Fungsi Pemerintahan yang Baik Good Governance Dilihat Dari Aspek Hukum Administrasi

kekuasaan dalam memerintah dan fungsi jaminan adalah fungsi untuk memberikan jaminan perlindungan hukum bagi rakyat.

B. Fungsi Pemerintahan yang Baik Good Governance Dilihat Dari Aspek Hukum Administrasi

Di dalam pembahasan tentang sebuah pemerintahan yang baik atau good governance tidak akan lepas kaitannya dengan sebuah birokrasi. Birokrasi merupakan sebuah instrumen penting dalam masyarakat yang kehadirannya tidak mungkin akan terelakkan. Birokrasi adalah sebuah konsekuensi logis dari diterimanya hipotesis bahwa negara memiliki misi untuk mensejahterakan rakyatnya. Berkenaan dengan upaya pelayanan dan mewujudkan kesejahteraan rakyat, pemerintah harus memberikan andil yang cukup besar. Birokrasi disini dijelaskan dalam pemerintahan yang baik adalah untuk memperlancar kegiatan- kegiatan publik masyarakat. Semua kegiatan pemerintah harus dan tidak terlepas dari dari konteks public service atau public affairs. Salah satu tantangan besar yang dihadapi oleh pemerintah adalah bagaimana pemerintah mampu melaksanakan kegiatan secara efisien dan efektif, karena selama ini di dalam pemerintahan yang dipikirkan masyrakat adalah hal-hal yang berbelit-belit dan penuh dengan kolusi, korupsi dsan nepotisme serta tak ada sebuah standart yang pasti. Isu tentang sebuah pemerintahan yang baik atau lebih sering disebut dengan good governance muncul pada saat berakhirnya perang dingin. Isu tersebut sekaligus merupakan kemenangan sebuah ideologi liberal dan masyrakat Universitas Sumatera Utara yang lebih rasional. Secara konseptual pengertian kepemerintahan yang baik memiliki pemahaman dimana nilai yang menjunjung tinggi keinginan kehendak rakyat, dan nilai-nilai yang dapat meningkatkan kemampuan rakyat dalam rangka pencapaian tujuan nasional kemandirian, pembangunan keberlanjutan dan keadilan sosial dan aspek fungsional dari pemerintah yang efektif dan efisien dalam pelaksanaan tugasnya untuk mencapaian tujuan tertentu. Good governance dapat diartikan pula dengan tindakan atau tingkah laku yang didasarkan pada nilai-nilai yang bersifat mengarahkan, mengendalikan atau mempengaruhi masalah publik untuk mewujudkan nilai-nilai itu dalam tindakan dan kehidupan keseharian. Indikator pemerintahan yang baik adalah jika produktif dan memperlihatkan hasil dengan indikator kemampuan ekonomi rakyat meningkat dalam aspek produktifitas maupun dalam daya belinya, kesejahteraan spiritualitasnya terus meningkat dengan indikator rasa aman, tenang dan bahagia serta sense of nationality yang baik. Menurut sadu wasistiono, bahwa good governance adalah sebuah tata pemerintahan atau disebut juga dengan kepemerintahan. Dalam Undang-Undang no. 25 tentang PROPENAS digunakan perkataan istilah pemerintahan yang baik dalam konteks mewujudkan supremasi hukum bagi seluruh lapisan masyarakat. Dari sudut pandang hukum administrasi, konsep good governance kepemerintahan yang baik berkaitan dengan aktifitas pelaksanaan fungsi untuk menyelenggarakan kepentingan umum. Konsep pemerintahan yang baik tersebut berkenaan dengan penyelenggaraan tiga tugas pemerintah, yaitu: Universitas Sumatera Utara 1. Menjamin keamanan setiap orang dan masyarakat to guarantee the security of all persons and society it self. 2. Mengelola suatu struktur yang efektif untuk sektor publik, sektor swasta dan masyarakat to manage an effective framework for the public sector, the private sector and civil society 3. Memajukan sasaran ekonomi, sosial, dan bidang lainnya sesuai dengan kehendak rakyat to promote economic, social and other aims in accordane with the wishes of the population. Pemerintahan yang baik good governance berhubungan erat dengan hak- hak asasi dalam hukum administrasi, dimana negara-negara Uni Eropa telah menyelenggarakan dalam berbagai kegiatan ilmiah dan membahas tentang prinsip-prinsip dari pemerintahan yang baik. Telaah hukum administrasi berkenaan dengan fungsi dari pendekatan dalam hukum administrasi, jelaslah menunjukkan bahwa hukum admistrasi berfungsi melindungi hak-hak asasi berkenaan dengan penggunaan kekuasaan memerintah dan berkenaan dengan prilaku aparat dalam melaksanakan pelayanan kepada masyarakat. Lembaga administrasi negara di dalam segi hukumnya pada tahun 2000 menyimpulkan bahwa wujud good governance atau pemerintahan yang baik adalah penyelenggaraan pemerintahan negara yag solid daqn bertanggung jawab serta efektif dan efisien dengan menjaga “kesinergisan” interaksi yang konstruktif diantara domain-domain negara, sektor swasta dan masyarakat. Selain itu peraturan pemerintah no. 101 tahun 2000 merumuskan arti dari good governance atau pemerintahan yang baik adalah kepemerintahan yang mengemban akan dan Universitas Sumatera Utara menerapkan prinsip-prinsip profesionalitas, akuntabilitas, transparansi, pelayanan prima, demokrasi, efisiensi, efektivitas, supremasi hukum dan dapat diterima oleh seluruh masyarakat. Dengan demikian, pada dasarnya unsur-unsur dalam kepemerintahan governance stakeholders, dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu: a. Negara Pemerintahan adalah konsepsi kepemerintahan pada dasarnya adalah kegiatan kenegaraan, tetapi lebih jauh dari itu melibatkan pula sektor swasta dan kelembagaan masyarakat yang madani. b. Sektor Swasta adalah pelaku sektor swasta mencakup perusahaan swastamencakup perusahaan swasta yang aktif dalam interaksi dalam sistem pasar. c. Masyarakat Madani adalah kelompok masyarakat dalam konteks kenegaraan pada dasarnya berada diantara atau ditengah-tengah antara pemerintah dab perseorangan, yang mencakup baik perseorangan maupun kelompok masyarakat yang berinteraksi secara sosial, politik dan ekonomi. Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik Menurut kamus besar bahasa Indonesia KBBI kata asas pada dasrnya memiliki beberapa arti. Asas dapat diartikan mengandung artian sebagai dasar sesuatu yang menjadi tumpuan berpikir atau berpendapat, dasar cita-cita perkumpulan atau organisasi, hukum dasar. Jika di lihat dar bertitik tolak dari kamus besar bahasa Indonesia, maka asas pemerintahan yang baik adalah dapat dipahami sebagai dasar-dasar umum dalam gara penyelenggaraan sebuah Universitas Sumatera Utara pemerintahan yang baik. Asas-asas umum pemerintahan yang baik good governance lahir dari penyelenggaraan praktik negara dan pemerintahan sehingga bukan lahir dari produk formal suatu negara seperti undang-undang undang- undang adalah hasil produk antara presiden dengan DPR. Dalam hubungan ini Muis Fahmal menyebutkan bahwa asas umum pemerintahan yang baik adalah rambu-rambu bagi para penyelenggara negara dalam menjalankan tugasnya. Rambu-rambu tersebut diperlukan agar segala tindakan-tindakannya tetap sesuai dengan tujuan hukum yang sesungguhnya. Pada awalnya pemerintahan yang baik bukanlah sekumpulan norma- norma hukum, tetapi sekumpulan prinsip yang bertedensi bermuatan etis. Dengan kata lain asas-asas umum pemerintahan yang baik good governance pada awalnya merupakan etika penyelenggaraan pemerintahan. Jadi dapat kita katakan bahwa perumusan asas-asas pemerintahan yang baik beserta rincian- rinciannya asas-asasnya secara lengkap memang tidak dikumpulkan dan dituangkan secara konkret dan formal dalam bentuk suatu peraturan perundang- undangan kusus tentang asas-asas umum pemerintahan yang baik sebab asas-asas yang bersangkutan justru merupakan kaidah hukum tidak tertulis sebagai pencerminan norma-norma etis berpemerintahan yang wajib diperhatikan dan dipatuhi disamping mendasarkan pada kaidah-kaidah hukum tertulis. Prinsip dasar yang melandasi perbedaan antara konsepsi kepemerintahan governance dengan polaa pemerintahan yang tradisional, adalah terletak pada adanya tuntutan yang sedemikian kuat agar peranan pemerintah dikurangi dan peranan masyarakat termasuk dunia usaha dan lembaga swadaya masyarakat Universitas Sumatera Utara organisasi non-pemerintah semakin ditingkatkan dan semakin terbuka aksesnya. Dalam rencana strategis lembaga administrasi negara sekitar tahun 2000-2004, dimana menurut lembaga ini maka perlu dibentuknya sebuah pendekatan baru dalam penyelenggaraan negara dan pembangunan yang terarah pada terwujudnya kepemrintahan yang baik good governance yakni adalah prosespengelolaan pemerintahan yang baik secara demokratis, profesional menjunjung tinggi supremasi hukum, dan hak asasi manusia secara desentralitik, partisipasi partisipatif, transparansi, keadilan, bersih dan akuntabel, selain berdaya guna, berhasil guna dan berorientasi pada peningkatan daya saing bangsa. Menurut United Nation Development Program UNDP pada tahun 1997 mengemukakan bahwa prinsip yang harus dianut dan dikembangkan dalam praktek penyelenggaraan pemerintahan yang baik, meliputi berbagai hal yaitu: 1. Partisipasi participation adalah setiap orang atau warga masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan memiliki hak suara sama dalam proses pengambilan keputusan, baik secara langsung, maupun melalui lembaga perwakilan, sesuai dengan kepentingan dan aspirasinya masing-masing. Pengertian tentang partisipasi tidak dapat di temui dalam Undang-undang nomor 28 tahun 1999, tetapi jika ditilik lebih lanjut maka dapat dipahami dalam Undang-undang nomor 22 tahun 1999 tentang misi dalam partisipasi mengenai penyelenggaraan negara, yaitu hal yang hendak ditujukan dalam penyelenggaraan pemerintahan, dimana sebagai upaya pembangunan rasa keterlibatan masyarakat dalam berbagai proses yang dilakukan oleh pemerintah. Universitas Sumatera Utara 2. Aturan hukum rule of law adalah kerangka atau aturan hukum dan perundang-undangan harus berkeadilan, ditegakkan dan dipatuhi secara utuh, terutama aturan hukum tentang hak asasi manusia. 3. Transparansi transparancy adalah hal yang harus dibangun dalam rangka kebebasan aliran informasi. Menurut penjelasan pasal 3 angka 4 Undang- undang nomor 28 tahun 1999 prinsip transparansi dapat diartikan sebagai asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan negara dengan tetap memperhatikan perlindungan hak asasi pribadi, golongan dan rahasia negara. 4. Daya tanggap responsiveness adalah setiap institusi dan prosesnya harus diarahkan pada upaya untuk melayani berbagai pihak yang berkepentingan stakeholders 5. Berorientasi konsensus consensus orientation adalah pemerintahan yang baik akan bertindak sebagai penengah bagi berbagai kepentingan yang berbeda untuk mencapai konsensus atau kesempatan yang terbaik bagi kepentingan masing-masing pihak, dan jika dimungkinkan juga dapat diberlakukan terhadap berbagai kebijakan dan prosedur yang akan ditetapkan oleh pemerintah. 6. Berkeadilan equity adalah pemerintahan yang baik akan memberikan kesempatan yang baik terhadap laki-laki maupun perempuan dalam upaya mereka untuk meningkatkan dan memlihara kualitas hidupnya. Universitas Sumatera Utara 7. Efektivitas dan efisiensi effectiveness and efficiency adalah setiap proses kegiatan dan kelembagaan diarahkan untuk menghasilkan sesuatu yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan melalui pemanfaatan yang sebaik- baiknya berbagai sumber-sumber yang tersedia. 8. Akuntabilitas accountability adalah para pengambil keputusan dalam organisasi sektor publik, swasta dan masyarakat yang madani memiliki pertanggung jawaban akuntabilitas kepada masyarakat umum public sebagaimana halnya kepada para pemilik stakeholders. Menurut pasal 3 angka 7 Undang-undang nomor 28 tahun 1999, akuntabilitas dapat diartikan sebagai asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kgiatan penyelenggaraan Negara adalah dapat dipertanggung jawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. 9. Visi strategis strategic vision adalah para pimpinan dan masyarakat memiliki prespektif yang luas dan jangka panjang tentang penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan pembangunan manusia, bersamaan dengan dirasakannya kebutuhan untuk pembangunan tersebut. Keseluruhan karakterikstik atau prinsip dari pemerintahan yang baik good governance tersebut adalah saling terkait dan tidak dapat untuk berdiri sendiri sehingga bersifat kesatuan antara satu dengan lainnya. Universitas Sumatera Utara C. Perbuatan hukum yang dilakukan oleh Peradilan Tata Usaha Negara dalam menciptakan pemerintahan yang baik. Perbuatan hukum adalah dapat diartikan secara sederhana sebagai perbutan di lakukan dan dimana perbuatan ini memiliki akibat-akibat hukum. Dengan kata lain perbuatan hukum adalah segala perbuatan manusia yang secara sengaja dilakukan oleh seseorang untuk menimbulkan hak-hak dan kewajiban. Dimana perbuatan hukum dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu: pertama, perbuatan yang dilakukan oleh subjek hukum perbuatan menurut hukum dan perbuatan melawan hukum kedua, perbuatan hukum yang tidak dilakukan oleh subjek hukum, dapat dilihat contohnya jatuh tempo, kadaluarsa, kelahiran dan kematian. Di dalam perbuatan hukum ini terdapat beberapa wewenang yang diberikan oleh pemerintah kepada badan-badan, dewan-dewan atau pejabat- pejabat negara tertentu, dimana melalui suatu proses yang cukup ketat agar menghasilkan pemerintahan yang baik sehingga tidak akan dipermasalahkan nantinya apabila terjadi sebuah kesalahan dan paling tidak bisa meminimalisirkan pemerintahan yang kurang baik. Dalam melaksanakan kegiatan, pemerintah melalui pejabat atau badan tata usaha Negara melakukan beberapa jenis perbuatan untuk menjalankan tugasnya. Suatu perbuatan harus dibedakan, antara perbuatan pemerintah atau pribadi si pejabat, hal ini perlu di sikapi mengingat seorang pejabat sekaligus seorang individu,person yang juga melakukan tindakan-tindakan atau perbuatan tertentu, padahal akibatnya tentu berbeda. Universitas Sumatera Utara Peradilan Tata Usaha Negara diciptakan adalah untuk menyelesaikan sengketa antara pemerintah dengan warga negaranya, yakni sengketa yang timbul sebagai akibat dan adanya tindakan-tindakan pemerintah yang dianggap melanggar hak-hak warga negaranya, dengan kata lain Peradilan Tata Usaha Negara dibentuk untuk memberi perlindungan kepada rakyat tetapi dalam koridor- koridor tertentu. Kedudukan Peradilan Tata Usaha Negara sebagai salah satu pelaksanaan kekuasaan kehakiman 17 Didalam Peradilan Tata Usaha Negara dan perannya dalam pemerintahan yang baik adalah dimana Peradilan tata usaha negara menggunakan kekuasaannya untuk melindungi rakyat dan memberikan kesejahteraan, keadilan dan kemakmuran yang merata sebagaimana telah diamanatkan oleh pancasila dan , merupakan lingkungan peradilan yang berdiri sendiri, terpisah dari peradilan umum, peradilan militer dan peradilan agama sesuai dengan ketentuan pada pasal 10 Undang-undang no. 14 tahun 1970 yang dimana disebutkan bahwa undang-undang ini membedakan antara empat lingkungan peradilan yang masing-masing mempunyai lingkungan wewenang mengadili tertentu dan meliputi badan-badan peradilan tingkat pertama dan tingkat banding, Peradilan Agama, militer dan tata usaha negara merupakan peradilan khusus, karena mengadili perkara-perkara tertentu, sedangkan peradilan umum adalah peradilan bagi rakyat pada umumnya mengenai baik perkara perata maupun pidana. 17 Belifante dan Soetan Batoeah, Pokok- Pokok Hukum Tata Usaha Negara, Bina Cipta Press, Jakarta, 1983 hal 23 Universitas Sumatera Utara Undang-Undang Dasar 1945. Namun di dalam Undang-Undang nomor 5 tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara maupun di dalam perundang- undangan 18 Wewenang besar yang dijalankan oleh peradilan tata usaha negara dalam hal ini bidang administrasi berdasarkan perintah yang sah, dimana menimbulkan panggilan yang sah, dimana untuk memberikan perlindungan hukum kepada masyarakat. Dalam hal ini dalam penciptaan wewenang adanya pula mengatur hal tentang “pertanggungjawaban sendiri dari administrasi” dan tidak dapat menahan perkembangan selanjutnya. lainnya belum ada di jumpai sebenarnya pengertian dari pemerintahan yang baik. Meskipun hal ini belum tertulis dan belum umum tetapi menurut Bapak Indrohato, SH ketua muda Mahkamah Agung Republik Indonesia bidang Peradilan Tata Usaha Negara substansinya secara material yang berupa asas-asas yang sebenarnya sudah hidup dalam keadaan hukum masyarakat dan didambakan oleh setiap pencari keadilan. Hal yang perlu memaksa penertiban kehidupan masyarakat mendorong untuk adanya merancang peraturan-peraturan yang lebih untuk dalam hal pemberian izin, pembebasan-pembebasan dan pemberian-pemberian status. Hal ini diberitahukan secara detail sebagai imbangan terhadap wewenang administrasi yang selalu bertambah besar dan bertambah jauh pula berkembang teori hukum administrasi dalam hal ini seperti perbuatan hukum yang ada di masyarakat. 18 Belifante dan Soetan Batoeah, Pokok- Pokok Hukum Tata Usaha Negara hal 38-40, Bina Cipta Press, Jakarta, 1983 Universitas Sumatera Utara Menurut Muchsan untuk menentukan kapan suatu perbuatan di anggap sebagai perbuatan pemerintah yaitu manakala: 1. Perbuatan itu dilakukan oleh aparat pemerintah dalam kedudukannya sebagai penguasa, maupun sebagai alat perlengkapan pemerintah bestuurorganen dengan prakarsa dan tanggung jawab sendiri. 2. Perbuatan tersebut di laksanakan dalam rangka menjalankan fungsi pemerintah 3. Perbuatan tersebut di maksudkan sebagai sarana untuk menumbulkan akibat hukum di bidang hukum administrasi. 4. Perbuatan yang bersangkutan di lakukan dalam rangka pemeliharaan kepentingan Negara dan rakyat. Maka perbuatan pemerintah tersebut di atas dapat di kelompokkan ke dalam 3 jenis sebagai berikut: a. Melakukan perbuatan materiil materiele daad b. Mengeluarkan peraturan regeling c. Mengeluarkan keputusan beschikking Indonesia sebagai penganut paham negara hukum modern, dimana adanya peran pemerintahan dan fungsi hukum yang secara stabil dan dinamis mampu mengatur berbagai kepentingan tanpa meninggalkan ide dasarnya yaitu keadilan. Hukum yang demikian juga mengandung tuntutan untuk ditegakkan atau dengan kata lain, perlindungan hukum yang diberikan merupakan sebuah keharusan dalam penegakan hukum. Maksud penegakan hukum tersebut adalah dapat dirumuskan sebagai upaya dan usaha melaksanakan hukum sebagaimana Universitas Sumatera Utara mestinya, mengawasi pelaksanaannya agar tidak terjadi pelanggaran, dan jika terjadi pelanggaran maka untuk memulihkannya kembali dengan penegakan hukum, dilakukan penindakan hukum. Penindakan hukum yang diambil dalam kaitannya dengan perbuatan hukum administrasi, undang-undang telah menyerahkan pengawasan ataas tindakan hukum administrasi negara kepada majelis hakim yang bebas dan kusus dibentuk untuk itu. Mengingat kekhawatiran administrasi atas campur tangan hakim dalam hal kebijaksanaan, maka jabatan ini mempunyai suatu tanda yang bebas, mempunyai ciri-ciri yang sama dengan majelis hakim yang bebas yang membedakannya dari jabatan pada badan administrasi lainnya. Kebebasan hakim administrasi ini dijamin dan oleh ketentuan gajinya diatur oleh undang-undang. Perbuatan-perbuatan hukum, terhadap mana terbuka dan dapat diberikan kesempatan upaya hukum banding. Terhadap perundang-undangan semua yang menurut defenisi tidak berdasarkan pada suatu peraturan perundang-undangan sewajarnya juga tidak terbuka kesempatan untuk mengadakan banding kepada hakim. Dari hal itu dapat dijelaskan tentang penentuan wewenang hakim dan administrasi, jelas kiranya bahwa untuk pembuatan undang-undang dengan cara yang konsekuen tidak akan pernah mengajukan kepada hakim suatu hal upaya hukum banding terhadap norma konkrit atau suatu rencana. Rencana dan norma konkrit lebih banyak dari kebebasan individual, adalah pengkonkritan suatu kebijakan umum. Perbuatan hukum yang diatur oleh peradilan tata usaha negara di bagi menjadi tiga bidang kerja yaitu: pertama, dewan-dewan banding tingkat Universitas Sumatera Utara lebih tinggi “centrale raad van beroep” atau disebut dewan banding pusat pada bidang-bidang perundang undangan sosial, kedua, pengadilan kepegawaian dengan banding lebih tinggi juga pada “centrale raad van beroep” pada bidang hukum kepegawaian, ketiga,majelis banding untuk dunia perusahaan dalam bidang organisasi perusahaan dan sejumlah peraturan-peraturan sosial ekonomi. Jadi dalam pencapaian pemerintahan yang baik pemerintah yang dijalankan oleh pemerintah berupa perbuatan hukum rechtsanlihing dan atau keputusan hukum dalam fungsi peraturan, pengaturan dan regulasi dalam menetapkan peraturan-peraturan yang mempunyai kekuatan undang-undang dalam hal ini bidang delegatif, legislatif dan pembuatan masyarakat, yang umumya memiliki sifat penetapan peraturan, peraturan yang mempunyai kekuatan yang bersifat pengaruh terhadap jalannya kehidupan masyarakat, kepolisian yakni bertindak lumping terhadap pelanggar undang-undang dan pengganggu wibawa negara serta keamanan umum, peradilan yang berarti menyelesaikan bermacam konflik atau sengketa antara warga negara atau instansi dan warga negara atau antara instansi dan warga masyarakat atau antara instansi dengan instansi. Hal inilah yang harus menjadi dasar perbuatan hukum Pengadilan Tata Usaha Negara dalam menciptakan pemerintahan yang baik. Universitas Sumatera Utara BAB IV WEWENANG DARI PERADILAN TATA USAHA NEGARA DALAM MEMUTUSKAN PERKARA YANG ADA DALAM LINGKUP PERADILAN TATA USAHA NEGARA STUDI DI PERADILAN TINGGI TATA USAHA NEGARA MEDAN

A. Jenis Sengketa Dalam Peradilan Tata Usaha Negara