Data Primer Data Sekunder

3.6 Sumber Data Penelitian

Menurut Lofland dan Lofland dalam Moleong 2007: 157, sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Sumber data merupakan masalah yang perlu diperhatikan dalam setiap penelitian ilmiah, agar diperoleh data yang lengkap, benar, dan dapat dipertanggungjawabkan. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

3.6.1 Data Primer

Data primer sumber data utama adalah “Kata-kata dan tindakan orang- orang yang diamati atau diwawancarai” Moleong, 2007: 157. Dalam penelitian ini sumber data primernya yaitu pengamatan observasi dan wawancara langsung menggunakan alat perekam handphone dengan: 1. Informan Informan adalah “Orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian” Moleong, 2007: 132. Informan dalam penelitian ini adalah Setyawati, S.H., M.Hum., Kepala Bidang Hak Asasi Manusia Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Tengah dan YS. Endang Sabarsih, S.H., Kepala Subbagian Hak Asasi Manusia pada Biro Hukum Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Tengah. 2. Responden Responden adalah “Orang yang diminta memberikan keterangan tentang suatu fakta atau pendapat” Arikunto, 2002: 122. Responden dalam penelitian ini adalah Dyah Santi Yunianingtyas, S.H. Staff di Bidang Hak Asasi Manusia Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Tengah, Joni Alex masyarakatpenyampai komunikasi, Syamsul Bakhri, S.Pd. masyarakat penyampai komunikasi, Indah Setyawati masyarakat dan Lukman Nul Hakim, S.H. akademisi.

3.6.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah “Data yang diperoleh melalui kepustakaan dengan jalan membaca, mengkaji serta mempelajari buku-buku yang relevan dengan objek yang diteliti” Soerjono Soekanto, 1981: 14. Data sekunder digunakan untuk mendukung keterangan atau menunjang kelengkapan data primer. Data sekunder meliputi: 1. Bahan hukum primer, adalah bahan hukum yang sifatnya mengikat. Berupa peraturan perundang-undangan yang berlaku dan ada kaitannya dengan permasalahan yang dibahas, meliputi: a. Pasal 28A-J Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945; b. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia; c. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia Indonesia Tahun 2011-2014; d. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor M-01.PR.07.10 Tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia; e. Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 18043 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 180452011 tentang Pembentukan Panitia Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011-2014; dan f. Keputusan Wakil Gubernur Jawa Tengah Nomor 18053.12011 tentang Pembentukan Kelompok Kerja Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011-2014. 2. Bahan hukum sekunder, adalah bahan hukum yang sifatnya menjelaskan bahan hukum primer, dimana bahan hukum sekunder berupa buku literatur, hasil karya sarjana. Literatur tersebut antara lain: a. Buku-buku tentang penelitian hukum; b. Buku-buku tentang HAM, RANHAM, dan YANKOMAS; serta c. Website-website tentang HAM, RANHAM dan YANKOMAS. 3. Bahan hukum tersier, adalah bahan hukum sebagai pelengkap kedua bahan hukum sebelumnya, yaitu Kamus Besar Bahasa Indonesia.

3.7 Alat dan Teknik Pengumpulan Data