Risa Meidawati, 2013 Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMK Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan
Dengan Problem Based Learning PBL Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Peranan pendidikan adalah menyiapkan generasi masa depan yang lebih baik dari generasi sekarang. Harus disadari bersama, bahwa kita saat ini berada di
era globalisasi, abad 21, abad interkoneksi antara kecepatan, kompleksitas, dan ketidakpastian, sehingga hanya mereka yang memiliki kemampuan yang lebih
kreatif dan profesional yang akan tetap survive Wardani, 2003. Era globalisasi menuntut suatu bangsa untuk meningkatkan kualitasnya, baik dalam bidang
ekonomi, politik, sosial, pendidikan maupun budaya. Masalah-masalah utama yang dihadapi negara-negara berkembang seperti Indonesia dalam rangka
mengiringi tuntutan globalisasi adalah bagaimana mengembangkan dan meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki keahlian
diantaranya mampu bekerja sama, berpikir tingkat tinggi, terampil, mampu berkomunikasi dan mampu belajar sepanjang hayat Kisti dan Fardana, 2012.
Selain itu Degeng Wardani, 2003 mengemukakan para lulusan sekolah sampai perguruan tinggi, disamping harus memiliki kemampuan vokasional vocasional
skills juga harus memiliki kemampuan berpikir thinking skills, salah satunya berpikir kreatif.
Kemampuan berpikir kreatif merupakan aspek penting dalam kehidupan karena hidup ini selalu berhadapan dengan masalah sehingga diperlukan adanya
ide-ide kreatif untuk mengatasi dan memecahkan masalah tersebut. Dengan kemampuan berpikir kreatif siswa diharapkan dapat menyelesaikan masalah yang
diberikan dengan berbagai penyelesaian. Munandar 1992 juga menjelaskan bahwa kemampuan berpikir kreatif seseorang makin tinggi, jika ia mampu
menunjukkan banyak kemungkinan jawaban pada suatu masalah. Selain itu kemampuan berpikir kreatif juga dapat menjadikan siswa berani untuk
mengungkapkan gagasan yang dimilikinya. Persaingan di dunia ini juga tidak pernah berhenti sehingga setiap individu dituntut harus selalu kreatif dalam
menghasilkan ide-ide atau gagasan baru karena orang kreatif selalu memiliki solusi alternatif pemecahan masalah yang dihadapi.
Risa Meidawati, 2013 Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMK Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan
Dengan Problem Based Learning PBL Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Namun berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai berpikir kreatif ternyata kemampuan berpikir kreatif siswa umumnya masih rendah, hal ini
salah satu penyebabnya adalah guru tidak membiasakan siswa untuk berpikir kreatif ketika pembelajaran. Penelitian tersebut antara lain oleh Widyastuti 2005
dengan hasil penelitian menunjukkan kemampuan berpikir kreatif siswa setelah pembelajaran analogi rata-rata rendah dibandingkan konvensional. Begitupun
penelitian Yuliana 2008 dan Wulan 2010 yang menggunakan problem solving dalam pembelajarannya ternyata hasil penelitian yang didapatkan menunjukkan
bahwa rata-rata persentase kemampuan berpikir kreatif siswa termasuk kedalam kategori rendah. Selama ini aktivitas pembelajaran di sekolah masih menekankan
pada perubahan kemampuan berpikir pada tingkat dasar, belum memaksimalkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Padahal kemampuan berpikir tingkat
tinggi juga sangat penting bagi perkembangan mental dan perubahan pola pikir siswa sehingga diharapkan proses pembelajaran dapat berhasil. Salah satu
kemampuan berpikir tingkat tinggi yang dapat digunakan untuk menyelesaikan suatu permasalahan adalah kemampuan berpikir kreatif Purnamaningrum, 2012.
Hal ini akan menjadi sebuah kekhawatiran yang sangat besar jika kemampuan berpikir kreatif tidak diajarkan karena akan berdampak pada jenjang pendidikan
selanjutnya. Kemajuan pembangunan yang semakin meningkat dalam era globalisasi,
semakin menuntut pendidikan untuk menghasilkan tenaga kerja yang mempunyai kemampuan dan keterampilan yang sesuai dengan kualifikasi pekerjaan.
Pemenuhan kebutuhan akan tenaga kerja dengan mempertimbangkan juga variasi bakat dan kemampuan siswa yang berbeda diwujudkan dengan penyediaan
alternatif pendidikan yang mampu menjawab permasalahan tersebut. Alternatif pendidikan tersebut adalah dengan membuka Sekolah Menengah Kejuruan SMK
Kisti dan Fardana, 2012. Berdasarkan penjelasan Pasal 15 Undang-undang No.20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa di Sekolah Menengah Kejuruan, siswa dengan bakat dan kemampuan di bidang pilihan mereka akan dipersiapkan dan
dibina untuk menjadi tenaga kerja terampil dan siap latih, mudah berdaptasi
Risa Meidawati, 2013 Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMK Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan
Dengan Problem Based Learning PBL Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
dengan lingkungan dan perubahan, serta dapat mengembangkan diri dalam rangka memenuhi kebutuhan pasar kerja di berbagai sektor yang selalu berkembang
Kisti dan Fardana, 2012. Besarnya tingkat persaingan era globalisasi menimbulkan berbagai
tantangan dalam berbagai bidang kehidupan. Tantangan ini bisa menjadi hambatan yang mengancam kelangsungan hidup siswa SMK. Kondisi tersebut
membuat siswa SMK dituntut untuk memiliki kemampuan berpikir secara kreatif dan pintar mencari pemecahan untuk semua masalah-masalah yang dihadapinya.
Oleh karena itu siswa SMK diharapkan memiliki pandangan yang terbuka, untuk melihat alternatif-alternatif lain dan melihat peluang-peluang yang ada, dengan
kata lain diharapkan untuk menjadi kreatif Kisti dan Fardana, 2012. Permasalahan kompleks yang akan dihadapi oleh siswa SMK salah satunya
berhadapan dengan masalah lingkungan. Oleh karena itu maka perlu dipelajari tentang materi pengelolaan lingkungan. Melalui mata pelajaran ini peserta didik
diarahkan dan dibimbing untuk menjadi calon pekerja yang mampu menerapkan kompetensinya dalam mengelola lingkungan secara arif. Pengelolaan lingkungan
pada mata pelajaran Biologi SMK termasuk materi yang bersifat divergen yang memungkinkan banyak jawaban yang berbeda tidak ada satu jawaban baku atau
tunggal. Oleh karena itu materi pengelolaan lingkungan ini cocok digunakan atau diajarkan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa.
Kemampuan berpikir kreatif siswa ini dapat dikembangkan melalui model pembelajaran yang sesuai. Problem Based Learning merupakan pembelajaran
yang dilakukan dengan menghadapkan siswa pada permasalahan yang nyata pada kehidupan sehari-hari, sehingga siswa dapat menyusun pengetahuannya sendiri
dalam memecahkan masalah dan mengupayakan berbagai macam solusinya, yang mendorong siswa untuk berpikir kreatif Purnamaningrum, 2012. Pembelajaran
dengan PBL di SMK Pertanian sudah biasa dilakukan oleh guru, hanya saja untuk pengukuran kemampuan berpikir kreatif dengan PBL ini belum pernah dilakukan.
Selain itu, PBL dalam pelaksanaannya dapat mengakomodasi siswa untuk memberdayakan
kemampuan berpikir
kreatif. Siswa
didorong untuk
mengutarakan gagasan yang bervariasi dan memberikan kesempatan siswa untuk
Risa Meidawati, 2013 Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMK Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan
Dengan Problem Based Learning PBL Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
menginterpretasikan suatu fenomena atau demonstrasi, aktivitas ini dapat mengakomodasi aspek kemampuan berpikir kreatif yaitu fluency dan flexibility.
Tahap selanjutnya siswa mengumpulkan informasi yang sesuai untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, siswa dapat menambahkan ide-
ide orisinilnya dalam pemecahan masalah, kegiatan ini akan membantu siswa mengembangkan aspek originality. Siswa kemudian merencanakan dan
menyiapkan laporan dan menyajikannya kepada teman-teman yang lain, pada kegiatan ini diharapkan siswa lain dapat menambahkan gagasannya untuk
memperkaya gagasan yang sudah dipresentasikan, sehingga mengembangkan aspek kemampuan memperinci atau elaboration Purnamaningrum, 2012.
Oleh karena itu penting untuk diketahui kemampuan berpikir kreatif siswa SMK Pertanian dalam pembelajaran pengelolaan lingkungan dengan Problem
Based Learning PBL.
B. Rumusan Masalah