Epidermis Pembuatan Gel Ekstrak Teripang (Holothuroidea Sp.) Dengan Penambahan Kitosan Untuk Pengobatan Luka Sayat

• Interaksi antara molekul muatan positif kitosan dengan sel mikroba yang bermuatan negatif • Pengikatan kitosan dengan DNA mikroba • Pembentukan chelat dan pengikatan terhadap nutrisi esensial bagi pertumbuhan mikroba Dari ketiga teori diatas, yang paling diterima secara umum adalah teori interaksi antara molekul muatan positif kitosan dengan sel mikroba yang bermuatan negatif. Teori ini menjelaskan bahwa interaksi terjadi karena adanya gaya elektrostatik antara gugus NH + dengan bagian negatif dari dinding sel mikroba. Hal ini mungkin terjadi dikarenakan oleh kompetisi yang terjadi dengan Ca 2+ untuk berikatan dengan bagian elektronegatif pada permukaan membran. Interaksi ini menyebabkan dua kemungkinan yang akan terjadi: • Terjadinya perubahan permeabilitas pada dinding membran sehingga mengacaukan keseimbangan osmotis didalam sel. • Terjadinya hidrolisis peptidoglikan pada dinding sel mikroorganisme sehingga memicu bocornya kandungan elektrolit intraseluler. Rejane, et al, 2009

2.3 Epidermis

Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler.Terdiri dari epitel berlapis gepeng bertanduk, mengandung sel melanosit, Langerhans dan merkel.Tebal epidermis berbeda-beda pada berbagai tempat di tubuh, paling tebal pada telapak tangan dan kaki.Ketebalan epidermis hanya sekitar 5 dari seluruh ketebalan kulit.Terjadi regenerasi setiap 4-6 minggu. Epidermis terdiri atas lima lapisan dari lapisan yang paling atas sampai yang terdalam : 1. Stratum Korneum. Terdiri dari sel keratinosit yang bisa mengelupas dan berganti. 2. Stratum lusidum. Berupa garis translusen, biasanya terdapat pada kulit tebal telapak kaki dan telapak tangan. Tidak tampak pada kulit tipis. Universitas Sumatera Utara 3. Stratum granulosum. Ditandai oleh 3-5 lapis sel polygonal gepeng yang intinya ditengah dan sitoplasma terisi oleh granula basofilik kasar yang dinamakan granula keratohialin yang mengandung protein kaya akan histidin. Terdapat sel langerhans. 4. Stratum spinosum. Terdapat berkas-berkas filament yang dinamakan tonofibril, dianggap filamen-filamen tersebut memegang peranan penting untuk mempertahankan kohesi sel dan melindungi terhadap efek abrasi. 5. Stratum basale stratum germinativum. Terdapat aktivitas mitosis yang hebat dan bertanggung jawab dalam pembaharuan sel epidermis secara konstan Harien,2010. Luka dapat terjadi pada trauma, pembedahan, neuropatik, vaskuler, penekanan dan keganasan. Luka dapat diklasifikasikan dalam 2 bagian : 1. Luka akut : merupakan luka trauma yang biasanya segera mendapat penanganan dan biasanya dapat sembuh dengan baik bila tidak terjadi komplikasi. Kriteria luka akut adalah luka baru, mendadak dan penyembuhannya sesuai dengan waktu yang diperkirakan. Contoh : Luka sayat, luka bakar, luka tusuk, luka operasi 2. Luka kronik : luka yang berlangsung lama atau sering timbul kembali rekuren dimana terjadi gangguan pada proses penyembuhan yang biasanya disebabkan oleh masalah multifaktor dari penderita. Pada luka kronik, luka gagal sembuh pada waktu yang diperkirakan, tidak berespon baik terhadap terapi dan punya tendensi untuk timbul kembali. Contoh : ulkus diabetik, Ulkus venous, dll. Penyembuhan luka adalah suatu bentuk proses usaha untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi. Komponen utama dalam proses penyembuhan luka adalah kolagen disamping sel epitel. Fibroblas adalah sel yang bertanggung jawab untuk sintesis kolagen. Fisiologi penyembuhan luka secara alami akan mengalami fase inflamasi, fase proliferasi, dan fase remodeling Harien, 2010. Universitas Sumatera Utara Pada fase inflamasi atau fase satu, fase ini ditandai dengan adanya eritrema, hangat pada kulit, udema dan rasa sakit yang berlangsung sampai hari ke-3 atau hari ke-4 setelah terjadinya luka.terjadi peningkatan aliran darah ke daerah luka. Bersamaan dengan aliran darah, terjadi juga aliran fibrin untuk menutup pembuluh darah yang luka dan melindungi adanya infeksi bakteri.Pada fase ini, juga terjadi pengerahan sel darah putih, monosit, dan makrofag yang berfungsi untuk memakan mikroorganisme dan sisa sel-sel yang mati.Fase berikutnya adalah fase proliferasi perlekatan.Fase ini umumnya berlangsung pada hari ke-5 sampai ke-20.Pada fase ini fibroblas membentuk kolagen dan jaringan ikat. Di sini juga terjadi pembentukan kapiler baru yang dimulai saat terjadi peradangan Dewi, dkk., 2013. Proses ini sangat penting, karena tidak ada jaringan baru yang dapat dibentuk tanpa suplai oksigen dan nutrient yang dibawa oleh pembuluh darah yang baru Boyle, 2009. Proses ini menandakan terjadinya kesembuhan yang dimulai dari adanya pertumbuhan kapiler dan pertumbuhan jaringan granula yang dimulai dari dasar luka. Proses granulasi berjalan seiring dengan proses reepitelisasi. Sampai pada tahap akhir proses ini akan terjadi proses epitelisasi pada permukaan luka. Luka akan berkembang menjadi keropeng yang terdiri dari plasma yang bercampur dengan sel-sel mati Dewi, dkk., 2013. Fase selanjutnya adalah fase pematangan atau fase diferensiasi atau fase remodeling yang dapat berlangsung di atas 21 hari sampai lebih dari 2 bulan bahkan beberapa tahun setelah luka. Pada fase ini terjadi ikatan kolagen yang mengawetkan jaringan bekas luka dan proses epitelisasi yang melapisi kulit Dewi, dkk., 2013.

2.4 Gel