Kerangka Berpikir Hipotesis Tindakan Desain Penelitian

Jadi apabila digabungkan, kesimpulan pengertian dari media audio visual adalah salah satu media pembelajaran yang memiliki pengertian merupakan segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efektif dan efisien. Media audio visualnya sendiri dibagi menjadi dua yaitu media audiovisual murni dan media audiovisual tidak murni. 1 Media audiovisual murni adalah baik unsur suara dan unsur gambarnya berasal dari sumber seperti film, video casset dan CD interaktif, 2 Media audiovisual tidak murni adalah unsur suara dan gambarnya berasala dari sumber yang berbeda, misal film bingkai suara yang unsur gambarnya bersumber dari tape recorder.

2.9 Kerangka Berpikir

Kreativitas guru – guru TK Islam Al – Azhar 14 Semarang dalam menerjemahkan syair lagu dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris masih rendah. Rendahnya kreativitas tersebut dikarenakan kurangnya pengetahuan ibu – ibu guru di TK Islam Al – Azhar 14 Semarang sekolah tersebut dalam menerjemahkan syair lagu dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris, sehingga menyebabkan kreativitas ibu – ibu guru rendah sebab belum sesuai dengan aspek – aspek penerjemahan. Kreativitas menerjemahkan bagi ibu – ibu TK Islam Al – Azhar 14 Semarang dapat ditingkatkan apabila diberikan pelatihan mengenai penerjemahan syair lagu sesuai dengan aspek penerjemahan. Melalui alat bantu media audio visual dan perhatian yang intensif kepada guru yang mengikuti pelatihan tersebut, sebab dengan menggunakan alat bantu media audio visual, orang akan lebih tertarik dengan materi yang disampaikan. Pendapat Levied an Lenzt pada teori di atas menyebutkan Fungsi Kognitif dari media yaitu fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar. Oleh karena itu peneliti akan mengadakan pelatihan penerjemahan syair lagu sesuai dengan aspek penerjemahan yang dibantu dengan alat media audio visual agar kreativitas guru TK Islam Al – Azhar 14 Semarang meningkat.

2.10 Hipotesis Tindakan

Dengan pelatihan, yang dibantu dengan alat media audio visual, maka kreativitas guru dalam menerjemahkan syair lagu anak – anak dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris di TK Islam Al –Azhar 14 Semarang meningkat. 47 BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran ilmiah dan pengumpulan data yang valid dan apa adanya. Hakikat penelitian sendiri adalah data yang terjadi nyata sehingga tidak terjadi manipulatif. Seseorang dalam mengadakan penelitian harus mengetahui cara – cara ilmiah yang benar dan metode apa yang harus digunakan sesuai dengan penelitiannya, sehingga dapat menghasilkan penelitian sesuai dengan yang diharapkan. Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapat data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Selain itu metode penelitian juga merupakan cara – cara kerja untuk dapat memahami objek penelitian dan merupakan bagian yang penting untuk diketahui oleh seorang peneliti dan memberikan ketentuan – ketentuan dasar untuk mendekati masalah dengan tujuan menemukan dan memperoleh hasil yang akurat Seto, 2009 : 22. Berdasarkan pokok permasalahan yang dikaji, yakni mengenai pelatihan menerjemahkan syair lagu anak – anak dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Inggris untuk meningkatkan kreativitas menerjemahkan syair lagu anak – anak dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Inggris pada guru – guru TK Islam Al – Azhar 14 Semarang, maka penelitian ini menggunakan jenis penelitian terapan dengan menggunakan penelitian tindakan sekolah yang mengadopsi prosedur jenis peneltian tindakan kelas. Penelitian terapan menurut LP2M, UNNES : 67 adalah penelitian yang bertujuan memecahkan masalah yang berkenaan dengan kebutuhan – kebutuhan praktis guna tercapainya efektivitas dan efisiensi sistem, prosedur, model atau menghasilkan prototype produk dan alat, serta perubahan kea rah yang lebih baik yang selanjutnya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat atau stake. Penelitian tindakan sekolah PTS yang peneliti terapkan, merupakan penelitian tindakan sekolah yang mengadobsi dari penelitian tindakan kelas, sebab prosedur atau langkah – langkah dalam penelitiannya menggunakan prosedur PTK. Perbedaannya adalah apabila PTK subyeknya guru dan tempat penelitiannya biasanya dilakukan di dalam kelas. Sedangkan penelitian ini subyeknya adalah guru – guru TK Islam Al – Azhar 14 Semarang dan dilakukan di dalam ruangan khusus dan bekerja sama dengan Kepala Sekolahnya. Secara garis besar penelitian ini masih mengikuti dalam konteks wilayah PTK Penelitian Tindakan Kelas.PTK Penelitian Tindakan Kelas dapat diartikan sebagai penelitian yang dilakukan guru di dalam kelas, yang mana hasilnya mampu memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme guru dalam pembelajaran di kelas. Tujuan melakukan PTS Penelitian Tindakan Kelas adalah meningkatkan mutu pendidikan yang ada di sekolahnya, Suyadi 2012: 17. Peneliti bekerja sama dengan Kepala Sekolah dalam pelaksanaan pelatihan ini, sehubungan dengan hal apa saja yang perlu dilakukan untuk meningkatkan mutu pembelajaran khususnya dalam bidang seni dan bahasa. Dalam kegiatan PTS ini, peneliti memberikan pelatihan kepada guru – guru TK Islam Al – Azhar 14 Semarang yang gunanya untuk meningkatkan kreativitas guru dalam menerjemahkan syair lagu anak – anak yang sesuai dengan kaidah penerjemahan, untuk dibelajarkan kepada siswanya. Penelitian yang akan peneliti lakukan melalui tahap sebanyak III siklus, yaitu siklus I, siklus III, dan siklus III. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

3.2 Pendekatan Penelitian