Kreativitas Musik Hakikat Penerjemahan Lagu

diantaranya: keterbukaan terhadap pengalaman, kemampuan untuk menilai situasi sesuai dengan patokan pribadi seseorang internal locus of evaluation , Kemampuan untuk bereksperimen atau “ bermain” dengan konsep – konsep. b Dorongan dari lingkungan motivasi ekstrinsik, Munandar 2009 : 120 mengemukakan bahwa lingkungan yang dapat mempengaruhi kreativitas individu dapat berupa lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Lingkungan keluarga merupakan kekuatan yang penting dan merupakan sumber pertama dan utama dalam pengembangan kreativitas individu.Pada lingkungan sekolah, pendidikan di setiap jenjangnya mulai dari pra sekolah hingga ke perguruan tinggi dapat berperan dalam menumbuhkan dan meningkatkan kreativitas individu.Pada lingkungan masyarakat, kebudayaan- kebudayaan yang berkembang dalam masyarakat juga turut mempengaruhi kreativitas individu.

2.2 Kreativitas Musik

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan oleh Zujadi Ansor 2010 sebelumnya dalam proses belajar mengajar PBM Seni Musik ditingkat pendidikan dasar dan menengah cenderung dilaksanakan secara teoritis. Materi yang bersifat praktik sangat kurang sebagai aspek pembelajaran yang bersifat penciptaan dan mendorong kepada pengembangan daya kreativitas sangat kurang.English National Curriculum for Music atau ENCM dalam Odena, 2001, dan GUnera 2010:54 mengatakan bahwa kreativitas musik dipandang menjadi dua perbedaan yaitu : 2.2.1 Kreativitas sebagai “ gaya berpikir”. Menurutnya pengajaran musik memberi kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir, hal ini dilakukan melalui analisis, penilaian karya musik dan improvisasi atau eksplorasi musik. 2.2.2 Kreativitas sebagai aktifitas. Dimana kreativitas merupakan sebuah proses berkreasi dan mengembangkan ide – ide musikal. Dengan demikian siswa diajarkan untuk memproduksi atau mencipta. Kegiatan berkreasi dalam pendidikan musik merupakan hal yang sangat penting, sebagai kegiatan imajinatif dari terciptanya karya – karya musik yang mampu menganalisis sebuah karya musik. Seperti yang diungkapkan oleh Milyartini 2009 : 83 dalam buku evaluasi pendidikan musik, bahwa wujud dari proses kreatif yakni karya musik dan analisis musik. Kreativitas musik seseorang tidak hanya dinilai pada sebuah hasil akhir berupa penciptaan sebuah karya musik atau lagu, melainkan pada proses pembuatannya juga. Sehingga untuk menilai kreativitas, diperlukan evaluasi terhadap proses yaitu yang berkaitan dengan strategi pembelajaran yang dikembangkan dan prosedur evaluasi yang diterapkan.

2.3 Hakikat Penerjemahan Lagu

Secara umum penerjemahan adalah kegiatan pengalihan bahasa dari bahasasatu ke bahasa lainnya. Berikut ini adalah beberapa definisi dari para - pakar yang dikutip oleh Suparman, 2003:139. 2.3.1 Translation is the replacement of textual material in one language source language by equivalent textual material in another language target language Catford, 1969:20 2.3.2 Translation is made possibly by an equivalence of thought that lies behind its different verbal expressions Savory, 1969 : 13 2.3.3 Translation consist of reproducing in the receptor language the closest natural equivalence of the source language message, first in terms of meaning and secondly in terms of style Nida and Taber, 1969: 12 2.3.4 Transalation is a process of finding a TL equivalent for a SL utterance Pincuhuck, 1977:3 Sebenarnya masih banyak definisi lain dari para ahli yang sering diperbincangkan dalam dunia penerjemahan. Namun demikian definisi di atas dapat mencerminkan bahwa pada hakekatnya pengertian penerjemahan tersebut tidaklah bertentangan. Kata „equivalent‟ digunakan Catvord, Nida, Savory, dan Pinhuck untuk men ekankan bahwa pencarian „padanan‟ ke dalam bahasa sasaran adalah hal utama kegiatan proses penerjemahan. Sedangkan McGuire menggunakan kata „similar‟ yang pada hakekatnya tidak jauh dari maksud kata padanan dalam penerjemahan. Selanjutnya kata textual material Catford,” SL text‟ McGUire, ‟written message‟Newmark„ dan „SL Message‟ Nida adalah sesuatu yang diterjemahkan oleh penerjemah ke dalam bahasa sasaran Bsa. Menerjemahkan adalah mereproduksi di dalam bahasa sasaran, padanan yang secara wajar paling dekat dengan pesan dalam bahasa sumber Bsu, demikian kata Nida dan Taber di atas. Menurut mereka penerjemahan harus terlebih dahulu memproduksi pesan, bukan kesamaan antara kata, ungkapan dari bahasa satu ke bahasa lainnya.Penerjemahan yang baik adalah penerjemahan yang tidak berbau penerjemahan sehingga seolah-olah karya penerjemah sendiri. Walaupun jika diambil garis besarnya, pendapat para ahli memiliki kesamaan tentang hakekat penerjemahan.Jika ditinjau lebih jauh, para penerjemah dalam melakukan penerjemahanya terbagi dalam dua golongan. Benny H. Hoed 2003:1 menyebutnya ideolog penerjemahan, yaitu yang berorientai pada bahasa sasaran Bsa dan yang berorientasi pada bahasa sumber Bsu. Sampai saat ini di dunia penerjemahan para ahli penerjemah masih memperdebatkan harus berorientasi kemana, ke Bsu atau Bsa dalam melakukan penerjemahan. Namun demikian banyak juga yang memilah-milah misalnya dilihat dari tujuan, jenis teks, pembaca, sehingga timbulah jenis-jenis penerjemahan yang kita kenal selama ini seperti penerjemahan kata-demi-kata, harfiah, penerjemahan semantik, penerjemahan komunikatif, penerjemahan bebas, dan sebagainya.

2.4 Komposisi Musik