Badan Permusyawaratan Desa BPD sebagai wakil dari masyarakat di dalam pemerintahan desa memiliki tugas yang cukup berat,
di mana Badan Permusyawaratan Desa BPD harus mampu mengaktualisasikan aspirasi masyarakat dan apabila hal tersebut dapat
dilaksanakan dengan baik maka akan tercipta masyarakat desa yang demokratis. Dari struktur organisasi BPD di Desa Wedelan dapat dilihat
bahwa anggota Badan Permusyawaratan Desa BPD memiliki tingkat pendidikan yang cukup baik, karena dari 9 anggota BPD, 6 anggota BPD
di Desa Wedelan lulusan sarjana dan tentunya dengan tingkat pendidikan yang baik akan membantu Kinerja Badan Permusyawaratan Desa BPD
dalam menjalankan fungsinya yang berdampak bagi kemajuan dan perkembangan masyarakat di Desa Wedelan.
4. Pelaksanaan Fungsi BPD dalam Menyelenggarakan Pemerintahan Desa yang Demokratis
Pelaksanaan fungsi BPD di Desa Wedelan mengacu kepada sejumlah peraturan perundang-undangan, antara lain UU No. 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah serta PP No. 72 Tahun 2005 tentang Desa dan sejumlah Peraturan Daerah Kabupaten Jepara, Peraturan Daerah
yang dimaksud antara lain Peraturan Daerah Kabupaten Jepara No 9 Tahun 2007 tentang Badan Permusyawaratan Desa dan Peraturan Bupati
Jepara Nomor 4 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Peraturan Tata Tertib Badan Permusyawaratan Desa. Fungsi BPD di dalam pasal 209 UU
No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah adalah untuk menetapkan peraturan desa bersama Kepala Desa serta menampung dan
menyalurkan aspirasi masyarakat. Menurut Sulistiyani, 2003 : 223
Berdasarkan hasil penelitian di Desa Wedelan, Kecamatan Bangsri, Kabupaten Jepara, kedudukan BPD sebagai mitra kerja
pemerintah desa sudah terwujud dalam pelaksanaan fungsi BPD dalam rangka menjalankan fungsi legislasi, yaitu menetapkan peraturan desa
bersama-sama dengan pemerintah desa. Menurut Bapak Kasim, S.Ag selaku anggota BPD Wedelan,
wawancara tanggal 24 Juli 2011, beliau mengatakan bahwa :
peraturan desa yang pada akhirnya menjadi peraturan desa dan kesepakatan bersama BPD dengan Kepala Desa adalah
rancangan peraturan desa mengenai Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa APBDes dan Perdes tentang Pedoman Tata
Cara Pencalonan, Pengangkatan dan Pemberhentian Ketua RTRW
banyak pendatang baru dari luar Desa Wedelan bahkan dari luar kabupaten dan Propinsi yang ingin bekerja di Desa Wedelan, sehingga
banyak dibuka warung-warung yang berjualan makanan untuk para pekerja yang datang dari luar daerah karena mereka jauh dari keluarga
dan sanak-saudara, bahkan ada warung makan yang juga menjual miras selain itu juga terdapat tempat prostitusi, sehingga sangat
menganggu keamanan Desa Wedelan. Berdasarkan hal tersebut, masyarakat Desa Wedelan,
memberikan masukan kepada BPD untuk menutup dan memberi denda kepada penjual miras dan tempat prostitusi dan BPD menyampaikan
aspirasi masyarakat kepada Pemerintah Desa dalam hal ini diwakili oleh Hadi S.E, selaku Kepala Desa Wedelan, dan akhirnya BPD
menbuat kesepakatan bersama Kepala Desa untuk memberi denda kepada warung-warung yang menjual miras dan tempat-tempat yang
dijadikan tempat prostitusi demi ketertiban dan keamanan desa. b.
Kinerja BPD dalam melaksanakan fungsinya untuk menampung serta menyalurkan aspirasi masyarakat.
Badan Permusyawaratan Desa BPD sebagai wakil rakyat di desa adalah
sebagai tempat
bagi masyarakat desa untuk menyampaikan aspirasinya, kemudian BPD menindaklanjuti aspirasi
tersebut untuk disampaikan kepada instansi atau lembaga yang terkait yaitu pemerintah desa. Banyak cara yang telah dilakukan BPD
Wedelan untuk menampung aspirasi masyarakat yang kemudian
disampaikan ke pemerintah desa yaitu dengan cara tertulis maupun secara lisan.
Cara tertulis misalnya dengan membuka kotak kritik dan saran untuk masyarakat Desa Wedelan agar dapat menyampaikan
aspirasinya, dengan cara lisan, yaitu masyarakat memyampaikan secara lisan aspirasinya baik pada saat pertemuan desa, pertemuan RT,
dan pengajian kepada Badan Permusyawaratan Desa Wedelan. Menurut Kasim S.Ag selaku anggota BPD wawancara tanggal 24 juli
2011, beliau mengatakan bahwa :
proses kontrol dan evaluasi yang dilakukan oleh Pemerintah Desa, BPD dan juga Masyarakat
tentang Pedoman Tata Cara Pencalonan, Pengangkatan dan Pemberhentian Ketua RTRW.
Dari berbagai peraturan desa seperti Perdes tentang APBDes, Perdes tentang Pedoman Tata Cara Pencalonan, Pengangkatan dan
Pemberhentian Ketua RTRW, Perdes tentang Sedekah Bumi apabila dilihat lebih lanjut sesungguhnya terlihat juga pelaksanaan fungsi BPD
yang lain, yakni fungsi pengawasan dan fungsi penyalur aspirasi, berjalannya fungsi pengawasan ditunjukkan telah terselenggarakannya
kegiatan dengar pendapat BPD dengan Kepala Desa, di mana Kepala Desa selalu menerima saran dan pertimbangan dari BPD mengenai
pembangunan fisik desa serta Perdes berdasarkan aspirasi dari anggota BPD sendiri dan masukan dari masyarakat Desa Wedelan dan
diterimanya laporan pertanggungjawaban Kepala Desa oleh BPD, dengar pendapat dilakukan dalam rapat BPD secara berkala.
Dalam wawancara dengan Hadi, S.E selaku Kepala Desa Wedelan, beliau menyatakan bahwa :
Laporan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas Kepala Desa diterima setelah sebelumnya diadakan pandangan atau
tanggapan terhadap materi laporan, dalam pandangan atau tanggapan terhadap laporan pertanggungjawaban Kepala Desa
ini, juga disampaikan saran-saran BPD kepada Kepala Desa wawancara tanggal 27 Juli 2011.
Ini berarti pelaksanaan tugas Kepala Desa di bidang pemerintahan,
pembangunan, kemasyarakatan,
ketertiban dan
keamanan serta pengelolaan keuangan dipandang telah berjalan sesuai
dengan Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
Menurut Madekhan, S. Pd wawancara tanggal 24 juli, beliau mengatakan bahwa:
perumusan isi peraturan desa, menurut pengakuan Ketua BPD Madekhan, S.Pd wawancara tanggal 30 Juli 2011, beliau mengatakan
bahwa:
masih terbatas, di Desa Wedelan menunjukkan anggaran bagi operasional BPD ada dua sumber, yakni dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Desa APBDes Wedelan dan dari anggaran yang bersumber dari Pemerintah Kabupaten Jepara yang jumlahnya relatif
masih sedikit . Selain hambatan internal, dalam pelaksanaan fungsinya BPD di
Desa Wedelan juga mengalami hambatan eksternal, yaitu : 1 kurangnya dilakukan bimbingan teknis penyelenggaraan pemerintahan
desa oleh Pemerintah Kabupaten Jepara, 2 tingkat pendidikan masyarakat Desa Wedelan yang tergolong rendah, dan 3 tingkat
kesibukan masyarakat Desa Wedelan. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa kurangnya dilakukan
bimbingan teknis penyelenggaraan pemerintahan desa oleh pemerintah kabupaten Jepara, menyebabkan BPD mengalami kesulitan dalam
menetapkan peraturan desa bersama dengan Kepala Desa. Hambatan eksternal lainnya, yang mempenggaruhi terhadap fungsi BPD adalah
tingkat pendidikan masyarakat yang masih rendah dan tingkat kesibukan masyarakat Desa Wedelan yang tinggi sebagaimana yang
dikatakan oleh Bapak Sumardi, S.Pd selaku Anggota BPD pada wawancara tanggal 29 Juli 2011, beliau mengatakan bahwa :
mensiasati keadaan antara lain dengan adanya kumpulan RT, Pengajian, Kumpulan Desa sekaligus tempat tersebut di jadikan
sarana BPD untuk mengajak Warga Desa ikut berpartisipasi dalam pembangunan desanya
memasrahkan urusan yang menyangkut kemajuan desanya kepada pemerintahan desa, karena mereka beranggapan bahwa, semua itu
sudah menjadi tugas pemerintahan desa, Kepala Desa mendapatkan bengkok atau tanah desa serta Sekretaris desa di gaji untuk urusan
pemerintahan desa, sehingga mereka sulit berpartisipasi untuk ikut serta dalam memajukan desanya.
6. Upaya-Upaya Mengatasi hambatan-hambatan dalam Pelaksanaan Fungsi BPD untuk Menyelenggarakan Pemerintahan Desa yang
Demokratis
Berbagai hambatan dalam pelaksanaan fungsi BPD di Desa Wedelan baik yang berupa hambatan internal dan hambatan eksternal
telah disikapi secara positif oleh BPD di Desa Wedelan, artinya BPD melakukan berbagai upaya untuk mengatasi berbagai hambatan yang
muncul. Upaya-upaya yang dilakukan dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar, yakni upaya yang dilakukan oleh pihak di luar BPD
yaitu yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Jepara dan upaya yang dilakukan oleh BPD Desa Wedelan.
Upaya yang dilakukan dari pihak Kabupaten Jepara, yaitu dilakukannya bimbingan teknis penyelenggaraan pemerintahan Desa
Wedelan oleh Pemerintah Kabupaten Jepara. Melalui bimbingan teknis ini, diberikan materi-materi sosialisasi berbagai perubahan peraturan
daerah di bidang pemerintahan desa dan teknis penyelenggaraan
administrasi desa serta teknis penyusunan peraturan desa, dan BPD di Desa Wedelan mengikuti semua bimbingan teknik penyelenggaraan
pemerintahan desa dari Pemerintah Kabupaten Jepara dengan sungguh-sungguh.
Sedangkan Upaya yang dilakukan oleh pihak BPD sendiri menurut Kasim, S.Ag, Wawancara pada tanggal 30 juli 2011 adalah
sebagai berikut.
teknis penyelenggaraan pemerintahan desa oleh pihak kabupaten Jepara, BPD di Desa Wedelan yang diketuai oleh Madekhan S,Pd
langsung mengkomunikasikannya kepada pihak kabupaten Jepara, sehingga tercipta hubungan yang harmonis antara pemerintah
kabupaten Jepara dengan BPD di Desa Wedelan, dan hal ini juga dapat menunjang kinerja BPD dalam menyelenggarakan pemerintahan desa
yang demokratis di Desa Wedelan, Kecamatan Bangsri, Kabupaten Jepara.
Mengenai hambatan eksternal yang lainnya, seperti tingkat pendidikan warga yang masih rendah serta kesibukan bekerja
masyarakat Desa Wedelan, menyebabkan kurangnya pemahaman warga mengenai fungsi, tugas dan wewenang BPD, untuk mengatasi
hal tersebut, BPD selalu memberi pengertian kepada warga mengenai tugas, fungsi, dan wewenangnya pada acara-acara seperti, pengajian,
kumpulan RT, yasinan, kumpulan desa. Dalam acara tersebut BPD melakukan sosialisasi dan mengajak
kepada masyarakat Desa Untuk berpartisipasi demi kemajuan desanya dan menyampaikan aspirasi masyarakat desa kepada BPD, selain itu
BPD selalu menghimbau kepada masyarakat bahwa tugas memajukan Desa Wedelan bukan hanya tugas dari Pemerintahan Desa saja, tetapi
melibatkan masyarakat, selain itu BPD juga melakukan sosialisasi mengenai berbagai Perdes, hal tersebut merupakan strategi BPD, agar
masyarakat ikut berpartisipasi untuk kemajuan Desanya, hal ini sesuai
dengan hasil wawancara dengan Suwaji selaku tokoh Masyarakat, beliau mengatakan bahwa :
transparan oleh masyarakat dan digunakan untuk memberikan manfaat kepada masyarakat. Pemerintahan di Desa Wedelan sudah berjalan secara
demokratis, hal tersebut bisa dilihat dari bagaimana pelaksanaan fungsi BPD dalam menyelenggarakan pemerintahan desa yang demokratis, hambatan-
hambatan apa saja yang dialami BPD serta solusi-solusi dalam mengatasi hambatan yang ada, yang dapat dilihat sebagai berikut.
1. Pelaksanaan Fungsi