BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Kredit yang diberikan oleh perbankan sebagaian besar berasal dari
penghimpunan dana masyarakat yang sewaktu-waktu harus siap apabila dikembalikan lagi kepada masyarakat. Oleh karena itu perbankan wajib untuk
menjaga kualitas pelemparan kredit yang dilakukannya dengan memperhatikan prinsip-prinsip perkreditan yang sehat diantaranya prinsip 5C.
Hal lainnya adalah dalam hal pemberian kredit, bank harus mengikuti prosedur dan syarat umum yag ditentukan terutama dalam hal pengikatan
kredit termasuk juga pengikatan jaminan kredit berupa hak tanggungan. Pengikatan hak tanggungan yang tepat akan memudahkan bank untuk
melakukan eksekusi jaminan apabila debitur cidera janji wanprestasi
2. Kedudukan kreditur pemegang hak tanggungan dalam hal ini memiliki sifat
yang lebih diutamakan daripada kreditur-kreditur lainnya termasuk juga hak dalam eksekusi jaminan. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi sekaligus
mencegah debitur melakukan wan prestasi ataupun menggadaikan hak
tanggungan kepada pihak lainnya.
3. Berdasarkan Penjelasan Umum angka 9 Undang-Undang Nomor 4 Tahun
1996 Tentang Hak Tanggungan, bahwa walaupun secara umum ketentuan tentang eksekusi telah diatur dalam Hukum Acara Perdata yang berlaku.
Namun secara umum eksekusi dalam hak tanggungan dapat dilakukan kreditur dalam hal ini dengan menyerahkan kepada Kantor Pelayanan
Universitas Sumatera Utara
Kepiutangan dan Lelang Negara KPKNL untuk diadakan lelang dan
eksekusi objek hak tanggungan.
B. Saran
1. Perlu adanya sosialisasi dan pemahaman lebih lanjut kepada setiap debitur
yang akan mengajukan kredit di perbankan bahwasannya terdapat prosder- prosedur yang secara umum harus dilakukan sebelum kredit tersebut
dicairkan antara lain adalah mengenai kepastian jaminan kredit. Hal ini dilakukan untuk mencegah adanya ketidakadilan dalam pelaksanaan eksekusi
dan menjamin terpenuhinya hak dan kewajiban baik debitur maupun kreditur 2.
Jaminan bahwa pemegang hak tanggungan memiliki sifat untuk lebih diutamakan daripada kreditur-keditur lainnya selayaknya dapat menjadi
pedoman bagi pihak perbankan agar dapat lebih hati-hati dalam pengikatan hak tanggungan agar eksekusi hak tanggungan dapat berjalan lancar dan
perbankan akan memperoleh jaminan penyelesaian kredit macet yang dialaminya
3. Bank Pemerintah sebagai kreditur pada umunmya belum sepenuhnya
memanfaatkan ketentuan yang tercantum dalam Pasal 6 dengan sebaik- baiknya, karena apabila terjadi wanprestasi oleh pihak debitur biasanya bank
sebagai kreditur mengajukan permohonan eksekusi dengan meminta bantuan kepada Ketua Pengadilan Negeri untuk menjual objek Hak Tanggungan
melalui pelelangan umum guna memperoleh pelunasan piutangnya. Padahal, proses seperti ini akan memakan waktu yang cukup lama dan berbelit-belit.
Seharusnya bank dapat mengacu pada ketentuan Pasal 6 tersebut karena akan
Universitas Sumatera Utara
lebih efisien, yaitu bank dapat mengajukan permohonan lelang secara langsung kepada Kantor Penjualan Kekayaan Negara dan Lelang KPKNL
agar objek Hak Tanggungan dapat langsung dilelang, sehingga kreditur tidak menunggu waktu yang lama untuk memperoleh pelunasan piutangnya.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU