Model Problem Based Learning memiliki kelebihan dan kekurangan, adapun kelebihan model Problem Based Learning adalah a Siswa didorong untuk
memiliki kemampuan memecahkan masalah secara nyata, b Siswa memiliki kemampuan membangun pengetahuan diri melalui aktivitas belajar, c
Pembelajaran berfokus pada masalah, d Terjadi aktivitas ilmiah, e Siswa terbiasa membangun sumber pengetahuan, f Siswa memiliki kemampuan menilai
kemajuan belajarnya sendiri, g Siswa memiliki kemamapuan berkomunikasi ilmiah melalui diskusi dan presentasi, h Kesulitan belajar individual dapat diatasi
dengan diskusi kelompok atau peer teaching. Sedangkan kekurangan model Problem Based Learning adalah a Tidak dapat diterapkan dalam setiap materi
pelajaran, ada bagian guru berperan aktif dalam menyajikan materi, b Pembelajaran
menuntut kemampuan
tertentu dalam
memecahkan masalah.Shoimin,2014:130
Berdasarkan uraian di atas, model Problem Based Learning merupakan model yang dimulai dengan memberikan permasalahan kepada siswa untuk
kemudian dianalisis dan dicari penyelesaiannya baik secara individual maupun diskusi kelompok atau peer teaching sehingga siswa dapat memecahkan
permasalahan secara individu maupun kelompok.
2.1.8. Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif merujuk pada pengajaran siswa yang bekerja secara kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lain dalam
mempelajari materi pelajaran. Menurut Slavin 2005:8, Pembelajaran kooperatif akan membantu dan mendorong siswa satu sama lain untuk berhasil dalam
belajar. Hal yang melatar belakangi pembelajaran kooperatif adalah apabila para siswa dalam timnya berhasil, mereka akan mendorong anggota timnya untuk
berhasil dan saling membantu melakukan kerja tim baik melalui diskusi maupun percobaan yang dilakukan. Tujuan yang paling penting dari pembelajaran
kooperatif adalah untuk memberikan siswa pengetahuan, konsep, kemampuan, dan pemahaman yang mereka butuhkan supaya bisa menjadi anggota masyarakat
yang bahagia dan memberikan kontribusi. Model pembelajaran kooperatif, menjadikan pembelajaran dalam kelas
lebih bervariatif karena siswa dapat menyampaikan pengetahuan yangdimiliki melalui diskusi dan perilaku siswa lebih demokratis, selain itu juga dapat
meningkatkan motivasi siswa melalui lingkungan yang kompetitif individual sehingga pembelajaran akan menjadi lebih bermakna.
Adapun teori yang melandasi model pembelajaran kooperatif adalah teori konstruktivisme. Hal ini terlihat pada teori Vigotsky dalam Winataputra,
2008:6.9, pengetahuan dibangun secara sosial, yaitu siswa yang terlibat interaksi secara sosial akan memberikan kontribusi dan membangun bersama makna suatu
pengetahuan. Kaitannya dalam pembelajaran adalah keaktifan siswa. Dalam proses pembelajaran siswa mengembangkan gagasan atau konsep baru
berdasarkan analisis dan pemikiran ulang terhadap pengetahuan yang diperoleh pada masa lalu dan masa kini. Sehingga, konstruktivisme lebih menekankan pada
proses daripada hasil belajar. Dalam proses belajar, hasil belajar, cara belajar, dan strategi belajar akan mempengaruhi perkembangan berpikir seseorang untuk
memperoleh pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap peristiwa yang pernah ditemui melalui pengalaman, pengetahuan, dan keyakinanyang dimiliki.
Menurut Huda 2014:112-114, model pembelajaran kooperatif didasari oleh sistem sosial, perantugas guru, dan pengaruh. Sistem sosial dalam model
kooperatif merupakan sistem yang menjadikan kelas mencapai kesepakatan secara kolektif antar anggota kelompok. Dalam pembelajaran IPA materi daur air ini,
sistem sosial yang dilakukan adalah persiapan kelompok dan pembentukan kelompok dalam kelas. PeranTugas guru, dalam pembelajaran kooperatif guru
harus membimbing dan merefleksi pengalaman kelompok. Dalam pembelajaran IPA materi daur air, perantugas guru adalah membimbing kelompok dalam
memecahkan masalah yang dilakukan pada saat diskusi kelompok melakukan percobaan. Dan yang dimaksud pengaruh dalam model kooperatif adalah
pengaruh instruksional, yaitu efektivitas pengelolaan kelompok, konstruksi pengetahuan, dan kedisiplinan dalam penelitian kolaboratif, dan pengaruh
pengiring yaitu penghargaan reward, penelitian secara sosialbersama, dan hubungan antar personal. Dalam pembelajaran IPA materi daur air, pengaruh yang
diberikan antara lain mencakup keefektifan pengelolaan yang guru lakukan pada kelompok, hubungan pengetahuan yang dimiliki siswa dengan percobaan yang
dilakukan dalam memecahkan masalah, kedisiplinan dalam melakukan percobaan, pemberian reward, kebersamaankekompakan kelompok, dan
hubungan antar personal baik guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa. Berdasarkan uraian di atas, pembelajaran kooperatif merupakan
pembelajaran yang menekankan pada pembelajaran kelompok, di mana siswa
belajar secara berkelompok melalui kegiatan, untuk membangun pengetahuan yang sesuai dengan pengalamannya.
2.1.9. Media Visual