Hakikat Bermain Peran Landasan Teoretis

2.2.1 Hakikat Bermain Peran

Bermain peran merupakan salah satu cara mengekspresikan suatu karya sastra yang terproyeksikan dalam pementasan drama. Peran juga merupakan bagian penting dalam sebuah seni drama. Peran dalam KBBI 2007 : 641 adalah 1 pemain, 2 tukang lawak, 3 perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan dalam masyarakat. Menurut Rendra 2007 :108, peran dalam sebuah sandiwara bisa dibedakan dalam tiga jenis : 1 peran utama, peran yang menjadi pusat perhatian dalam sandiwara; 2 peran pembantu, peran yang cukup penting, tetapi bukan yang menjadi pusat perhatian; dan 3 peran tambahan, peran yang diciptakan untuk memeriahkan atau meramaikan gambaran suasana. Menurut Waluyo 2003 : 109 berperan adalah menjadi orang lain sesuai dengan tuntutan lakon drama. Gambaran sisi kehidupan manusia memang sering dijadikan objek bagi seni peran. Dari setiap sisi kehidupan tersebut diberi alur yang dramatis, sehingga akan terlihat nyata seakan penonton mengalami sendiri. Dalam bermain peran unsur utamanya adalah seorang aktor atau pemain. Untuk menghidupkan peran, seorang aktor harus menghayati dan memahami perannya dalam drama tersebut. Menurut R. Boleslavsky dalam Tarigan 1985 : 108, teknik dasar berperan yang harus dipenuhi agar seseorang dapat berperan itu antara lain : 1 konsentrasi, 2 ingatan emosi, 3 mewujudkan ingatan emosi dalam laku dramatis yaitu perbuatan yang bersifat ekspresif dan emosi, 4 laku dramatis itu harus menggambarkan watak seseorang manusia yang khas dan unik, 5 observasi untuk membentuk watak, 6 pemeranan harus menggunakan irama tempo atau kecepatan. Bermain peran menurut Moulton dalam Hasanuddin 1996:2 adalah menyaksikan kehidupan manusia yang diekspresikan secara langsung. Penonton dapat menyaksikan kejadian yang mungkin tidak pernah mereka bayangkan sebelumnya melalui bermain peran. Menurut Waluyo 2007:4 bermain peran adalah perpaduan berbagai jenis seni yang membentuk satu kesatuan yang utuh. Bermain peran menurut D.L Burton dalam Ahmadi 1990:143 adalah bahasa, ritme, dan tontonan. Menurut Hornby dalam Tarigan 1985:71 bermain peran adalah suatu lakon yang dipentaskan di atas panggung. Sternberg 1999 mengemukakan pendapatnya tentang bermain peran yang dapat dipergunakan dalam berbagai bidang. Misalnya, dalam sebuah adegan bermain peran seseorang dituntut untuk memainkan sebuah karakter yang tidak terkalahkan kenapa tidak. Lalu hasilnya, orang tersebut mampu mengulanginya dalam kehidupan yang nyata, dan peran apapun yang mereka harapkan dapat terwujud. Bermain peran adalah penentuan untuk memberikan sebanyak apapun pengalaman kepada seseorang dalam situasi yang sulit. Ketika seseorang melakukan latihan berulang-ulang sepenuhnya ia akan merasakan hal yang sama saat bermain peran dan berpengaruh dalam kehidupan yang sebenarnya. 13 Hal ini dilakukan agar drama yang dilakukan dapat menimbulkan perasaan yang lain di hati penonton. Selain itu juga dengan penampilan yang baik, penonton akan dapat merasakan, mengerti, dan hanyut dalam setiap lakon yang ditampilkan. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa bermain peran adalah suatu seni yang menyajikan cerita kehidupan manusia yang dipentaskan di atas panggung. Oleh karena itu, aspek yang paling penting untuk dinilai dalam bermain peran adalah pelafalan, intonasi, ekspresi, dan improvisasi. Keempat aspek itulah yang akan menentukan baik tidaknya pertunjukkan dalam bermain peran.

2.2.2 Langkah-langkah Bermain Peran

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN PERJALANAN MENGGUNAKAN BANTUAN VCD KARYA WISATA PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 01 WARUREJA TEGAL

0 7 240

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS RANGKUMAN BUKU MELALUI IDE POKOK DENGAN MEDIA FLASH CARD PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 1 GEMUH KABUPATEN KENDAL TAHUN AJARAN 2010 2011

0 7 163

Peningkatan Kemampuan Merefleksi Isi Puisi dengan Teknik Parafrasa dan Media Video(VCD) Sinematisasi Puisi pada Siswa Kelas VII F SMP Negeri 2 Gabus Tahun Ajaran 2010 2011

0 6 242

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERMAIN PERAN DENGAN METODE FIRING LINE PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 1 PRINGAPUS TAHUN AJARAN 2010 2011

0 42 197

PENINGKATAN KEMAMPUAN APRESIASI DRAMA DENGAN MEDIA VCD PADA SISWA KELAS VIII E PENINGKATAN KEMAMPUAN APRESIASI DRAMA DENGAN MEDIA VCD PADA SISWA KELAS VIII E SMP MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 0 15

PENDAHULUAN PENINGKATAN KEMAMPUAN APRESIASI DRAMA DENGAN MEDIA VCD PADA SISWA KELAS VIII E SMP MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 0 5

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS RANGKUMAN BUKU MELALUI IDE POKOK DENGAN MEDIA FLASH CARD PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 1 GEMUH KABUPATEN KENDAL TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 0 2

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERMAIN PERAN DENGAN METODE FIRING LINE PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 1 PRINGAPUS TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 0 2

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERMAIN DRAMA DENGAN MEMANFAATKAN TEKNIK DEMONSTRATIONS-PERFORMANCE DAN MEDIA VCD BERMAIN DRAMA SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 40 SEMARANG TAHUN AJARAN 2008/2009.

0 11 196

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS BERITA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUTENTIK PADA SISWA KELAS VIII C SMP N 7 PURWOKERTO TAHUN AJARAN 2010 - 2011 - repository perpustakaan

0 0 12