Faktor Resiko Gejala Klinis

akan menginfiltrasi lapisan epitel, bila epitel terkikis maka akan muncul reaksi dengan infiltrasi sel polimorfonuklear dari jaringan limfoid superfisial. Reaksi yang timbul adalah reaksi peradangan sehingga muncul edema, hiperemis, dan nyeri menelan. Infiltrasi polimorfonuklear membuat tonsil terlihat seperti bercak kuning yang disebut detritus. Detritus merupakan kumpulan leukosit, bakteri dan epitel yang terlepas, suatu tonsillitis akut dengan detritus disebut tonsillitis falikularis, bila bercak detritus berdekatan menjadi satu maka terjadi tonsillitis lakunaris. 1,13,18

4. Faktor Resiko

Beberapa faktor resiko yang diduga berperan pada terjadinya tonsilitis sampai saat ini belum lengkap. Pada beberapa penelitian didapatkan bahwa tidak ada bukti keterlibatan genetic sebagai faktor resiko. Namun ada beberapa faktor predisposisi timbulnya tonsillitis sebagai berikut: 1 8 a. Higienitas rongga mulut dan gigi yang kurang baik. Hal ini memudahkan untuk terjadi infeksi oleh flora normal ataupun patogen b. Rangsangan menahun rokok dan beberapa jenis makanan yang menyebabkan iritasi atau memicu peradangan tonsil c. Pengaruh cuaca, iklim sehingga memicu terjadinya infeksi saluran napas atas d. Kelelahan fisik,yang berdampak pada penurunan daya tahan tubuh terhadap infeksi e. Riwayat kontak dengan penderita tonsillitis seperti berciuman dan pemakaian sikat gigi bersama f. Penyakit immunocompromised g. Pengobatan tonsillitis yang tidak adekuat dan penggunaan antibiotic yang tidak sesuai dengan data empiris membuat kekebalan pada beberapa bakteri patogen.

5. Gejala Klinis

Manifestasi klinis tonsillitis sangat bervariasi. Gejala yang sering ditemui adalah rasa mengganjal pada tenggorokan, rasa kering di tenggorok, dan nafas berbau tidak sedap. Pada tonsillitis kronis, ukuran tonsil yang besar dapat menyebabkan terjadinya obstruksi saluran nafas. Penderita biasanya akan mengorok pada waktu tidur. Kejadian mengorok yang berlangsung kronis akan menyebabkan turunnya asupan oksigen 13 kedalam otak Penderita juga akan lebih sering mengantuk karena memiliki kualitas tidur yang buruk. 3,11 Pada pasien dengan tonsillitis kronik bisa ditemukan pembesaran kelenjar getah bening servikal dan submandibula. Pada pemeriksaan fisik akan tampak pembesaran tonsil dengan permukaan yang tidak rata, kriptus melebar dan beberapa kripti terisi oleh detritus. 3,11,18 Gambar 5. Tonsilitis kronis 22 Tanda klinis yang sangat menggambarkan adanya eksaserbasi akut pada tonsillitis kronis adalah nyeri tenggorokan yang disertai dengan demam, batuk pilek juga dapat menyertai namun tidak dominan. Gejala lain yang tidak spesifik berupa lesu, nyeri sendi, dan penurunan nafsu makan. Dapat dijumpai otalgia rasa nyeri pada daerah telinga akibat adanya nyeri alih reffered pain melalui saraf n. glosofaringeus N. IX. Pada umumnya jika pada pemeriksaan fisik ditemukan tonsil membesar sampai T3-T4 maka juga bisa disertai dengan gejala klinis sulit menelan.

6. Diagnosis