14 seseorang yang bersifat subyektif, sedangkan nilai teoritik lebih
mempertimbangkan pada pertimbangan obyek yang diambil dari kesimpulan atas sejumlah fakta kehidupan.
d. Nilai Sosial; Nilai tertinggi dalam nilai ini adalah kasih sayang antar
manusia. Nilai sosial banyak dijadikan pegangan hidup bagi orang yang senang bergaul, suka berderma, dan cinta sesama manusia yang dikenal
sebagai sosok filantropik. e.
Nilai Politik; Nilai tertinggi dalam nilai ini adalah kekuasaan. Karena itu kadar nilainya akan bergerak dari intensitas nilai yang rendah
sampai pada pengaruh yang tinggi otoriter. Kekuatan merupakan faktor terpenting dalam pemilikan nilai politik.
f. Nilai Agama; Secara hakiki nilai ini merupakan nilai yang memiliki
dasar kebenaran yang paling kuat dibandingkan dengan nilai-nilai sebelumnya. Nilai ini bersumber dari kebenaran tertinggi yang
datangnya dari Tuhan.
c. Struktur Hierarki Nilai
Max Scheler dalam Mulyana 2004:38. Nilai dalam kenyataannya ada yang lebih tinggi dan ada yang lebih rendah jika dibandingkan dengan
yang lainnya. Karena itu, nilai menurut Max Scheler memiliki hierarki yang dapat
dikelompokkan dalam empat tingkatan, yaitu:
15 a.
Nilai Kenikmatan; Pada tingkatan ini terdapat sederetan nilai yang menyenangkan atau sebaliknya yang kemudian orang bisa bahagia atau
menderita. b.
Nilai Kehidupan, Pada tingkatan nilai yang penting bagi kehidupan, misalnya kesehatan, kesegaran badan, kesejahteraan umum, dan
seterusnya. c.
Nilai Kejiwaan; Pada tingkatan ini terdapat nilai kejiwaan yang sama sekali tidak tergantung pada keadaan jasmani atau lingkungan. Nilai
semacam ini adalah keindahan, kebenaran, dan pengetahuan murni yang diperoleh melalui filsafat.
d. Nilai Kerohanian; Pada tingkatan ini terdapat nilai yang suci maupun
tidak suci. Nilai-nilai ini terlahir dari ketuhanan sebagai nilai tertinggi. Berdasar pada pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwasanya nilai pada dasarnya memiliki struktur tingkatan di mana ada nilai yang berkedudukan lebih tinggi dan ada yang berkedudukan lebih
rendah dibanding yang lainnya. Namun pada dasarnya, semua struktur hierarki tersebut saling terkait dan berhubungan satu sama lain,
d. Cara Memperoleh Nilai
Mulyana, 2004:80-82. Nilai dapat diperoleh melalui dua hal, yaitu:
a. Nilai diperoleh melalui otak dan fungsi akal
Pengetahuan diperoleh melalui proses penginderaan diikuti oleh sikap, kemudian melahirkan keyakinan dan disusul oleh kesadaran.
16 Semua itu berlangsung dalam proses berfikir yang terjadi di dalam otak.
Maka pengetahuan itu sudah setara dengan nilai, nilai berada dalam tahapan proses keyakinan dan kesadaran seseorang.
b. Nilai diperoleh melalui fungsi hati dan rasa
Menurut pertimbangan logis-empiris, paradigma nilai dalam pandangan ini hanya dapat diperoleh melalui ketajaman mata hati.
Perolehan nilai secara mistik dapat terarah pada wilayah supra natural, ia tidak memenuhi kecukupan pengetahuan untuk dipahami secara
filosofis dan ilmiah. Berdasar penyataan di atas, dapat disimpulkan bahwasanya nilai
dapat diperoleh melalui dua hal, yaitu; nilai dapat diperoleh melalui fungsi otak dan akal; nilai diperoleh melalui fungsi hati dan rasa. Perolehan nilai
dipengaruhi pula oleh faktor bawaan dan faktor lingkungan. Dengan demikian faktor keturunan memegang peranan penting dalam kepemilikan
nilai. Di lain pihak ada pula yang menjelaskan perolehan nilai sebagai hasil interaksi sosial antar individu dan lingkungannya.
e. Ukuran Kualitas Nilai