Gumilir 05 Cilacap, pada mata pelajaran PKn materi Globalisasi dapat ditingkatkan menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching.
Penelitian tindakan kelas yang peneliti lakukan menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching pada mata pelajaran PKn kelas IV materi
globalisasi ini, telah membuktikan beberapa teori yang mendasarinya. Pembuktian terebut akan dibahas pada pemaknaan temuan penelitian berikut ini.
4.2.1. Pemaknaan Temuan Hasil Penelitian
Dari hasil observasi guru pada siklus I maupun siklus II terbukti bahwa model pembelajaran Quantum Teaching pada pembelajaran PKn materi
Globalisasi di kelas IV SD Negeri Gumilir 05 Cilacap mampu meningkatkan hasil belajar siswa, aktivitas siswa, maupun performansi guru.
Selama dilaksanakan penelitian, diketahui bahwa dalam membelajarkan materi PKn guru secara tidak langsung menanamkan nilai moral yang terkandung
dalam materi pelajaran. Sesuai hakekat Pendidikan Kewarganegaraan PKn yaitu bahwa PKn adalah program pendidikan berdasarkan nilai-nilai Pancasila sebagai
wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan dapat menjadi jati diri
yang diwujudkan dalam bentuk perilaku dalam kehidupan sehari-hari peserta didik Winataputra 2009: 3.7.
Salah satu cara menumbuhkan jati diri bangsa melalui budaya bangsa Indonesia, dapat diwujudkan melalui mata pelajaran PKn kelas IV SD materi
Globalisasi. Pada materi tersebut siswa mengenal pengaruh dari globalisasi, jenis kebudayaan dan misi kebudayaan bangsa, serta sikap terhadap globalisasi itu
sendiri. Setelah mengenal globalisasi beserta dampaknya, siswa dapat berpikir bagaimana cara menyikapi segala pengaruh yang ditimbulkan dengan adanya
globalisasi. Siswa berpikir secara global bagaimana cara berprilaku dalam kehidupan sehari-hari agar terhindar dari dampak buruk globalisasi. Penanaman
nilai dan moral pada mata pelajaran PKn, seperti pada materi globalisasi dapat lebih efektif apabila guru dalam proses pembelajaran menggunakan model
pembelajaran yang sesuai. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran Quantum Teaching.
Pada pembelajaran PKn menggunakan model Quantum Teaching, siswa lebih tertantang mengikuti proses pembelajaran karena mengaitkan segala sesuatu
berdasarkan pengalaman yang dimiliki siswa. Strategi pembelajaran Quantum Teaching
yang sedemikian rupa, yaitu yang dikenal dengan istilah TANDUR Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan mampu
mengubah suasana belajar siswa menjadi meriah dengan segala nuansa yang terjadi pada proses pembelajaran. Siswa lebih bersemangat dan menikmati proses
pembelajaran, karena sesuai dengan dunianya. Siswa dapat mengeekspresikan apa yang telah dimiliki dan didapatnya saat pembelajaran, juga menyertakan segala
kaitan, interaksi, dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar. Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan DePorter 2010 : 34 bahwa Quantum
Teaching adalah pengubahan bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan
di sekitar momen belajar. Interaksi-interaksi ini mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa. Kesuksesan siswa dalam
proses pembelajaran salah satunya terlihat dari hasil belajar yang diperoleh.
Perolehan hasil belajar pada pelaksanaan pembelajaran PKn materi Globalisasi menunjukkan bahwa pembelajaran PKn menggunakan model
pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada siklus I dan siklus II peningkatan perolehan hasil belajar hingga mencapai
indikator keberhasilan pada hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn materi globalisasi, menunjukkan adanya proses belajar yang mengakibatkan perubahan
perilaku siswa. Perubahan perilaku membuktikan teori yang dikemukakan oleh Rifa’I dan Anni 2009: 82 yang menyatakan bahwa dalam kegiatan belajar di
sekolah, perubahan perilaku itu mengacu pada kemampuan mengingat atau menguasai berbagai bahan belajar dan kecenderungan perserta didik memiliki
sikap dan nilai-nilai yang diajarkan pendidik, sebagaimana telah dirumuskan dalam tujuan peserta didik.
Obeservasi dalam penerapan model pembelajaran Quantum Teaching tidak hanya difokuskan pada hasil belajar siswa, tetapi juga pada aktivitas siswa. Seperti
yang diungkapkan oleh Sudjana 2010: 61 bahwa penilaian proses belajar mengajar terutama adalah melihat sejauh mana aktivitas siswa dalam mengikuti
proses belajar mengajar. Pengamatan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran menggunakan model Quantum Teaching dilaksanakan dari awal
hingga akhir pelajaran. Aktivitas siswa menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching
, mengalami peningkatan persentase dari siklus I ke siklus II. Peningkatan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran menggunakan model
Quantum Teaching ditunjukkan dengan adanya keberanian dalam bertanya dan
mengemukakan pendapat tanpa harus ditunjuk oleh guru selama proses
pembelajaran. Keberanian siswa dalam mempresentasikan hasil kerjanya juga mengalami peningkatan, karena adanya sebuah pengakuan dari guru bagi siswa
yang berani mempresentasikan hasil kerjanya. Dalam pelaksanaan diskusi kelompok siswa juga lebih aktif menyampaikan pendapat, menjalankan peran
serta tanggung jawabnya dalam kelompok. Peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa hingga mencapai indikator
keberhasilan yang ditetapkan, dipengaruhi oleh performansi guru dalam pembelajaran. Ismail 2009, mengemukakan bahwa untuk mendapatkan proses
dan hasil belajar siswa yang berkualitas tentu memerlukan kinerja guru yang maksimal. Observasi terhadap performansi guru dilakukan dengan menggunakan
APKG I maupun APKG II. Perolehan data hasil observasi terhadap performansi guru menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran Quantum Teaching
juga mampu meningkatkan performansi guru yang pada akhirnya akan meningkatkan aktivitas siswa. Hubungan antara performansi guru dan
peningkatan hasil belajar serta aktivitas siswa ini menjawab teori yang dikemukakan oleh Ismail 2009 bahwa tugas guru dalam pembelajaran menuntut
penguasaan bahan ajar yang akan diajarkan dan penguasaan tentang bagaimana mengajarkan bahan ajar yang menjadi pilihan dan peran guru dalam mengelola
pembelajaran karena pengelolaan pembelajaran berkaitan langsung dengan aktivitas belajar siswa. Dengan teori tersebut menunjukkan apabila hasil belajar
dan aktivitas siswa meningkat, maka performansi guru juga mengalami peningkatan.
4.2.2. Implikasi Hasil Penelitian