Permasalahan Hipotesis Manfaat Penelitian Paritas

Berdasarkan hasil penelitian Hasibuan 2008, dipaparkan bahwa pelayanan kesehatan dan tarif berpengaruh terhadap permintaan terhadap pelayanan kesehatan non Askes, sedangkan sarana dan pra sarana tidak berpengaruh. Menurut Sorkins 1989, pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh konsumen dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain faktor demografi, struktur sosial, belief, akses pelayanan kesehatan, status kesehatan berdasarkan evaluasi klinis. Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian analisis permintaan ibu yang telah mendapatkan pelayanan Jampersal di Kabupaten Serdang Bedagai untuk menggunakan kembali pelayanan Jaminan Persalinan dimana faktor tarif persalinan tidak berlaku. Dengan demikian penelitian ini dapat memaparkan hal-hal lain yang memengaruhi ataupun yang menghambat implementasi kebijakan ini.

1.2. Permasalahan

Dari uraian sebelumnya maka permasalahan penelitian ini adalah : faktor- faktor apa saja yang memengaruhi permintaan demand terhadap pelayanan Jampersal di Puskesmas Plus Perbaungan Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai. 1.3. Tujuan Tujuan Penelitian ini adalah untuk menganalisis permintaan terhadap pelayanan Jampersal dan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi Universita Sumatera Utara permintaan pelayanan Jampersal di Puskesmas Plus Perbaungan Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai.

1.4. Hipotesis

Terdapat pengaruh faktor-faktor demografis umur, paritas, struktur sosial pendidikan, pendapatan dan faktor penunjang pelaksana kualitas pelayanan terhadap permintaan pealayanan Jampersal di Puskesmas Plus Perbaungan Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai.

1.6. Manfaat Penelitian

1. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah ilmu pengetahuan khususnya bidang administrasi dan kebijakan kesehatan 2. Sebagai bahan masukan bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai untuk melakukan langkah-langkah strategis dalam pelaksanaan pelayanan Jampersal. 3. Sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya. Universita Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Permintaan Demand

Dalam usaha memenuhi kebutuhannya, pertama kali yang akan dilakukan seseorang adalah pemilihan atas berbagai barang dan jasa yang dibutuhkan. Selain itu juga dilihat apakah harganya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Jika harganya tidak sesuai, maka ia akan memilih barang dan jasa yang sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Perilaku tersebut sesuai dengan hukum permintaan yang mengatakan bahwa bila harga suatu barang atau jasa naik, maka ceteris paribus jumlah barang dan jasa yang diminta konsumen akan mengalami penurunan. Sebaliknya bila harga suatu barang atau jasa turun, maka ceteris paribus jumlah barang dan jasa yang dimintai konsumen akan mengalami kenaikan. Samuelson Nordhaus, 2004 Fungsi permintaan demand function adalah persamaan yang menunjukkan hubungan antara jumlah permintaan akan sesuatu barang dan semua faktor-faktor yang memengaruhi. Menurut Boediono 1989, permintaan suatu barang dipengaruhi oleh harga barang itu sendiri, harga barang lain yang memengaruhi, pendapatan, selera. Fungsi permintaan akan suatu barang dituliskan sebagai berikut : Dx = f PX, PY, M, S ................................................................... 2.1 9 Universita Sumatera Utara Keterangan : Dx = Permintaan barang PX = Harga barang itu sendiri PY = Harga barang lain yang memengaruhi M = Pendapatan S = Selera Menurut Boediono, permintaan suatu barang dipengaruhi oleh beberapa variabel yaitu, harga barang itu sendiri, harga barang lain yang memengaruhi, pendapatan pembeli itu sendiri, dan selera Boediono, 1989.

2.1.1. Konsep Demand dalam Kesehatan

Dalam pemikiran rasional, semua orang ingin menjadi sehat. Kesehatan merupakan modal untuk bekerja dan melangsungkan keturunan,sehingga timbul keinginan yang bersumber dari kebutuhan hidup manusia. Demand untuk menjadi sehat berbeda antar manusia. Seseorang yang sangat bergantung pada kesehatannya, tentu akan mempunyai demand yang lebih tinggi akan status kesehatannya. Pendekatan ekonomi menekankan bahwa kesehatan merupakan suatu modal untuk bekerja. Pelayanan kesehatan merupakan suatu input untuk menghasilkan hari-hari sehat. Dengan berbasis pada konsep produksi, pelayanan kesehatan merupakan salah satu input yang digunakan untuk proses produksi yang menghasikan kesehatan. Demand terhadap pelayanan kesehatan tergantung terhadap demand akan kesehatan Trisnantoro,2006 . Universita Sumatera Utara Grossman 1972 dalam Trisnantoro 2006, menggunakan teori modal manusia human capital untuk menggambarkan demand untuk kesehatan dan demand untuk pelayanan kesehatan. Dalam teori ini disebutkan bahwa seseorang melakukan investasi untuk bekerja dan menghasilkan uang melalui pendidikan, pelatihan dan kesehatan. Grossman menguraikan demand untuk kesehatan memiliki beberapa hal yang membedakan pendekatan tradisional demand dalam sektor lain : 1. Yang diinginkan konsumen adalah kesehatan bukan pelayanan kesehatan. Pelayananan kesehatan adalah sebagai derived demand yang menghasilkan input kesehatan 2. Masyarakat tidak membeli kesehatan dari pasar secara pasif. Masyarakat menghasilkannya, menggunakan waktu untuk meningkatkan kesehatan disamping menggunakan pelayanan kesehatan 3. Kesehatan dapat dianggap sebagai bahan investasi karena tahan lama dan tidak terdepresiasi dengan segera. 4. Kesehatan dapat dianggap sebagai bahan konsumsi sekaligus sebagai bahan investasi Secara umum keadaan demand dan need pelayanan kesehatan dapat dilukiskan dalam suatu konsep yang disebut fenomena gunung es Iceberg phenomenon. Konsep ini mengacu pada pengertian bahwa demand yang benar seharusnya merupakan bagian dari need. Secara konsepsual, need akan pelayanan kesehatan dapat berwujud suatu gunung es yang hanya sedikit puncaknya terlihat sebagai demand. Sedikit tersebut bersifat variatif. Di negara-negara maju mungkin Universita Sumatera Utara puncak gunung es akan terlihat relatif besar bila dibanding dengan negara-negara yang masih dalam keadaan miskin Trisnantoro,2006.

2.1.2. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Demand terhadap Pelayanan

Kesehatan Menurut Fuchs 1998, Dunlop dan Zubkoff 1981 dalam Trisnantoro 2006, faktor-faktor yang memengaruhi demand pelayanan kesehatan antara lain: 1. Kebutuhan Berbasis Fisiologis Kebutuhan berbasis pada aspek fisiologis menekankan penting-nya keputusan petugas medis yang menentukan perlu tidaknya seseorang mendapat pelayanan medis. Keputusan petugas medis ini akan memengaruhi penilaian seseorang akan status kesehatannya. 2. Penilaian Pribadi akan Status Kesehatan Secara sosio-antropologis, penilaian pribadi akan status kesehatan dipengaruhi oleh kepercayaan, budaya dan norma-norma sosial di masyarakat. Di samping itu, masalah persepsi mengenai risiko sakit merupakan hal yang penting. Sebagian masyarakat sangat memperhatikan status kesehatannya, sebagian lain tidak memperhatikannya. 3. Variabel-Variabel Ekonomi Tarif Hubungan tarif dengan demand terhadap pelayanan kesehatan adalah negatif. Semakin tinggi tarif maka demand akan menjadi semakin rendah. Sangat penting untuk dicatat bahwa hubungan negatif ini secara khusus terlihat pada keadaan pasien yang mempunyai pilihan. Pada keadaan yang membutuhkan Universita Sumatera Utara penanganan medis segera, maka faktor tarif mungkin tidak berperan dalam memengaruhi demand, sehingga elastisitas harga bersifat inelastik.Sebagai contoh, operasi segera akibat kecelakaan lalu lintas. Apabila tidak ditolong segera, maka korban dapat meninggal atau cacat seumur hidup. 4. Penghasilan Masyarakat Kenaikan penghasilan keluarga akan meningkatkan demand untuk pelayanan kesehatan yang sebagian besar merupakan barang normal. Akan tetapi, ada pula sebagian pelayanan kesehatan yang bersifat barang inferior, yaitu adanya kenaikan penghasilan masyarakat justru menyebabkan penurunan konsumsi. Hal ini terjadi pada rumah sakit pemerintah di berbagai kota dan kabupaten. 5. Asuransi Kesehatan dan Jaminan Kesehatan Faktor asuransi kesehatan menjadi penting dalam hal demand pelayanan kesehatan. Adanya asuransi kesehatan dan jaminan kesehatan dapat meningkatkan demand terhadap pelayanan kesehatan. Dengan demikian, hubungan asuransi kesehatan dengan demand terhadap pelayanan kesehatan bersifat positif. Asuransi kesehatan bersifat mengurangi efek faktor tarif sebagai hambatan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan pada saat sakit. Dengan demikian, semakin banyak penduduk yang tercakup oleh asuransi kesehatan maka demand akan pelayanan kesehatan termasuk rumah sakit menjadi semakin tinggi. Universita Sumatera Utara 6. Variabel-Variabel Demografis dan Umur Faktor umur sangat memengaruhi demand terhadap pelayanan preventif dan kuratif. Semakin tua seseorang sendiri meningkat demand-nya terhadap pelayanan kuratif. Sementara itu, demand terhadap pelayanan kesehatan preventif menurun. Dengan kata lain, semakin mendekati saat kematian, seseorang merasa bahwa keuntungan dari pelayanan kesehatan preventif akan lebih kecil dibandingkan dengan saat masih muda. Fenomena ini terlihat pada pola demografi di negara-negara maju yang berubah menjadi masyarakat tua. Pengeluaran untuk pelayanan kesehatan menjadi sangat tinggi. 7. Jenis Kelamin Penelitian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa demand terhadap pelayanan kesehatan oleh wanita ternyata lebih tinggi dibanding dengan laki-laki. Hasil ini sesuai dengan dua perkiraan. Pertama, wanita mempunyai insidensi penyakit yang lebih tinggi dibanding dengan laki-laki. Kedua, karena angka kerja wanita lebih rendah maka kesediaan meluangkan waktu untuk kesehatan lebih besar dibanding dengan laki-laki. Akan tetapi, pada kasus-kasus yang bersifat darurat perbedaan antara wanita dan laki-laki tidaklah nyata. 8. Pendidikan Seseorang dengan pendidikan tinggi cenderung mempunyai demand yang lebih tinggi. Pendidikan yang lebih tinggi cenderung meningkatkan kesadaran akan status kesehatan, dan konsekuensinya untuk menggunakan pelayanan kesehatan. Universita Sumatera Utara 9. Berbagai Faktor-Faktor Lain Faktor lain yang memengaruhi demand pelayanan kesehatan, yaitu pengiklanan, tersedianya dokter dan fasilitas pelayanan kesehatan, serta inflasi. Iklan merupakan faktor yang sangat lazim digunakan dalam bisnis komoditas ekonomi untuk meningkatkan demand. Pelayanan kesehatan tradisional seperti para tabib, dukun, dan pengobatan alternatif sudah lazim melakukan iklan di surat kabar dan majalah. Berbagai rumah sakit di Indonesia telah memperhatikan faktor pengiklanan sebagai salah satu cara peningkatan demand. Trisnantoro, 2006 Menurut Santerre dan Neun 2000 ada beberapa faktor yang memengaruhi jumlah permintaan pemeliharaan pelayanan kesehatan Quantity demanded yaitu : 1. Harga pembayaran secara langsung oleh rumah tangga. 2. Pendapatan bersih real income 3. Biaya waktu time cost, termasuk di dalamnya adalah biaya uang untuk perjalanan termasuk muatan bis atau bensin di tambah biaya pengganti untuk waktu. 4. Harga barang substitusi dan komplementer 5. Selera dan preferensi, termasuk di dalamnya status pernikahan, pendidikan dan gaya hidup. 6. Fisik dan mental hidup 7. Status kesehatan 8. Kualitas pelayanan quality of care Universita Sumatera Utara Menurut Mills Gilson 1990 hubungan antara teori permintaan dengan pelayanan kesehatan di negara-negara berkembang dipengaruhi oleh faktor-faktor : 1. Pendapatan, ada hubungan asosiasi antara tingginya pendapatan dengan besarnya permintaan akan pemeliharaan kesehatan, terutama dalam hal pelayanan kesehatan modern. 2. Harga berperan dalam menentukan permintaan terhadap pemeliharaan kesehatan. Meningkatnya harga mungkin akan lebih mengurangi permintaan dari kelompok yang berpendapatan rendah dibanding dengan kelompok yang berpendapatan tinggi. 3. Sulitnya pencapaian sarana pelayanan kesehatan secara fisik akan menurunkan permintaan 4. Kemanjuran dan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan untuk meminta pelayanan dan pemberi jasa tertentu. Selanjutnya Azwar 2010 mengemukakan bahwa kebutuhan dan demand seseorang terhadap pelayanan kesehatan amat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, sosial budaya dan sosial ekonomi. Jika tingkat pendidikannya baik, keadaan sosial budaya dan sosial ekonominya juga baik, maka secara relatif kebutuhan dan demand terhadap kesehatan juga baik. Hal sebaliknya, dimana tuntutan terhadap kesehatan akan menurun apabila tingkat pendidikan, sosial budaya dan sosial ekonomi belum memuaskan atau tidak memungkinkan untuk menjangkau pelayanan kesehatan. Universita Sumatera Utara 2. 2. Jampersal Jaminan Persalinan 2.2.1. Pengertian Jaminan Persalinan Jampersal adalah jaminan pembiayaan pelayanan persalinan yang meliputi pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, pelayanan nifas termasuk pelayanan KB pasca persalinan dan pelayanan baru lahir yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan Kemenkes RI, 2011.

2.2.2. Ruang Lingkup Jaminan Persalinan

Sebagaimana tertera dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2562MENKESPERXII2011 tentang Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan, pelyanan Jampersal meliputi pelayanan persalinan diselenggarakan secara terstruktur berjenjang berdasarkan rujukan dan prinsip Portabilitas dengan demikian jaminan persalinan tidak mengenal batas wilayah. Ruang lingkup pelayanan jaminan persalinan terdiri dari: a. Pelayanan persalinan tingkat pertama Pelayanan persalinan tingkat pertama adalah pelayanan yang diberikan oleh dokter atau bidan yang berkompeten dan berwenang memberikan pelayanan yang meliputi pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, pelayanan nifas dan pelayanan KB pasca salin, serta pelayanan kesehatan bayi baru lahir, termasuk pelayanan persiapan rujukan pada saat terjadinya komplikasi kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir serta KB paska salin tingkat pertama. Pelayanan tingkat pertama diberikan di Puskesmas dan Puskesmas PONED untuk kasus-kasus tertentu, serta jaringannya termasuk Polindes dan Poskesdes, Universita Sumatera Utara fasilitas kesehatan swasta bidan, dokter, klinik, rumah bersalin yang memiliki Perjanjian Kerja Sama PKS dengan Tim Pengelola KabupatenKota Jenis pelayanan Jaminan persalinan di tingkat pertama meliputi: 1. Pelayanan ANC sesuai standar pelayanan KIA dengan frekuensi 4 kali 2. Deteksi dini faktor risiko, komplikasi kebidanan dan bayi baru lahir 3. Pertolongan persalinan normal; 4. Pertolongan persalinan dengan komplikasi dan atau penyulit per vaginam yang merupakan kompetensi Puskesmas PONED. 5. Pelayanan Nifas PNC bagi ibu dan bayi baru lahir sesuai standar pelayanan KIA dengan frekuensi 4 kali; 6. Pelayanan KB paska persalinan serta komplikasinya. 7. Pelayanan rujukan terencana sesuai indikasi medis untuk ibu dan janinbayinya. Penatalaksanaan rujukan kasus ibu dan bayi baru lahir dengan komplikasi dilakukan sesuai standar pelayanan KIA. b. Pelayanan Persalinan Tingkat Lanjutan Pelayanan persalinan tingkat lanjutan adalah pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan spesialistik untuk pelayanan kebidanan dan bayi baru lahir kepada ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir dengan resiko tinggi dan atau dengan komplikasi yang tidak dapat ditangani pada fasilitas kesehatan tingkat pertama yang dilaksanakan berdasarkan rujukan atas indikasi medis. Universita Sumatera Utara Pada kondisi kegawatdaruratan kebidanan dan neonatal tidak diperlukan surat rujukan Pelayanan tingkat lanjutan menyediakan pelayanan terencana atas indikasi ibu dan janinbayinya. Jenis pelayanan Persalinan di tingkat lanjutan meliputi: 1. Pemeriksaan kehamilan ANC dengan risiko tinggi risti 2. Pertolongan persalinan dengan risti dan penyulit yang tidak mampu dilakukan di pelayanan tingkat pertama. 3. Penanganan komplikasi kebidanan dan bayi baru lahir dalam kaitan akibat persalinan. 4. Pemeriksaan paska persalinan PNC dengan risiko tinggi risti. 5. Penatalaksanaan KB paska salin dengan metode kontrasepsi jangka panjang MKJP atau kontrasepsi mantap Kontap serta penanganan komplikasi. Pelayanan tingkat lanjutan untuk rawat jalan diberikan di poliklinik spesialis Rumah Sakit, sedangkan rawat inap diberikan di fasilitas perawatan kelas III di Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta yang memiliki Perjanjian Kerja Sama PKS dengan Tim Pengelola KabupatenKota

2.2.3. Sasaran

Sasaran yang dijamin oleh Jaminan Persalinan adalah: a. Ibu hamil b. Ibu bersalin c. Ibu nifas sampai 42 hari pasca melahirkan d. Bayi baru lahir sampai dengan usia 28 hari Universita Sumatera Utara

2.2.4. Manfaat Pelayanan Jaminan Persalinan

1. Pemeriksaan kehamilan ANC Pemeriksaan kehamilan ANC dengan tata laksana pelayanan mengacu pada buku Pedoman KIA, dimana selama ibu hamil diperiksa sebanyak 4 kali disertai konseling KB dengan frekuensi : a. 1 kali pada triwulan pertama b. 1 kali pada triwulan kedua c. 2 kali pada triwulan ketiga Penatalaksanaan komplikasi kehamilan antara lain: a. Penatalaksanaan abortus imminen, abortus inkompletus dan missed abortion b. Penatalaksanaan mola hidatidosa c. Penatalaksanaan hiperemesis gravidarum d. Penanganan Kehamilan Ektopik Terganggu e. Hipertensi dalam kehamilan, pre eklamsi dan eklamsi f. Perdarahan pada masa kehamilan g. Decompensatio cordis pada kehamilan h. Pertumbuhan janin terhambat PJT: tinggi fundus tidak sesuai usia kehamilan i. Penyakit lain sebagai komplikasi kehamilan yang mengancam nyawa. 2. Penatalaksanaan Persalinan: a. Persalinan per vaginam 1 Persalinan per vaginam normal 2 Persalinan per vaginam melalui induksi Universita Sumatera Utara 3 Persalinan per vaginam dengan tindakan 4 Persalinan per vaginam dengan komplikasi 5 Persalinan per vaginam dengan kondisi bayi kembar. Persalinan per vaginam dengan induksi, dengan tindakan, dengan komplikasi serta pada bayi kembar dilakukan di Puskesmas PONED danatau RS. b. Persalinan per abdominam 1 Seksio sesarea elektif terencana, atas indikasi medis 2 Seksio sesarea segera emergensi, atas indikasi medis 3 Seksio sesarea dengan komplikasi perdarahan, robekan jalan lahir, perlukaan jaringan sekitar rahim, dan sesarean histerektomi. c. Penatalaksanaan Komplikasi Persalinan : 1 Perdarahan 2 Eklamsi 3 Retensio plasenta 4 Penyulit pada persalinan. 5 Infeksi 6 Penyakit lain yang mengancam keselamatan ibu bersalin d. Penatalaksanaan bayi baru lahir 1 Perawatan esensial neonates atau bayi baru lahir 2 Penatalaksanaan bayi baru lahir dengan komplikasi asfiksia, BBLR, Infeksi, ikterus, Kejang, RDS Respiratory Distress Syndrome atau Sindrom Gawat Pernafasan. Universita Sumatera Utara e. Lama hari inap minimal di fasilitas kesehatan 1 Persalinan normal dirawat inap minimal 1 satu hari 2 Persalinan per vaginam dengan tindakan dirawat inap minimal 2 dua hari 3 Persalinan dengan penyulit post sectio-caesaria dirawat inap minimal 3 tiga hari 3. Pelayanan nifas Post Natal Care a. Tatalaksana pelayanan Pelayanan nifas PNC sesuai standar yang dibiayai oleh program ini ditujukan pada ibu dan bayi baru lahir yang meliputi pelayanan ibu nifas, pelayanan bayi baru lahir, dan pelayanan KB pasca salin. Pelayanan bayi baru lahir dilakukan pada saat lahir dan kunjungan neonatal. Pelayanan ibu nifas dan bayi baru lahir dilaksanakan 4 kali : 1 Kunjungan pertama untuk Kf1 yaitu kunjungan nifas pertama kali dan KN1 kunjungan neonatus pertama kali 6 jam sd hari ke-2 2 Kunjungan kedua untuk KN2 hari ke-3 sd hari ke-7 3 Kunjungan ketiga untuk Kf2 dan KN3 hari ke-8 sd hari ke-28 4 Kunjungan keempat untuk Kf3 hari ke-29 sd hari ke-42 Pelayanan KB pasca persalinan dilakukan hingga 42 hari pasca persalinan. Pada Jaminan Persalinan dijamin penatalaksanaan komplikasi nifas antara lain perdarahan, sepsis, eklamsi, asfiksia, ikterus, BBLR, kejang, absesInfeksi diakibatkan oleh komplikasi pemasangan alat kontrasepsi dan penyakit lain yang mengancam keselamatan ibu dan bayi baru lahir sebagai komplikasi persalinan Universita Sumatera Utara Pelayanan nifas dijamin sebanyak 4 kali, terkecuali pelayanan Nifas dengan komplikasi yang dirujuk ke Rumah sakit, maka pelayanan nifas dilakukan sesuai pedoman pelayanan Nifas dengan komplikasi tersebut. b. Keluarga Berencana KB 1 Jenis Pelayanan KB Pelayanan Keluarga Berencana pasca salin antara lain, kontrasepsi mantap Kontap, IUD, implant, dan suntik. 2 Tatalaksana Pelayanan KB dan ketersediaan Alokon Tatalaksana pelayanan KB mengacu kepada Pedoman Pelayanan KB dan KIA yang diarahkan pada Metode Kontrasepsi Jangka Panjang MKJP atau Kontrasepsi Mantap Kontap.

2.2.5. Pendanaan Jaminan Persalinan

Pendanaan Jampersal di pelayanan dasar dan pelayanan rujukan merupakan belanja bantuan sosial bansos bersumber APBN yang dimaksudkan untuk mendorong pencapaian program, percepatan pencapaian MDG’s 2015 serta peningkatan kualitas pelayanan kesehatan termasuk persalinan oleh tenaga kesehatan difasilitas kesehatan. Dana Jampersal di pelayanan kesehatan dasar disalurkan ke rekening Dinas kesehatan kabupatenkota, terintegrasi menjadi satu kesatuan dengan dana Jamkesmas. Pembayaran pelayanan persalinan dan KB bagi peserta Jamkesmas maupun penerima manfaat Jaminan Persalinan di pelayanan dasar dan di pelayanan rujukan oleh fasilitas kesehatan dilakukan dengan mekanisme “Klaim” Kemenkes RI, 2011. Universita Sumatera Utara - Penyaluran Dana Jamkesmas dan Jaminan Persalinan yang menjadi satu kesatuan pelayanan lanjutan di Rumah SakitBalkesmas, disalurkan langsung dari bank operasional Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara KPPN ke Rekening Kepala Dinas Kesehatan KabupatenKota sebagai penanggung jawab program an Institusi dan dikelola Tim Pengelola Jamkesmas KabupatenKota untuk pelayanan kesehatan dasar dan persalinan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama. Tabel. 2.1. Besaran Tarif Pelayanan Jaminan Persalinan Pada Pelayanan Dasar No Jenis Pelayanan Frek Tarif Rp Jumlah Rp 1 Pemeriksaan kehamilan ANC 4 kali 20.000 80.000 2. Persalinan normal 1 kali 500.000 500.000 3. Pelayanan ibu nifas dan bayi baru lahir 4 kali 20.000 80.000 4. Pelayanan pra rujukan pada komplikasi 1 kali 100.000 100.000 kebidanan dan neonatal 5. a. Pelayanan penanganan perdarahan 1 kali 650.000 650.000 Pasca keguguran, persalinan per vaginam dengan tindakan emergensi dasar. Pelayanan rawat inap untuk komplikasi selama kehamilan, persalinan dan nifas serta bayi baru lahir b. Pelayanan rawat inap untuk bayi 1 Kali Sesuai tarif Hanya dilakukan baru lahir sakit rawat inap pada puskesmas yang berlaku perawatan c. Pelayanan Tindakan 1 Kali 150.000 150.000 Pasca Persalinan misal Manual Plasenta Universita Sumatera Utara No Jenis Pelayanan Frek Tarif Rp Jumlah Rp 6. KB Pasca persalinan: a. Jasa pemasangan alat kontrasepsi KB 1 Kali 1 IUD dan Implant 60.000 60.000 2 Suntik 10.000 10.000 b. Penanganan Komplikasi KB 1 Kali 100.000 100.000 pasca persalinan 7 Transport Rujukan Setiap Kali Besaran Biaya Transport sesuai PP dengan Standart Biaya Umum yang Berlaku di daerah

2.3. Ibu Hamil 1.3.1. Pengertian Kehamilan

Kehamilan merupakan proses yang fisiologis dan alamiah. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari 40 minggu atau 9 bulan 7 hari dihitung dari hari pertama haid terakhir Prawirohardjo, 2007.

1.3.2. Pemeriksaan Kehamilan

Antenatal care adalah cara penting untuk memonitor dan mendukung ibu hamil normal dan mendeteksi kehamilan ibu normal. Pelayanan antenatal atau yang sering disebut pemeriksaan kehamilan adalah pelayanan yang diberikan oleh tenaga profesional yaitu dokter spesialisasi bidan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat bidan. Untuk itu selama masa kehamilannya ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil Universita Sumatera Utara untuk mendapatkan pelayanan asuhan antenatal. Bidan melakukan pemeriksaan klinis terhadap kondisi kehamilannya. Bidan memberi KIE Komunikasi, Informasi, Edukasi kepada ibu hamil, suami dan keluarganya tentang kondisi ibu hamil dan masalahnya Cakupan K1 merupakan gambaran besaran ibu hamil yang melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan, untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Kunjungan ibu hamil K4 adalah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit 4 kali dengan distribusi pemberian pelayanan minimal 1 kali pada triwulan pertama, 1 kali pada triwulan kedua, dan 2 kali pada triwulan ketiga umur kehamilan Manuaba, 2008

2.3.3. Tujuan Pemeriksaan Kehamilan

Menurut Wiknjosastro 2002 tujuan Antenatal Care ANC adalah menyiapkan wanita hamil sebaik-baiknya fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka pada post partum sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental.

2.3.4. Faktor Resiko Kehamilan a. Umur

Umur seorang ibu berkaitan dengan alat-alat reproduksi wanita. Umur reproduksi yang sehat dan aman adalah 20-35 tahun. Kehamilan di usia kurang dari 20 tahun dan diatas 35 tahun dapat menyebabkan anemia karena di usia kurang dari 20 tahun secara biologis belum optimal, emosinya cenderung labil, mentalnya belum Universita Sumatera Utara matang sehingga mudah mengalami goncangan yang mengakibatkan kurangnya perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan zat-zat gizi selama kehamilan. Sedangkan pada umur 35 tahun terkait dengan kemunduran dan penurunan daya tahan tubuh serta berbagai penyakit yang menimpa di usia ini serta makin tua umur ibu maka akan terjadi kemunduran yang progresif dari endometrium sehingga untuk mencukupi kebutuhan nutrisi janin diperlukan pertumbuhan plasenta yang lebih luas Wiknjosatro, 2002.

b. Paritas

Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai oleh seorang wanita. Menurut Prawirohardjo 2007, paritas dapat dibedakan menjadi primipara, multipara dan grandemultipara. - Klasifikasi Paritas 1. Primipara adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi hidup untuk pertama kalinya Mochtar, 1998. 2. Multipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak lebih dari satu kali Prawirohardjo, 2007.. 3. Grandemultipara adalah wanita yang telah melahirkan 5 orang anak atau lebih dan biasanya mengalami penyulit dalam kehamilan dan persalinan. Paritas hamil dan lahir hidup dengan interval kurang dari 2 tahun, jumlah kehamilan di atas 4 kali, umur saat hamil terlalu muda kurang dari 20 tahun atau sudah tua di atas 35 tahun adalah resiko tinggi bagi ibu Manuaba, 2008. Universita Sumatera Utara

2.4. Program KIA Kesehatan Ibu dan Anak

Dokumen yang terkait

Pengaruh Persepsi tentang Kualitas Pelayanan Bidan Desa terhadap Kepuasan Ibu Bersalin Peserta Jaminan Persalinan di Puskesmas Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai

5 92 171

Pengetahuan Bidan Tentang Sistem Rujukan pada Ibu Bersalin di Wilayah Kerja Puskesmas Perbaungan Plus Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013

3 40 81

Pengetahuan Bidan Tentang Sistem Rujukan pada Ibu Bersalin di Wilayah Kerja Puskesmas Perbaungan Plus Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013

0 0 2

Pengetahuan Bidan Tentang Sistem Rujukan pada Ibu Bersalin di Wilayah Kerja Puskesmas Perbaungan Plus Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013

0 0 12

Pengetahuan Bidan Tentang Sistem Rujukan pada Ibu Bersalin di Wilayah Kerja Puskesmas Perbaungan Plus Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013

0 0 1

Pengetahuan Bidan Tentang Sistem Rujukan pada Ibu Bersalin di Wilayah Kerja Puskesmas Perbaungan Plus Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013

0 0 4

Pengetahuan Bidan Tentang Sistem Rujukan pada Ibu Bersalin di Wilayah Kerja Puskesmas Perbaungan Plus Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013

0 0 14

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Permintaan (Demand) - Analisis Permintaan Pelayanan Persalinan Menggunakan Jaminan Persalinan Pada Ibu-Ibu Yang Telah Mendapatkan Pelayanan Jaminan Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Plus Perbaungan Kecamatan Perbaungan Kabu

0 0 20

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Analisis Permintaan Pelayanan Persalinan Menggunakan Jaminan Persalinan Pada Ibu-Ibu Yang Telah Mendapatkan Pelayanan Jaminan Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Plus Perbaungan Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serd

0 0 8

ANALISIS PERMINTAAN PELAYANAN PERSALINAN MENGGUNAKAN JAMINAN PERSALINAN PADA IBU-IBU YANG TELAH MENDAPATKAN PELAYANAN JAMINAN PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PLUS PERBAUNGAN KECAMATAN PERBAUNGAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TESIS

0 1 13