Sistematika Penulisan Pengertian Sistem Pakar

yang menyertai serta tindakan pengobatan apa yang mestidilakukan. Selain itu pada tahap ini juga dilakukan pengumpulanpengetahuan dan pengalaman dari pakar dokter dan literatur yangterkait. 3. PemilihanTools Merupakan tahap pemilihantools yang akan digunakan untukmembangun sistem pakar. a. Representasi Pengetahuan Pengetahuan-pengetahuan yang telah didapat dari hasil akuisisipengetahuan diolah menjadi bentuk yang dapat dikenali olehkomputer. Selain itu pada tahap ini juga dilakukan pembuatanprototypedari sistem berupa aturan-aturan yang akan digunakanuntuk menelusuri pengetahuan pada mesin inferensi. b. Verifikasi dan validasi Pada tahap ini, pengetahuan yang sudah direpresentasikan tersebutdikonfirmasikan kembali ke pakar untuk diverifikasi serta diperiksavalidasinya. c. Implementasi Merupakan tahap pembangunan aplikasi, termasuk integrasipengetahuan yang sudah diverifikasi dan valid. d. Evaluasi dan Implementasi akhir Akan dilakukan evaluasi dan penyempurnaan pada sistem yangtelah dibuat jika diperlukan untuk kemudian diserahkan pada user.

1.7. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Skripsi dapat diuraikan melalui beberapa tahap sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Membahas tentang latar belakang dilakukannya penelitian,rumusan masalah yang akan dibahas, tujuan yangingin dicapai, batasan masalah, metode penyelesaian masalah yangdigunakan dalam Skripsi dan sistematika dari penulisan. BAB II : LANDASAN TEORI Universitas Sumatera Utara Berisi pembahasan dasar teori tentang sistem pakar serta metode yang akan digunakandan dijadikanlandasan untuk pengembangan perancangan perangkat lunakaplikasi sistem pakar untuk diagnosa penyakit mata. BAB III : ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM Berisi analisis dan perancangan sistem yang terdiri dari analisis danperancangan proses dengan menggunakan diagram alir flow diagram, analisis dan perancangan basis pengetahuan dan basisdata yang terdiri dari fakta dan aturan, analisis terhadap metode Dempster Shafer dan Theorema bayes dan perancanganmekanisme inferensi yang digunakan untuk diagnosis gejala yangdirasakan pasien untuk menentukan jenis penyakit yang diderita. BAB IV : IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Pada bab ini aplikasi sistem pakar diagnosa penyakit mata berdasarkan perancangan pada bab sebelumnya, yang akan diimplementasikan menggunakan visual 2010. Serta dilakukan pengujian terhadap aplikasi tersetbut. BAB V : PENUTUP Berisi kesimpulan dari hasil penelitian Skripsi ini serta saran- saran untuk pengembangan lebih lanjut. Universitas Sumatera Utara BAB II LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Sistem Pakar

Turban Muhammad Dahria, 2013 menyatakan bahwa “Sistem pakar expert system adalah sistem yang menggunakan pengetahuan manusia, dimana pengetahuan tersebut dimasukkan kedalam sebuah komputer, dan kemudian digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang biasanya membutuhkan kepakaran atau keahlian manusia. Atau dengan kata lain sistem pakar adalah sistem yang didesain dan diimplementasikan dengan bantuan bahasa pemrograman tertentu untuk dapat menyelesaikan masalah seperti yang dilakukan oleh para ahli.Diharapkan dengan sistem ini, orang awam dapat menyelesaikan masalah tertentu baik sedikit rumit ataupun rumit sekalipun tanpabantuan para ahli dalam bidang tersebut. Sedangkan bagi para ahli, sistem ini dapat digunakan sebagai asisten yang berpengalaman. Suatu sistem dikatakan sistem pakarapabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Terbatas pada domain keahlian tertentu 2. Dapat memberikan penalaran untuk data-data yang tidak pasti. 3. Dapat mengemukakan rangkaian alasan-alasan yang diberikanya dengan cara yang dapat dipahami. 4. Berdasarkan pada kaidah atau rule tertentu 5. Dirancang untuk dikembangkan secara bertahap. 6. Keluaranya atau output bersifat anjuran Tujuan pengembangan sistem pakar sebenarnya bukan untuk menggantikan peran manusia, tetapi untuk mensubsitusikan pengetahuan manusia ke dalam bentuk sistem, sehingga dapat digunakan oleh orang banyak. Dalam penyusunanya, sistem pakar mengkombinasikan kaidah-kaidah penarikan kesimpulan inference rules dengan basis pengetahuan tertentu yang diberikan oleh satu atau lebih pakar dalam bidang tertentu. Kombinasi dari kedua hal tersebut disimpan dalam komputer, yang selanjutnya digunakan dalam proses pengambilan keputusan untuk menyelesaikan masalah tertentu. Universitas Sumatera Utara Sistem pakar disusun oleh dua bagian utama, yaitu lingkungan pengembangan development environment dan lingkungan konsultasi consultation environment. Lingkungan pengembangan sistem pakar digunakan untuk memasukkan pengetahuan sistem pakar ke dalam lingkungan sistem pakar, sedangkan lingkungan konsultasi digunakan oleh pengguna yang bukan pakar guna memperoleh pengetahuan pakar. 2.1.1. Ciri-ciri Sistem Pakar Ciri-ciri sistem pakar dapat dibedakan menjadi beberapa bagian dan dijelaskan sebagai berikut : 1. Terbatas pada domain keahlian tertentu 2. Dapat memberikan penalaran untuk data-data yang tidak lengkap atau tidak pasti 3. Dapat menjelaskan alasan-alasan dengan cara yang dapat dipahami 4. Bekerja berdasarkan kaidah Rule tertentu 5. Basis pengetahuan dan mekanisme inferensi terpisah 6. Sistem dapat mengaktifkan kaidah secara searah yang sesuai, dituntut oleh dialog dengan penggunaan. Feresi Daeli, 2013 2.1.2. Komponen Sistem Pakar Komponen – komponen sistem pakar ada beberapa dan dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Antarmuka Pengguna User Interface Merupakan mekanisme yang digunakan oleh pengguna sistem pakar untuk berkomunikasi. Ada bagian ini terjadi dialog antara program dan pemakai, yang memungkinkan sistem pakar menerimainstruksi dan informasi input dari pemakai, juga memberikan informasi output kepada pemakai. 2. Basis Pengetahuan Knowledge Base Basis pengetahuan adalah basis atau pangkalan pengetahuan yang berisi fakta, pemikiran, teori, prosedur, dan hubungannya satu dengan yang lain atau informasiyang terorganisasi dan teranalisa pengetahuan didalam pendidikan atau pengalaman dari seorang pakar yang diinputkan kedalam komputer. Universitas Sumatera Utara 3. Akuisisi Pengetahuan Knowledge Acquisition Akuisisi pengetahuan adalah akuisisi, transfer dan transformasi keahlian dalam menyelesaikan masalah dari sumber pengetahuan ke dalam program komputer. Dalam tahap ini Knowledge engineer berusaha menyerap pengetahuan untuk selanjutnya di transfer ke dalam basis pengetahuan. Terdapat tiga metode utama dalam akuisisi pengetahuan, yaitu: wawancara, analisis protocol dan observasi pada pekerjaan pakar. 4. Mesin Inferensi Inference Engine Mesin inferensi merupakan program komputer yang memberikan metodologi untuk penalaran tentang informasi yang ada dalam basis pengetahuan dan dalam workplace, dan untuk memformulasikan kesimpulan. Mesin inferensi berperan sebagai otak dari sistem pakar. Mesin inferensi berfungsi untuk memandu proses penalaran terhadap suatu kondisi berdasarkan pada basis pengetahuan yang tersedia. Di dalam mesin inferensi terjadi proses untuk memanipulasi dan mengarahkan kaidah, model, dan fakta yang disimpan dalam basis pengetahuan untuk mencapai solusi atau kesimpulan. Dalam prosesnya, mesin inferensi menggunakan strategi penalaran dan strategi pengendalian. 5. Workplace Merupakan memori kerja working memory yang digunakan untuk menyimpan kondisikeadaan yang dialami oleh pengguna dan juga hipotesa serta keputusan sementara. 6. Fasilitas Penjelasan Proses menentukan keputusan yang dilakukan oleh mesin inferensi selama sesi konsultasi mencerminkan proses penalaran seorang pakar.karena pemakai terkadang bukanlah seorang ahli dalam bidang tersebut, maka dibuatlah fasilitas penjelasan. Fasilitas inilah yang dapat memberikan informasi kepada pemakai mengenai jalannya penalaran sehingga dihailkan suatu keputusan. Ginanjar Wiro, 2010. Universitas Sumatera Utara

2.2. Pengertian Acne Vulgaris