Desain Tempat dan waktu Populasi dan sampel Perkiraan besar sampel Persetujuaninformed consent Etika penellitian Cara Kerja dan Alur Penelitian 1 Subjek

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1. Desain

Penelitian ini merupakan uji diagnostik untuk mengetahui sensitivitas dan spesifisitas rasio neutrofil imatur dengan neutrofil total dalam menegakkan diagnosis dini sepsis neonatorum.

3.2. Tempat dan waktu

Penelitian ini dilakukan di unit perinatologi Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik selama 3 bulan mulai Februari – April 2011.

3.3. Populasi dan sampel

Populasi target adalah neonatus yang diduga mengalami sepsis. Populasi terjangkau adalah populasi target di unit perinatologi Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik selama bulan Februari-April 2011. Sampel adalah populasi terjangkau yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi.

3.4. Perkiraan besar sampel

Besar sampel dihitung dengan menggunakan rumus besar sampel untuk uji diagnostic. Mengacu pada penelitian yang dilakukan Philips dan Hewitz dengan sensitivitas yang diharapkan sebesar 88 dengan toleransi sebesar 10 maka sampel yang diperlukan adalah seperti perhitungan rumus sebagai berikut , yaitu: 42 Universitas Sumatera Utara N = Z α 2 d PQ P = Sensitifitas = 0. 88 2 Q = 1 – P = 1 – 0.88 = 0.12 Z α = nilai baku normal = 1.96 dengan interval kepercayaan 95 d = 0.88 10 dari 88 Dengan menggunakan rumus di atas didapat jumlah sampel sebanyak 53 orang.

3.5. Kriteria inklusi dan eksklusi

3.5.1. Kriteria Inklusi 1. Bayi usia 0 sampai 28 hari 2. Didiagnosis dengan sepsis neonatorum berdasarkan gejala klinis dan faktor risiko 3. Sampel darah diambil sebelum mendapat antibiotik atau mendapat antibiotik Kurang dari 48 jam. 4. Orang tua bersedia mengisi informed consent. 3.5.2. Kriteria Eksklusi

1. Bayi dengan ikterus neonatorum sebelum 24 jam.

2. Bayi dengan anemia sebelum 24 jam. 3. Bayi dengan multiple congenital anomalies Universitas Sumatera Utara

3.6. Persetujuaninformed consent

Semua subyek penelitian akan diminta persetujuan dari orang tua setelah dilakukan penjelasan terlebih dahulu untuk pemeriksaan darah.

3.7. Etika penellitian

Penelitian ini disetujui oleh Komite Etik Kesehatan dari Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. 3.8. Cara Kerja dan Alur Penelitian 3.8.1 Subjek Subjek dikumpulkan secara consecutive sampling.

3.8.2 Pengambilan sampel darah

- Melakukan pengambilan sampel dengan menilai kriteria inklusi dan eksklusi berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. - Sampel darah untuk pemeriksaan kultur darah diambil dari vena mediana cubiti dengan terlebih dahulu dilakukan tindakan aseptik dengan alkohol 70 dan dibiarkan kering. - Pengambilan darah sebanyak 3 cc dilakukan dengan menggunakan dispossible syringe 3cc yang dimasukkan dalam tabung untuk pemeriksaan kultur darah. Universitas Sumatera Utara Cara Kerja pemeriksaan kultur darah: 1. Darah dimasukkan ke dalam Bouillon dengan perbandingan 1 : 10, lalu 43 diinkubasi pada suhu 37 o 2. Amati pertumbuhan kuman C selama 24 jam 3. Jika tampak ada pertumbuhan kuman, lalu diinokulasikan pada agar darah Mc Conkey. 4. Khusus inokulasi pada agar darah, penggoresan pada media dilakukan secara menyilang di bagian tengah media agar darah, kemudian dibuat goresan sepanjang goresan pertama, dengan arah tegak lurus terhadap goresan pertama. Kemudian buat goresan tegak lurus terhadap goresan terakhir sampai media penanaman penuh. 5. Inkubasi agar darah dan agar Mc Conkey pada suhu 37 jam. c selama 24 6. Hitung koloni yang tumbuh pada agar darah. 7. Koloni yang tumbuh pada agar darah setelah hitung koloni dan agar Mc Conkey dilakukan pewarnaan Gram. 8. Bakteri Gram + kokus dari koloni yang tumbuh pada agar darah dilanjutkan dengan uji katalase dan uji identifikasi. Universitas Sumatera Utara 9. Bakteri Gram - batang dari koloni yang tumbuh pada agar Mc Conkey dilanjutkan dengan uji identifikasi. cara kerja sediaan hapusan darah tepi 1. pengambilan darah perifer pada tumit bayi yang telah dilakukan tindakan aseptik dengan alkohol 70 dan dibiarkan kering.tumit bayi ditusuk dengan hemolet kecil kemudian darah diteteskan pada tiga objek glas, kemudian dihapus pada objek glas sehingga menjadi tipis lalu dikeringkan, kemudian difixaxi dengan metanol selama 5-10 menit, lalu dilakukan pewarnaan dengan giemsa. 2. Sediaan apus darah tepi yang sudah dicat dengan giemsa kemudian dibaca di bawah mikroskop binokuler dengan pembesaran 1000 kali 3. Dihitung rasio neutrofil imatur dengan neutrofil total pada 3 slide kemudian dihitung rata-ratanya. 4. Pembacaan dilakukan oleh analis hematologi yang terlatih. Alur penelitian Universitas Sumatera Utara 3.9 Identifikasi Variabel Variabel bebas skala IT rasio numerik Variabel tergantung skala Kultur darah nominal 3.10 Definisi Operasional Pemeriksaan kultur darah,pemeriksaan dan pemeriksaan IT rasio Pemeriksaan rasio neutrofil imatur dengan neutrofil total Positif : bila dijumpai nilai ≥ 0.2 Kultur darah Positif : bila dijumpai pertumbuhan kuman dalam darah Sampel Universitas Sumatera Utara 1. Neonatus: bayi berusia 0 sampai 28 hari. 2. Sepsis neonatorum bila dijumpai adanya pertumbuhan bakteri dalam darah dan terdapat gejala klinis berupa apnoe, takhipnoe, sianosis, muntah, diare, distensi abdomen, malas minum, hipotermi, hipertermi, hepatomegali, ikterik, hipoglikemi, hiperglikemi, letargi dan irritabilitas. 2. Kultur darah adalah pemeriksaan darah untuk melihat pertumbuhan bakteri dan merupakan baku emas dalam menegakkan diagnosis sepsis. 3. IT rasio adalah perbandingan jumlah neutrofil imatur neutrofil batang, promyelosit,myelosit,, metamyelosit dengan neutrofil total neutrofil imatur + neutrofil segmen dalam 100 lapangan pandang. Gambar 3.1 gambaran serial neutrofil pada sediaan slide darah tepi a. myeloblas 41 Universitas Sumatera Utara b. Promyelosit c. myelosit • Ukuran sel: 15 - 30 µm • Bentuk sel: oval atau bulat • Warna sitoplasma: biru muda, dengan halo jelas, Granularitas: pekat, • Bentuk inti: oval • Tipe kromatin: awal kondensasi • Ratio intisitoplasma: sedang, rendah atau sangat rendah • Nukleolus: tampak,ukuran sedang • Ukuran sel: 15 - 25 µm • Bentuk sel: oval atau bulat • Warna sitoplasma: biru muda atau merah jambu. halo tidak terlihat • Granularitas: banyak granul azurofilik pekat dan neutrofilik • Bentuk inti: oval atau berbentuk ginjal • Tipe kromatin: memadat sebagian • Ukuran sel: 15 - 25 µ m • Bentuk sel: oval, kadang- kadang bulat • Warna sitoplasma: biru, tanpa halo perinuklear jelas atau dengan halo dengan halo perinuklear melebar • Granularitas: sitoplasma nongranular atau sedikit granula azurofilik • Bentuk inti: biasanya oval, kadang-kadang tidak teratur, jarang bulat Universitas Sumatera Utara d. Metamyelosit e. Neutrofil batang e. Neutrofil segmen • Ukuran sel: 14 - 20 µm • Bentuk sel: oval atau bulat • Warna sitoplasma: pink • Granularitas: a few azurofilik and neutrofilik, different in number • Bentuk inti: elongated, semicircular • Tipe kromatin: condensed • Ukuran sel: 14 - 20 µm • Bentuk sel: oval atau bulat • Warna sitoplasma: pink • Granularitas: a few azurofilik and neutrofilik, different in number • Bentuk inti: semicircular • Tipe kromatin: condensed • Ukuran sel: 14 - 20 µm • Bentuk sel: oval atau bulat • Warna sitoplasma: pink • Granularitas: a few azurofilik and neutrofilik, different in number granulation • Bentuk inti: lobulated normally less than 5 lobes • Tipe kromatin: condensed Universitas Sumatera Utara 3.11.Pengolahan dan analisis data Perbedaan kemampuan diagnostik sediaan apus darah tepi dibandingkan dengan kultur darah dianalisis dengan tabel 2x2 dengan menghitung sensitivitas, spesifisitas dan nilai ramal positif dengan interval kepercayaan 95. Untuk menentukan titik potong terbaik hasil uji diagnostik dibuat kurva ROC. Hubungan dua variabel dianalisa dengan x 2 chi square untuk variabel nominal, sedangkan untuk variabel numerik dianalisis dengan t test. Data yang terkumpul akan diolah, dianalisis, dan disajikan dengan menggunakan program komputer SPSS versi 14.0 . Interval kepercayaan yang digunakan adalah 95 dan batas kemaknaan P kurang dari 0.05. Universitas Sumatera Utara

BAB 4. HASIL

Penelitian dilaksanakan di unit perinatologi Rumah Sakit H. Adam Malik Medan. Sampel penelitian sebanyak 53 bayi yang dirawat di unit perinatologi yang diduga mengalami sepsis neonatorum. Dilakukan pemeriksaan kultur darah dan dilakukan juga pemeriksaan sediaan hapus darah tepi untuk memeriksa IT rasio. Tabel 4.1 menunjukan karakteristik sampel penelitian berupa usia gestasi, jenis kelamin, berat badan lahir dan diagnosa. Dari 53 bayi yang diperiksa, ditemukan 26 45,6 bayi mengalami sepsis kultur darah positif. Responden sebagian besar dengan usia gestasi 38 – 40 minggu yaitu 11 orang bayi 42.3 yang mengalami sepsis dan 14 orang bayi 51.9 yang tidak menderita sepsis. Jenis kelamin kedua kelompok adalah mayoritas laki- laki dengan jumlah masing-masing 14 orang. Rerata berat bayi lahir pada kelompok bayi yang tidak mengalami sepsis adalah 2509.26 gram sedangkan pada bayi yang mengalami sepsis dengan rerata berat lahir 2329.23 gram, tidak berbeda secara signifikan p = 0.485. Diagnosa terbanyak untuk kedua kelompok bayi adalah respiratory distress, dengan masing-masing berjumlah 7 bayi 26.9 pada bayi yang menderita sepsis dan sebanyak 14 bayi 51.9 pada bayi yang tidak menderita sepsis. Universitas Sumatera Utara