BAB II SELAYANG PANDANG TENTANG PERADILAN
TATA USAHA NEGARA PERATUN
A. Sejarah Terbentuknya Peradilan Tata Usaha Negara
Peradilan Tata Usaha Negara PERATUN sebagai lingkungan peradilan yang terakhir dibentuk. Pada awalnya pembentukan peradilan ini pada saat adanya
pemerintahan Belanda yang diatur dalam pasal 134 IS Indische Staats Regelement serta pada regalement opde rechterlijke organisattle en het belieb de
positive yang disahkan pada tanggal 30 April 1847. Setelah kemerdekaan sebelum dibentuknya undang-undang yang mengatur secara khusus hal tentang peradilan
tata usaha negara diatur dalam pasal 66 Undang-Undang No. 19 Tahun 1948. Peradilan ini dibentuk dengan yang ditandai dengan disahkannya Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara Lembaran Negara tahun 1986 Nomor 77 Tambahan Lembaran Negara 3344
8
8
Lembaran Negara tahun 1986 Nomor 77 Tambahan Lembaran Negara 3344 pada tanggal 29
Desember 1986 dalam konsideran “menimbang” Undang-Undang tersebut disebutkan bahwa salah satu tujuan dibentuknya Peradilan Tata Usaha Negara
PERATUN adalah untuk mewujudkan tata kehidupan negara dan bangsa yang sejahtera, aman, tentram, serta tertib yang menjamin kedudukan warga
masyarakat dalam hukum serta menjamin terpeliharanya hubungan yang serasi, seimbang dan selaras antara aparatur dibidang tata Usaha Negara dan para warga
masyarakat, ini juga berarti menunjukkan salah satu langkah dalam upaya pembangunan bidang hukum, guna lebih memberi isi pada makna negara hukum
Universitas Sumatera Utara
Indonesia yang di dasarkan kepada pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Di dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 1 ayat 3 dimana dijelaskan Negara
Indonesia adalah sebuah Negara hukum “Negara Indonesia adalah negara hukum. Negara hukum yang menjadi maksud disini adalah bukanlah hanya
sekedar artian dalam arti formal, atau negara penjaga malam, tetapi dalam artian luas yaitu materill. Maksud dari materill adalah tindakan penguasa harus
berdasarkan undang-undang dan dapat berlaku asas legalitas. Maka dalam negara hukum materill tindakan dari penguasa dalam hal mendesak demi kepentingan
warga Negara dibenarkan menyimpang dari undang-undang atau berlaku asas opportunitas asas yang dapat berlaku apabila pemerintah membuat sebuah hal
yang menyimpang tetapi dengan tujuan yang baik dan benar. Dalam pembangunan hukum di Indonesia, pembuatan sebuah Undang-
Undang tentang Peradilan Tata Usaha Negara merupakan suatu hal yang baru dalam sejarah Peradilan di Indonesia, karena sebelum Peraturan Tata Usaha
Negara ini lahir, di parisada nusantara baik pada masa sebelum dan sesudah kemerdekaan sampai pada tahun 1986 belum pernah ada dibentuk lembaga
Peradilan yang membidangi Tata Usaha Negara TUN. Berkaitan dengan ini, maka pemerintah melalui menteri kehakiman pada
saat itu Bapak Ismail Saleh,SH yang disampaikan pada tanggal 20 Mei 1986 mengatakan bahwa “Didalam politik pembangunan hukum kita hal ini merupakan
dimensi penciptaan adalah dimensi dinamika dan kreativitas, yang sebelumnya tidak ada, tetapi diperlukan untuk kesejahteraan bangsa. Oleh itu selain
merupakan hal baru dalam tata hukum kita, dengan lahirnya Undang-undang
Universitas Sumatera Utara
tersebut berarti pula menambah satu saluran hukum bagi yang dapat dimanfaatkan oleh setiap warga negara Indonesia dan badan hukum perdata yang mencari
keadilan pada Peradilan Tata Usaha Negara pada saat itu disebut dengan Peradilan Administrasi Negara
Menurut beberapa ahli tentang dibentuknya Peradilan Administrasi, antara lain adalah Eddy Supriyanto berpendapat bahwa keberadaan peraturan Tata Usaha
Negara adalah sebagai pelengkap dalam upaya untuk keadilan. Kelahirannya di saat-saat sekarang adalah diliputi oleh situasi kehidupan bernegara dan berbangsa
disebabkan oleh beberapa hal, yaitu : 1.
Peraturan lahir pada zaman orde baru. 2.
Peraturan lahir pada kurun waktu Pelita IV sebagai era hukum. 3.
Peraturan lahir setelah Pancasila diterima sebagai satu-satunya asas. 4.
Peraturan lahir disaat menyongsong tinggal landas pada Pelita V. Tujuan pembentukan dan kedudukan suatu peradilan administrasi dalam
suatu bangsa adalah terkait dengan falsafah negara yang dianutnya. Bagi Republik Indonesia yang merupakan negara hukum Indonesia berdasarkan Pancasila dan
Undang-undang Dasar 1945, hak dan kepentingan perseorangan dijunjung tinggi dan disamping itu hak masyarakat.
9
Dalam perkembangan dan perjuangan bangsa Indonesia pada era awal dalam mengisi kemerdekaan bangsa Indonesia, Indonesia telah mengalami
berbagai masalah yang merupakan sebuah romantika perjuangan. Sering kali
9
Wijaya, Suprapto, Karakteristik Hukum Acara Peradilan Administrasi, Airlangga University Press, Surabaya, 2005 hal 70
Universitas Sumatera Utara
kesatuan dan persatuan serta ideologi bangsa dan Negara terancam dengan banyaknya pemberontakan pada masa ini. Hal ini membuat bangsa Indonesia
tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan pembangunan yang dimana mengakibatkan ekonomi dan keamanan di Indonesia menjadi tidak stabil.
Beberapa kali terjadi banyak penyimpangan dalam pelaksanaan Undang-Undang Dasar 1945, seperti dibentuknya Undang-undang Dasar Sementara tahun 1950,
adanya pengangkatan Presiden seumur hidup, dan tidak terlaksananya Pemilu dalam kurun waktu sekali dalam lima tahun.
Pada saat itu terjadi banyak pergolakan yang dilakukan oleh masyarakat sehinngga munculah sebuah Orde baru. Orde baru adalah suatu tatanan
masyarakat Indonesia yang bertekad untuk melaksanakan Pancasila secara murni dan konsekuen dengan landasan idiil Pancasila dan landasan konstitusional yaitu
Undang-Undang Dasar 1945 pada alinea ke IV. Sejak orde baru muncul, pembangunan di Indonesia mengalami
peningkatan, dimana di buat sebuah rancangan pembangunan lima tahun REPELITA. Didalam PELITA periode ke IV adalah era hukum, yang ditandai
dengan era hukum. Dimana didalam era ini munculah beberapa produk hukum salah satunya adalah lahirnya Undang-Undang Peradilan Tata Usaha Negara.
Pada saat dilaksanakan PELITA IV yaitu era hukum,maka di bagian politik, aparatur pemerintah, hukum dan penerangan serta pula media masa dalam
hal ini adalah pancasila yang notabene merupakan landasan idiil dari negara harus dijalankan dengan benar dan baik. Hal-hal yang tidak diatur dan tidak digariskan
oleh MPR sebagai penjelmaan rakyat yang memegang kedaulatan Negara vide
Universitas Sumatera Utara
pasal 1 ayat 2 Undang Undang Dasar 1945 lebih lanjut dijabarkan dalam Undang-Undang nomor 3 tahun 1985 dan sebagai aturan pelaksanaan di keluarkan
Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 1986. Jadi dengan diterimanya pancasila sebagai satu-satunya asas oleh seluruh kekuatan sosial-politik yang ada di DPR RI
meberikan dampak yang membuat semakin kokohnya landasan politik dan semakin kuatnya kerangka landasan dibidang hukum, termasuk disini adalah salah
satu proses penggodokan dari rancangan Undang-undang Peradilan Tata Usaha Negara yaitu Undang-undang nomor 5 tahun 1986.
Mengenai proses lahirnyan Peradilan Tata Usaha Negara, Peradilan Tata Usaha Negara di bentuk di penghujung tahun 1986. Sebenarnya peraturan sudah
diawali sejak 38 tahunn yang lalu pada waktu adanya penetapan Undang-Undang nomor 19 tahun 1948 tentang susunan dan kekuasaan badan-badan kehakiman dan
kejaksaan pada tanggal 8 Juni 1948. Oleh Undang-undang ini di dalam pasal 6 ayat 1 ditegaskan adanya tiga lingkungan Peradilan yaitu Peradilan Umum,
Peradilan Militer dan Peradilan Tata Usaha Negara. Pada masa sebelum dibentuknya Undang-undang ini, maka sengketa yang
terjadi dalam Peradilan Tata Usaha Negara diserahkan kepada Pengadilan Tinggi sebagai tingkat pertama dan Mahkamah Agung sebagai tingkat kasasi dan hal ini
menandai di serahkan kepada Peradilan Umum.
B. Karakteristik Peradilan Tata Usaha Negara