Biodegradasi TINJAUAN PUSTAKA A.

Pada umumnya pH optimum bagi kebanyakan mikroorganisme adalah antara 5,5-8,5 atau antara 6,0-8,0 Baker dan Herson, 1994. Tetapi beberpa mikroorganisme dapat tumbuh dalam kondisi sangat asam atau sangat basa. Bagi kebanyakan spesies, nilai pH minimum dan maksimum adalah 4 dan 9 Pelczar dan Chan, 1986. Menurut Utz et al. 1991, kecepatan pelapukan sangat tergantung dari lahan alaminya. Beberapa jenis lahan alami ini dengan kecepatan pelapukan semakin kecil adalah: pelapukan dalam air buangan anaerob lebih cepat daripada pelapukan dalam sediment laut, air buangan aerob, tanah dan air laut.

F. Biodegradasi

Biodegradasi adalah penyederhanaan sebagian atau penghancuran seluruh bagian struktur molekul senyawa oleh reaksi-reaksi fisiologis yang dikatalisis oleh mikroorganisme. Biodegradabilitas merupakan kata benda yang menunjukkan kualitas yang digambarkan dengan kerentanan suatu senyawa organik atau anorganik terhadap perubahan bahan akibat aktivitas-aktivitas mikroorganisme Madsen, 1997. Biodegradasi adalah perubahan senyawa kimia menjadi komponen yang lebih sederhana melalui bantuan mikroorganisme. Dua batasan tentang biodegradasi adalah 1 Biodegradasi Tahap Pertama Primary Biodegradation, merupakan perubahan sebagian molekul kimia menjadi komponen lain yang lebih sederhana; 2 Biodegradasi tuntas Ultimate Biodegradation, merupakan perubahan molekul kimia secara lengkap sampai terbentuk CO 2 , H 2 O dan senyawa organik lain Gledhill,1974. Biodegradasi senyawa akan menghasilkan karbondioksida dan atau metan, air dan biomassa Kaplan di dalam Ching et.al, 1993. CO 2 terlepas di dalam proses respirasi, dimana karbohidrat gula dioksidasikan dan terbentuklah energi. CO 2 terlepas juga di dalam proses fermentasi dan di dalam proses penguraian lainnya yang dilakukan oleh mikroorganisme. Jika zat karbon tidak terlepas lagi ke udara, maka kehidupan akan berhenti. Di dalam sirkulasi zat karbon ini, mikroorganisme memegang peranan penting yaitu sebagai pengurai Dwidjoseputro,1978. Degradasi secara umum terdiri atas 3 jenis, yakni: 1 degradasi kimia, yaitu degradasi oleh zat kimia; 2 degradasi fisik yang meliputi degradasi termal, mekanik, radiasi dan fotooksidasi; 3 biodegradasi oleh mikroorganisme seperti jamur, bakteri dan aktinomicetes. Proses degradasi kemudian berlanjut dengan jalan memperluas permukaan melalui pengikisan dan pelubangan material polimer. Dengan adanya pengikisan dan pelubangan ini, maka kecepatan degradasi akan meningkat karena lubang yang terbentuk mempercepat difusi oksigen dan enzim ke dalam matriks polimer Stacy et al. 1989. Degradabilitas merupakan sifat senyawa kimia yang sangat penting untuk menentukan toksisitas senyawa tersebut bagi lingkungan. Senyawa yang tidak terdegradasi akan bertahan dalam lingkungan, sehingga dapat menyebabkan efek beracun bagi biota dalam jangka waktu yang panjang. Senyawa yang dapat didegradasi dapat dihilangkan dalam saluran pembuangan, unit pengolahan limbah ataupun dalam lingkungan tanpa mempengaruhi keseimbangan lingkungan. Tingkat degradasi sebuah senyawa tidak hanya bergantung dari daya tahan molekul senyawa tersebut, tetapi juga dipengaruhi oleh keadaan lingkungan tempat ia berada. Keadaan lingkungan yang dapat mempengaruhi adalah pH, potensial redoks, keberadaan mikroorganisme yang sesuai, ketersediaan nutrisi yang memadai, konsentrasi senyawa dan keberadaan serta konsentrasi dari substrat yang lain Kristanto, 2002. Menurut Andrady 2000, faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat biodegradabilitas senyawa polimer antara lain adalah panjang rantai molekul polimer, kompleksitas struktur polimer dan hidrofilitas polimer. Faktor lain yang mempengaruhi tingkat biodegradabilitas suatu polimer dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Biodegradabilitas PARAMETER FAKTOR Fisiko-Kimia Ekosistem Suhu, pH, kadar air, potensi redoks, ketersediaan nutrisi, keberadaan inhibitor Mikrobiologi Ekosistem Kepadatan populasi, deversitas mikroba, aktivitas mikroba, distribusi spatial mikroorganisme, kemampuan beradaptasi. Sifat-sifat primer bahan Komposisi polimer, berat molekul, distribusi berat molekul, suhu transisi gelas Tg, porositas, hidrofobisitas dan jenis ikatan antar monomer. Proses pembuatan bahan Jenis pembuatan, karakteristik permukaan , ketebalan bahan dan zat aditif dan pengisi yang digunakan. PHA merupakan polimer biodegradable yang terakumulasi sebagai cadangan makanan dan energi pada beberapa mikroorganisme dalam kondisi yang tidak seimbang, dimana sumber energi karbon yang berlimpah, sedangkan nutrisi seperti N, P, S dan O terbatas Lee dan Choi, 1999. Polimer biodegradable adalah molekul-molekul besar yang dapat dihancurkan atau diuraikan oleh mikroorganisme, khususnya bakteri dan jamur. Kriteria polimer biodegradable yaitu mengandung salah satu dari jenis ikatan asetal, amida atau ester, memiliki berat molekul dan kristalinitas rendah serta memiliki hidrofilitas tinggi Budiman, 2003.

III. METODOLOGI PENELITIAN A.

Dokumen yang terkait

Kajian Biodegradasi Bioplastik Poli-B-Hidroksialkanoat dengan Penambahan Pemlastis Dimetil Ftalat dan Dietil Glikol dalam Media Padat Buatan

0 11 77

Kajian Biodegradasi Bioplastik Poli-B-Hidroksi Alkanoat dengan Penambahan Pemlastis Dietil Glikol dan Dimetil Ftalat pada Media Cair Buatan

0 8 77

Pengaruh Konsentrasi Pemlastis Dietil Glikol Terhadap Karakteristik Bioplastik dari Polyhydroxyalkanoates (PHA) yang dihasilkan Ralstonia eutropha pada Substrat Hidrolisat Minyak Sawit

0 7 94

Kajian Pengaruh Penambahan Dietilen Glikol sebagai Pemlastis pada Karakteristik Bioplastik dari Poli-Beta-Hidroksialkanoat (PHA) yang Dihasilkan Ralstronia eutropha pada Substrat Hidrolisat Pati Sagu

0 13 96

Pembuatan Bioplastik Poli-Β-Hidroksialkanoat (Pha) Yang Dihasilkan Oleh Rastonia Eutropha Pada Substrat Hidrolisat Pati Sagu Dengan Pemlastis Isopropil Palmitat

1 12 98

Pengaruh Penambahan Pemlastis Dimetil Ftalat, Dietil Glikol dan Polietilen Glikol Dalam Proses Biodegradasi Poli-Β-Hidroksialkanoat (Pha) Pada Media Air Secara Aerobik

2 35 109

Pengaruh Penambahan Pemlastis Polietilen Glikol 400, Dietilen Glikol, dan Dimetil Ftalat terhadap Proses Biodegradasi Bioplastik Poli- -hidroksialkanoat pada Media Cair dengan Udara Terlimitasi

2 14 76

Karakterisasi Bioplastik Poli-Hidroksialkanoat (Pha) dengan Penambahan Polioksietilen-(20)-Sorbitan Monolaurat Sebagai Pemlastis

5 42 97

Kajian Biodegradasi Bioplastik Berbasis Poli-β-Hidroksialkanoat (PHA) Dengan Pemlastis Dimetil Ftalat Dietil Glikol Dan Polietilen Glikol Pada Lingkungan Tanah Yang Berbeda

0 8 79

Pengaruh konsentrasi pemlastis dietil glikol terhadap karakteristik bioplastik dari polyhydroxyalkanoates (PHA) yang dihasilkan Ralstonia eutropha pada substrat hidrolisat minyak sawit

0 4 3