Tujuan Pembinaan Mental Pembinaan Mental 1. Pengertian Pembinaan Mental
Dalam kesempurnaan manusia tersebut, tidak luput juga mengalami perubahan baik itu jasmani maupun rohani, lebih-lebih pada saat ramaja yang
sudah terpengaruh oleh berbagai hal baik atau positif maupun negatif. Sehubungan dengan hal tersebut, Zakiah Daradjat menyatakan pendapatnya
yaitu : “kalau ingin membawa moral anak-anak yang sesuai dengan hakekat agama
maka ketiga pendidikan keluarga, sekolah, dan masyarakat harus bekerjasama dan berjalan seirama tidak bertentangan satu sama lainnya”
46
. Dengan demikian maka dapat dipahami bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi pembinaan mental adalah sebagai berikut : a. Faktor Intern
Faktor intern merupakan faktor yang terdapat dalam diri sendiri, seperti ketidak sempurnaan jasmaninya, sifat, watak, dan bakat yang
dimilkinya. Ketidak sempurnaan yang dimilki dapat menimbulkan hambatan dan pergaulan seorang nak, misalkan saja seperti rendah diri, iri hati, dan
kompensasi. Ketiga hal tersebut memerlukan perhatian dan bimbingan, seperti kompensasi yang diarahkan dapat berubah menjadi positif karena
kekurangan pada dirinya dan dapat diimbangi dengan prestasi dibidang lain. Akan tetapi bila tidak tersalur, rendah diripun dapat menimbulkan ketakutan
untuk bergaul, iri hati dapat menimbulkan dendam, dan kompensasi berupa pamer kelebihan atau kesombongan.
46
Zakiah Darajat, Pembinaan Remaja, Jakarta: Bulan Bintang, ,1975 h. 62
b. Faktor Ekstern Faktor ekstern merupakan faktor yang disebabkan oleh pengaruh
lingkungan, dimana seorang anak tumbuh dan dibesarkan. Yang termasuk faktor ekstern adalah lingkungan keluarga, Sekolah, teman, norma
masyarakat, dan lain-lain. Sebenarnya pada faktor ekstern ini merupakan inti atas berhasil tidaknya pertumbuhan seorang anak, karena dengan faktor
ekstern ini hampir semua problema dapat diatasi. Dalam masalah pengaruh dari luar, agama Islam juga memberi petunjuk bahwa perkembangan
seorang anakpun dipengaruhi oleh lingkungan yang ada di sekitarnya. walaupun anak lahir dalam keadaan baik, bila tanpa pengaruh yang
baik pula kemungkinan besar akan menjadi kurang baik, dan dalam proses memilih kawan bagi seorang anak dianjurkan memilih kawan yang baik dan
sholeh dan juga menjauhi orang-orang yang selalu berbuat dosa.