Gambar 4.5 Tampilan Hasil Diagnosa Penyakit Acne Berat
Berdasarkan gambar 4.6 tampilan hasil diagnosa penyakit acne berat menjelaskan nilai kepastian pada penyakit acne vulgaris. Berdasarkan gejala acne
vulgaris berat yang digunakan pada kasus ketiga yaitu, kista dengan kode G09, rasa gatal dengan kode G10, skuama dengan kode G12. Selanjutnya gambar 4.6 juga
menjelaskan jenis penyakit kedalam acne berat. Perhitungan dengan cara pengkombinasian yang dihasilkan pada gejala penyakit acne berat menggunakan
metode theorema bayes adalah 0.8 dan perhitungan berdasarkan gejala menggunakan metode demster shafer adalah 1.
4.3.Hasil Pengujian
Hasil pengujian pada implementasi pengkombinasian antar metode demster shafer dan metode theorem bayes dalam sistem pakar dapat dijelaskan sebagai berikut:
4.4. Penyakit Acne Vulgaris Berdasarkan Faktor Gejala Di Klinik Bunda Medan Tahun 2014-2015
Hasil penelitian yang dilakukan tentang “Penyakit Acne Vulgaris di Klinik Bunda Medan Tahun 2014-2015
” terdapat pada tabel dibawah ini :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Kasus Penyakit Acne VulgarisBerdasarkan Gejala Acne
Ringan Di Klinik Bunda Medan Tahun 2014-2015 No.
Gejala
Kode Penyakit
Frekuensi Persentase
1 Komedo Hitam
G01 4
0,2
2
Komedo Putih
G02
8
0,4 3
Papula
G03
8
0,4 Total
20 100
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kasus Penyakit Acne Vulgaris Berdasarkan Gejala Acne
Sedang Di Klinik Bunda Medan Tahun 2014-2015 No.
Gejala
Kode Penyakit
Frekuensi Persentase
2 Pustule
G04 6
0,3
Nodul G05
6 0,3
Makula G06
8 0,4
Total 20
100
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Kasus Penyakit Acne Vulgaris Berdasarkan Gejala Acne
Berat Di Klinik Bunda Medan Tahun 2014-2015 No.
Gejala
Kode Penyakit
Frekuensi Persentase
1 Demam
G07 2
0,1
2
Eritama
G08 2
0,1 4
Kista, Rasa Gatal
G09 2
0,1 6
Telangiekstasis, Skuama
G10 4
0,2
8
Erupsi, Akneiformis
G11 6
0,3
10
Rosacea, Dermatis
P01 1
0,05 12
Perioral, Folikulitis
P02 3
0,15
Jumlah 20
100
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel diatas diperoleh hasil bahwa kasus penyakit acne vulgaris di Klinik Bunda Medan Tahun 2014-2015 di jumpai minoritas pada gejalakomedo hitam,
komedo putih, papulayaitu berjumlah 4 orang 20 dan pada gejalapapula, pustule, nodulyaitu berjumlah 6 orang 30 dan mayoritas yang mengalami kasus penyakit
acne vulgaris di Klinik Bunda Medan Tahun 2014-2015 di jumpai pada makula, demam, eritema, kista, rasa gatal, telangiekstasis, skuama, erupsi akneiformis,
rosacea, dermatitis, perioral, folikulitisyaitu sebanyak 20 orang 50.
Tabel 4.1 Pengujian Input Dan Hasil Perhitungan Berdasarkan Gejala Acne Vulgaris
No. Gejala
Kode Penyakit
Hasil Pengkombinasian
Theorema Bayes Hasil
Pengkombinasian Theorema Bayes
1 Komedo Hitam G01
0,2 0,2
2
Komedo Putih
G02 0,4
0,4 3
Papula
G03 0,4
0,4
4 Pustule
G04 0,3
0,3
5 Nodul
G05 0,3
0,3 6
Makula G06
0,4 0,4
7 Demam
G07 0,1
0,1
8
Eritama
G08 0,1
0,1 9
Kista, Rasa Gatal
G09 0,1
0,1
10
Telangiekstasis, Skuama
G10 0,2
0,2
11
Erupsi, Akneiformis
G11 0,3
0,3
12
Rosacea, Dermatis
P01 0,05
0,05
13
Perioral, Folikulitis
P02 0,15
0,15
Keterangan : G01 = Komedo Hitam
Universitas Sumatera Utara
G02 = Komedo Putih G03 = Papula
G04 = Postula G05 = Nodul
G06 = Makula G09 = Kista
G10 = Rasa Gatal G012 = Skuama
D01 = Kategori Acne Ringan D02 = Kategori Acne Sedang
D03 = Kategori Acne Berat
Dimana : Nilai bel 0-0.9 dalam Demster Shafer= nilai kepastian
Nilai 0-0.5 dalam Demster Shafer = tidak memiliki nilai kepastian Nilai 0.6-1 dalam Demster Shafer = memiliki nilai kepastian
Nilai probabilitas 0-0.9 dalam Theorema Bayes = nilai keraguan Nilai probabilitas 1 dalam Theorema Bayes = nilai kepastian
4.5. Pengujian Menggunakan Metode Theorema Bayes: