Daun merupakan bagian yang penting bagi pertumbuhan pohon sehingga diperlukan adanya perawatan bagi kesehatan pohon. Tahap awal yang dapat
dilakukan yaitu dengan pengontrolan secara berkala terhadap daun yang didiagnosa mengalami kerusakan dan mengambil tindakan perawatan baik dengan
penyemprotam fungisida maupun pemangkasan daun yang telah rusak. Kerusakan pada daun yang dekat dengan jalan raya, pada vak XX dan I
dapat dimungkinkan karena pencemaran udara. Polutan menjadi masalah apabila telah melebihi batas yang diperkenankan. Gas-gas yang dikeluarkan oleh emisi
dari kendaraan bermotor mampu mempengaruhi kesehatan daun. Menurut Fakuara 1986 pohon dan segala jenis tanaman paling sensitif terhadap SO
2
. Polutan ini masuk ke dalam daun melalui stomata dan bereaksi di dalam sel
menyebabkan rusaknya daunmatinya jaringan tanaman. Kerusakan dapat kronis tidak tergantung pada tingkat pencemaran dan tingkat ketahanan dari tanaman itu
sendiri.
5.4. Tindakan Pemeliharaan dan Perawatan Pohon Koleksi di KRB
Pemeliharaan koleksi tanaman di KRB dilakukan oleh Sub Bidang Pemeliharaan Koleksi. Sub bidang ini selain melakukan pemeliharaaan tanaman
juga bertugas melakukan penyiapan bahan, sarana dan serta melakukan penanaman. Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan secara rutin diantaranya
meliputi penyiraman, pemupukan, penyiangan, pemangkasan dan penebangan, pembersihan dan keindahan kebun pertamanan. Selain itu Sub Bidang
Pemeliharaan Koleksi juga membawahi Unit Koleksi Tanaman Anggrek dan Unit Pengomposan. Tindakan pemeliharaan yang dilakukan pihak KRB pada jangka
waktu 2004-2005 dapat dilihat pada Lampiran 14. Menurut pihak KRB, masalah yang dihadapi saat ini seperti polusi, iklim
yang tidak menguntungkan, gangguan keamanan, vandalisme, krisis ekonomi dan pesaing dari instansi pemerintah maupun swasta yang bergerak dalam bidang
konservasi dan pariwisata merupakan tantangan yang harus dihadapi. Namun sejauh ini tantangan tersebut belum dapat memberikan dampak yang merugikan
tetapi tetap harus diwaspadai mengingat kelemahan yang ada dapat menghambat
dalam pencapaian tujuan. Berikut beberapa tindakan pemeliharaan dan perawatan koleksi yang telah dilakukan oleh Sub Bidang Pemeliharaan Koleksi:
5.4.1. Tindakan Penyiraman
Kondisi alam KRB cukup optimal bagi pertumbuhan tanaman terutama bagi tanaman yang hidupnya lebih baik di dataran rendah. Kebutuhan tanaman
akan terpenuhi dari lingkungan alamnya sehingga penyiraman tidak perlu dilakukan tiap hari.
Penyiraman dilakukan bila hujan tidak turun selama beberapa hari dan harus lebih sering pada musim kemarau, itupun hanya dilakukan pada tamanan
yang baru di tanam atau tanaman koleksi yang belum dewasa. Pada awal penanaman umumya tanaman kritis terhadap kadar air yang rendah. Tanaman
koleksi yang sudah dewasa tidak perlu dilakukan penyiraman karena dianggap dapat menyimpan dan menggunakan air tanah melalui sistem perakarannya.
5.4.2. Tindakan Pemupukan
Pemupukan tanaman perlu dilakukan untuk mempertahankan suplai hara yang cukup bagi pertumbuhan tanaman. Secara alamiah tanaman memperoleh
suplai hara dari lingkungannya, tetapi ketersediaan belum menjamin pertumbuhan tanaman secara optimal. Pemupukan yang dilakukan di KRB secara umum
menggunakan pupuk organik kompos dengan memanfaatkan sampah-sampah yang ada di KRB. Untuk tanaman tertentu yang membutuhkan tambahan pupuk
yang lebih, biasanya ditambahkan pupuk anorganik. Untuk pemupukan tanaman koleksi biasanya dilakukan sebelum musim
kemarau karena disamping untuk cadangan hara pada waktu musim kemarau, sampah organik di alam sulit mengalami pembusukan pada waktu musim
kemarau. Aplikasi pemberian pupuk yang rasional membutuhkan informasi jumlah hara yang tersedia dalam tanah serta status nutrisi pada jaringan tanaman.
Analisis status hara tanaman dapat dilakukan berdasarkan diagnosis gejala visual danatau analisis tanaman sebagai dasar untuk rekomendasi apakah diperlukan
pemupukan atau tidak, pupuk jenis apa yang diperlukan dan berapa jumlahnya.
5.4.3. Tindakan Penyiangan
Unit kebersihan tanaman koleksi bertugas merawat tanaman koleksi dengan jalan membersihkan tanaman penggaggu seperti Cissus, Ficus, Loranthus
dan Drymoglossum. Pembabadan rumput dilakukan secara rutin 10-14 hari. Penyiangan dilakukan sebagai salah satu usaha untuk mencegah persaingan antara
tanaman dan gulma terhadap unsur hara dan air. Penyiangan pada umumnya dilakukan secara manual meliputi pembersihan gulma dan pembersihan tumbuhan
pengganggu pada tanaman koleksi Gambar 21.
Gambar 21. Pembersihan tumbuhan pengganggu pada vak I A Fabaceae
5.4.4. Tindakan Pemangkasan
Pemangkasan dilakukan pada cabang yang sudah mati, cabang terlalu rimbun dan pohon yang dianggap membahayakan keselamatan umum.
Pemangkasan juga dilakukan pada tanaman muda agar diperoleh penampilan yang menarik seperti pemangkasan yang dilakukan pada vak XVI C Gambar 22.
Pemangkasan bertujuan untuk meningkatkan jumlah cabang produktif. Pemangkasan batang dapat mulai dilakukan pada ketinggian sekitar 20 cm dari
permukaan tanah untuk meningkatkan jumlah cabang. Pemangkasan yang
dilakukan di KRB biasanya bila pertumbuhan sudah tidak teratur.
Gambar 22. Pemangkasan di vak XVI C Untuk cabang-cabang yang lapuk atau bekas patahan, pihak Kebun Raya
melakukan pemangkasan. Pemangkasan ini dimaksudkan untuk memperoleh penampilan fisik pohon yang baik selain membuang bekas jaringan yang mati
agar tidak menyebar ke bagian yang lain. Pada vak III yang didominasi oleh famili Sterculiaceae berlokasi di dekat
Danau Gunting terdapat beberapa pohon yang menjadi sarang singgah burung Kowak Malam Kelabu Nycticorax nycticorax. Aset utama KRB pada vak sekitar
danau gunting yang menjadi sarang burung ini adalah adanya pohon Leci Litchi chinensis yang merupakan koleksi pohon paling tua yang ada di KRB dari
ratusan pohon tua lainnya. Pohon Leci ini berasal dari Cina dan berusia lebih 173 tahun. Tiga tahun terakhir HSBC membantu pihak KRB dalam membiayai
perawatan pohon ini. Sebagai ’bapak asuh’, HSBC menyediakan dana 1.000 dollar AS per tahun untuk perawatan pohon ini. Adanya tumpukan tahi burung di
cabang- cabang pohon mengundang bakteri dan jamur tumbuh subur. Pembusukan batang pohon pun akan mudah terjadi. Pada cabang dilakukan
pemangkasan agar keseimbangan pohon terjaga, selain itu dilakukan pula pengurangan populasi burung ini. Pada tahun 2004-2005 telah dilakukan 6 kali
penangkapan sebanyak 174 ekor.
5.4.5. Tindakan Pembersihan
Kebersihan kawasan
merupakan faktor yang sangat penting, karena KRB
merupakan salah satu tempat kunjungan wisata potensial. Sampah-sampah yang berasal dari pengunjung ataupun dedaunan selalu dibersihkan. Sampah yang
dikumpulkan dan dipisahkan antara sampah organik dan anorganik. KRB memiliki unit pengomposan yang mengolah sampah-sampah organik menjadi
pupuk kompos yang dapat digunakan untuk pemupukan areal sekitar KRB maupun diperjualbelikan keluar KRB. Sampah organik yang berada di sekitar
tanaman koleksi kebun tidak dibersihkan dengan sempurna, tetapi disisakan sebagian untuk menutupi permukaan tanah yang berfungsi untuk mengurangi
penguapan air tanah dan juga sebagai kompos alami.
5.4.6. Tindakan Pemeliharaan Khusus 5.4.6.1. Pengisian Semen
Pada vak III B nomor 2a Credela odorata, III H nomor 2 a, 3 Dimocarpus longan dan 11 Nephelium lappaceum sudah dilakukan perawatan bagi pohon yang
mengalami kerusakan yaitu dengan pengisian semen pada bagian yang keropos Gambar 23. Pengisian lubang ini bertujuan untuk memperoleh penampilan yang
baik serta untuk mengurangi kemungkinan lubang tersebut menjadi tempat persembunyian binatang berbisa dan hama. Namun hasilnya tidak seperti yang
diharapkan, karena semen merupakan bahan yang berat dan terlalu keras, apalagi ditambah dengan pengisian batu bata didalamnya. Proses penyembuhan pohon ini
justru menjadi terganggu karena adanya bahan tersebut.
Gambar 23. Contoh perawatan pohon di KRB dengan Pengisian Semen pada Bagian yang Keropos
5.4.6.2. Pengokohan
Pada kasus pohon yang nyaris tumbang biasanya pihak Kebun Raya melakukan penegakan dan penunjangan dengan tiang. Mekanisme dapat dilihat
pada Gambar 24. Tujuan penunjangan ini adalah menghindari pohon tumbang mendadak. Untuk tanaman yang lebih besar dipergunakan kayu atau bambu dua
buah yang ditancapkan ke tanah dan dua bilah lagi sebagai penggepit pohon. Bilah penggepit ini dipakukan pada bilah yang ditancapkan. Agar pohon tidak bergerak
ke satu arah, maka bilah penggepit ini disekat lagi dengan bilah penghalang. Untuk memperkuat bagian akar dilakukan penimbunan dengan tanah. Pohon yang
tumbang ini biasanya terjadi karena akar tidak mampu menahan terpaan angin kencang atau pada beberapa kasus memang disebabkan oleh kelapukan.
Gambar 24 Pengokohan pada Pohon yang Nyaris Tumbang
5.4.6.3. Pemberantasan Hama dan Penyakit
Pemberantasan hama dan penyakit relatif jarang dilakukan, pada tahun 2004-2005 hanya dilakukan 1 kali pemberantasan yaitu pada famili lauraceae. Di
KRB sampai saat ini belum ada petugas yang menangani secara khusus mengenai hama dan penyakit sehingga kerusakan akibat penyakit maupun hama di KRB
belum banyak dilakukan tindakan penanggulangan.
5.4.6.4. Penebangan
Pohon yang sudah tidak bisa terselamatkan lagi, dilakukan tindakan berupa penebangan. Penebangan dilakukan pada pohon yang mati atau kering
Berdasarkan Laporan Tahunan Periode 2004-2005 sebanyak 12 pohon koleksi
telah ditebang, sedangkan pada batang yang tumbang ataupun patah dilakukan perapihan sebanyak 10 pohon koleksi.
5.5. Rekomendasi Perlakuan dan Penanggulangan Kerusakan Pohon di KRB