaksi dalam program acara Apa Kabar Indonesia di Tv
One. Bagaimana sebuah keputusan dari sebuah edisi dapat ditentukan dalam hitungan dead line, terlebih penayangannya dilakukan setiap hari dan ditayangkan secara live. Bagaimana terjadinya
koordinasi yang handal dan profesinal. Tentu ini dapat dijadikan obyek kajian ilmu bagi dunia jurnalistik pertelevisian.