Penatalaksanaan a. Medikamentosa PORTOFOLIO jefri

membengkak ditutupi bercak putih kotor yang makin lama makin meluas dan membentuk pseudomembran yang melekat erat pada dasarnya sehingga bila diangkat akan mudah berdarah. Gejala akibat eksotoksin dapat menimbulkan kerusakan jaringan tubuh, misalnya pada jantung dapat terjadi miokarditis sampai dekompensasi kordis, pada saraf cranial dapat menyebabkan kelumpuhan otot palatum dan otot pernafasan serta pada ginjal dapat menimbulkan albuminuria. 9 b. Angina Plaut Vincent Stomatitis Ulseromembranosa Gejala yang timbul adalah demam tinggi 39˚C, nyeri di mulut, gigi dan kepala, sakit tenggorok, badan lemah, gusi mudah berdarah dan hipersalivasi. Pada pemeriksaan tampak membrane putih keabuan di tonsil, uvula, dinding faring, gusi dan prosesus alveolaris. Mukosa mulut dan faring hiperemis. Mulut berbau foetor ex ore dan kelenjar submandibula membesar. 9 c. Mononucleosis infeksiosa Terjadi tonsilofaringitis ulseromembranosa bilateral. Membrane semu yang menutup ulkus mudah diangkat tanpa timbul perdarahan, terdapat pembesaran kelenjar limfe leher, ketiak dan region inguinal. Gambaran darah khas yaitu terdapat leukosit mononucleosis dalam jumlah besar. Tanda khas yang lain adalah kesanggupan serum pasien untuk beraglutinasi terhadap sel darah merah domba Reaksi Paul Bunnel. 9

8. Penatalaksanaan a. Medikamentosa

Terapi medikamentosa yang efektif diberikan adalah antibiotika khususnya antibiotika beta laktam. Antibiotik mengurangi demam dan mengurangi rasa sakit terutama terlihat pada pemberian hari ke-3. Selain itu, pemberian beta-laktam juga memberikan perlindungan yang relatif baik terhadap demam reumatik dan glomerulonephritis. Beta-laktam juga diteliti pada beberapa studi dapat mencegah komplikasi abses peritonsil, otitis akut, dan sinusitis. Penisilin memberikan keuntungan terbanyak dengan harga termurah. Obat-obatan golongan cefalosporin lebih efekti pada penderita umur dibawah 12 tahun dan untuk tonsilitis kronik rekuren. Obat-obatan golongan macrolide dan klindamicin memberikan efek samping yang lebih banyak sehingga lebih baik digunakan hanya bila ditemukan adanya reaksi alergi terhadap penisilin. 18,21 16 Terapi suportif seperti pemberian steroid dan analgetik juga dapat diberikan dan, menurut studi, memberikan perbaikan yang signifikan pada penderita. Steroid yang dapat diberikan seperti deksametason, betametason, dan prednisolon. Obat-obatan NSAID dapat diberikan untuk mengurangi rasa nyeri pada penderita anak-anak. Menurut studi, ibuprofen memberikan efek tertinggi dengan efek samping minimal dibandingkan dengan parasetamol. 18,21

b. Non Medikamentosa

Indikasi tonsilektomi menurut American Academy of Otolaryngology – Head and Neck Surgery Clinical Indicators Compendium tahun 1995 menetapkan : 14 a. Serangan tonsillitis lebih dari 3 kali pertahun walaupun telah mendapatkan terapi yang adekuat. b. Tonsil hipertrofi yang menimbulkan maloklusi gigi dan menyebabkan gangguan pertumbuhan orofacial. c. Sumbatan jalan nafas yang berupa hipertrofi tonsil dengan sumbatan jalan nafas, sleep apneu, gangguan menelan, gangguan berbicara, dan cor pulmonale. d. Rhinitis dan sinusitis yang kronis, peritonsilitis, abses peritonsil yang tidak hilang dengan pengobatan. e. Nafas bau yang tidak berhasil dengan pengobatan. f. Tonsillitis berulang yang disebabkan oleh bakteri grub A streptokokus beta hemolitikus. g. Hipertrofi tonsil yang dicurigai adanya keganasan. h. Otitis media efusi atau otitis media supuratif. Indikasi relative : 19 a. Penderita dengan infeksi tonsil yang kambuh 3 kali atau lebih dalam setahun meskipun dengan terapi yang adekuat b. Bau mulut atau bau nafas yang menetap yang menandakan tonsilitis kronis tidak responsif terhadap terapi media c. Tonsilitis kronis atau rekuren yang disebabkan kuman streptococus yang resisten terhadap antibiotik betalaktamase d. Pembesaran tonsil unilateral yang diperkirakan neoplasma Kontra indikasi : 19 a. Diskrasia darah kecuali di bawah pengawasan ahli hematologi b. Usia di bawah 2 tahun bila tim anestesi dan ahli bedah fasilitasnya tidak mempunyai pengalaman khusus terhadap bayi 17 c. Infeksi saluran nafas atas yang berulang d. Perdarahan atau penderita dengan penyakit sistemik yang tidak terkontrol. e. Celah pada palatum

2. Komplikasi