Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Kota Tuban adalah salah satu kota di pesisir Pantai Utara Jawa yang walau mengikuti perkembangan zaman, namun sampai saat ini masih tetap memiliki identitas kota kuno Hindu-Jawa serta kolonial. Beberapa ciri dari identitas kota kuno Hindu-Jawa serta kolonial adalah adanya alun- alun sebagai pusat kota serta pembagian kawasan yang diciptakan oleh pemerintah kolonial berdasarkan bangsaetnis dan kelas sosial. Karena itu masing-masing kawasan lama Kota Tuban memiliki ciri khas arsitektur dan desain interior tersendiri. Sama seperti kota-kota di Pesisir Pantai Utara Pantura lainnya, kondisi fisik dan non-fisik masyarakatnya tidak lepas dari pengaruh budaya bangsaetnis yang hadir sepanjang perkembangan Kota Tuban. Kondisi fisik dan non fisik yang dimaksud misalnya dapat terlihat di arsitektur dan desain interior bangunan, serta gaya hidup masyarakatnya. Orang dari berbagai bangsa sering datang ke Tuban dengan tujuan berdagang atau singgah saat berlayar. Bangsaetnis yang budayanya banyak mempengaruhi masyarakat Tuban adalah Cina, Arab, dan Belanda. Hal ini terjadi karena Kota Tuban terletak di pinggir pantai yang cukup strategis, sehingga banyak interaksi yang terjadi antara masyarakat Tuban dengan para pedagang asing serta tentunya penjajah Belanda. Budaya etnis-etnis tersebut berpadu dengan budaya lokal Jawa yang menghasilkan produk fisik berupa bangunan yang memiliki perpaduan ciri arsitektur dan desain interior Cina, Arab, Belanda, dan Jawa. Menurut catatan berita para penulis Cina, sejak sekitar tahun 1275 banyak pedagang dari berbagai negara, terutama Cina yang singgah di Kota Tuban dan akhirnya menetap di sana. Selain dari Cina, pedagang dari Timur Tengah pun banyak yang singgah di Kota Tuban. Karena itu tidak 2 mengherankan jika Kota Tuban memiliki wilayah Kampung Arab dan Pecinan. Budaya Arab serta Islam cukup kental di Kota Tuban, terbukti dari adanya Masjid Agung Tuban dbarat alun-alun serta makam Sunan Bonang. Namun perlu dicatat bahwa menurut catatan berita Cina, keberadaan umat Islam di Kota Tuban sudah mulai sejak abad ke-11, jauh sebelum kekuasaan Kerajaan Islam Demak pada tahun 1527. Walau demikian, keberadaan budaya Jawa sisa peninggalan Kerajaan Majapahit serta Hindu-Buddha masih tetap memberi dampak besar bagi struktur kota secara keseluruhan. Kota Tuban sebenarnya berada di tempat yang sangat strategis sebagai pusat perdagangan Pantura. Selain karena letaknya yang strategis, kekayaan alamnya juga melimpah. Akan tetapi, karena pantainya sering mengalami pendangkalan sehingga akhirnya kegiatan perdagangan Kota Tuban saat ini tidak lagi seramai dahulu. Akibatnya perkembangan ekonomi Kota Tuban tidak terlalu pesat. Sisi positifnya adalah jika dibandingkan dengan kota lain yang memiliki banyak bangunan bersejarah namun ekonominya berkembang pesat, penghancuran bangunan bersejarah dan pembangunan gedung- gedung baru di Kota Tuban tidak terlalu banyak. Seiring dengan waktu, keunikan arsitektur dan desain interior bangunan kuno dan bersejarah yang berasal dari masa Hindu-Jawa dan kolonial semakin dilupakan orang. Akibatnya banyak bangunan dari masa tersebut yang berada dalam kondisi mengkhawatirkan karena kurang terawat. Ada juga bangunan yang sudah dirubuhkan atau diubah gaya arsitektur dan interiornya sehingga tidak lagi memiliki ciri budaya semula. Pada masa Orde Baru ada pembatasan terhadap segala hal yang berkaitan dengan etnisbudaya di luar lokalpribumi, sehingga keberadaan Pecinan dan Kampung Arab serta pembahasan mengenai kedua etnis dan kekayaan budayanya semakin jarang didengar. Kebijakan Orde baru yang berorientasi pada masa depan dan kebaruan menyebabkan akar budaya masyarakat etnisbangsa non pribumi sempat tak terdengar oleh masyarakat luas. Hanya hal-hal negatif seperti diskriminasi ras, perbedaan kelas sosial dan ekonomi yang diekspos kepada masyarakat luas. Hal ini terjadi secara nasional dan menjadi salah satu penyebab mengapa kekayaaan tradisibudaya yang ada di hunian Kampung Arab dan Pecinan kurang banyak diekspos, diteliti, dan dirawat pada masa tersebut. Berdasarkan uraian di atas, maka Tim Peneliti melakukan studi dan penelitian terhadap hunian di kawasan lama Kota Tuban, khususnya di dua hunian yang berada di Kawasan Pecinan Jl. Dr. 3 Soetopo dan Kampung Arab. Dari kedua rumah tersebut akan ditemukan ciri khas arsitektur dan desain interior Cina, Belanda, Jawa, danatau Arab.

1.2 Rumusan dan Batasan Masalah