112 karena sangat berkaitan dengan tingkah laku masing-masing spesies ikan yaitu
= ?= A B
C D
A EF EAG
dan tingkat kejenuhan alat. Pada
H G I
= A
walaupun pengaruh tingkat kejenuhan alat tersebut tentu ada tetapi dengan konstruksinya yang bersusun membuat faktor tersebut dapat
diabaikan karena ikan yang semula masuk pada ruangan terdepan alat diharapkan akan masuk pada ruangan berikutnya sehingga keberadaannya di dalam
HGI = A
tidak berpengaruh pada ikan yang masuk kemudian. Faktor bahan pembentuk alat dan faktor kondisi saat operasi sangat sulit untuk dihitung sehingga yang tersisa
adalah tiga aspek. Menurut Portt
A J
D
. 2006 tiga aspek pada selektivitas
HG I
= A
, adalah: 1 Pada alat penangkap ikan yang bersifat pasif termasuk
HG I
= A
, efisiensi atau selektivitasnya secara langsung berkaitan dengan peluang bagi ikan
untuk menemukan alat tersebut
= ?=
A B
C D
AE F
EA G
, 2 Selanjutnya bagi ikan yang telah menemukan alat tersebut kemungkinan
akan pergi meninggalkan alat atau langsung masuk ke dalam alat peluang untuk masuk atau
= A B
C D
A E F
E A G
, 3 Kemudian setelah ikan yang masuk kemungkinan ada ikan yang ada yang
dapat meloloskan diri melalui mata jaring dan ada yang tertahan di dalam alat tersebut peluang untuk terperangkaptertahan atau
B A
J E
= C D
AE F E A
G
. Ketiga peluang selektivitas tersebut dapat ditulis dalam persamaan sebagai
berikut:
P
capture
= P
encounter
x P
enter
x P
retain
5.3.1 Encounter selectivity
Menurut Rudstam
A J
D
. 1984
= ? =A B
C D
AE F
EA G
terjadi pada alat penangkap ikan yang bersifat pasif.
K =? = A
B C
D AE
F EAG
adalah selektivitas yang terjadi akibat berkurangnya peluang bagi ikan yang relatif lebih kecil untuk
menemukan suatu alat yang bersifat pasif. Semakin besar nilainya akan semakin besar peluang tertangkapnya ikan. Model
= ? = A B
C D
A E
F E
A G
yang dikemukakannya adalah sebagai berikut:
113 C
lm
= PE
l
. PR
lm
.N
l
C
lm
: jumlah ikan yang tertangkap selama periode sampling PE
l
: peluang bagi ikan untuk menemukan alat tangkap PR
lm
: peluang bagi ikan untuk tertangkap setelah dia menemukan alat tangkap tersebut
N
l
: populasi ikan dalam suatu wilayah perairan danau Model
L M N OP M
QLR S L TL N
Q U V UQW
yang dikemukakan oleh Tokai 1998
XY TYZ
Rueda 2007 adalah sebagai berikut:
A
T
= P . r
T
A
T
: proses ”
Y V
YUTY[ T L
S L TL NQ
UOM
” P : peluang seekor ikan akan menemukan jaring
L MN OPMQLR \R O[Y [UTU
Q W
r
T
:
NO M Q YN
Q S T
LN Q
UO M R L
Q LMQ U OM
\ R O[Y [ UT U
QW
Pada dasarnya model
L MN OP M QLR
S L T L
N Q
U V U
Q W
yang dikemukakan oleh Rudstam
L Q
Y T
. 1984 dan Tokai 1998 hampir sama yaitu bahwa jumlah ikan yang tertangkap oleh suatu alat yang pasif dipengaruhi oleh paduan dua peluang,
yaitu
L MN OP M QLR
\ R O [Y[ UT UQ W
dan retain
\R O[Y [UT U Q
W
yang dikalikan dengan populasi ikan atau dapat diformulasi sebagi berikut:
C
lm
P E
]
= ---------------- .............................. Rudstam
L Q
YT
. 1984 R
lm
.N
l
A
T
= ----------------- ............................ Tokai 1998 R
T
Kedua formula tersebut melibatkan ikan dengan panjang tertentu namun Rudstam
LQ YT
. 1984 melibatkan informasi populasi ikan sehingga metode yang digunakannya adalah metode langsung sedangkan Tokai
1998 tidak
114 menggunakan informasi populasi ikan sehingga metode yang dikemukakannya
adalah metode tidak langsung. Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk dapat membuktikan adanya
_ `a bc` d _ e
f _ g
_a d
hi hdj
ini. Berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh Rueda 2007 membandingkan hasil tangkapan dua
k hg g `_
d
yang dipasang melingkar lingkar dalam dan lingkar luar, dan mendapatkan bahwa ikan-ikan yang tidak
tertangkap lolos dari jaring lingkar dalam dan tertangkap oleh jaring lingkar luar cenderung adalah ikan yang berukuran lebih kecil, sehingga dapat disimpulkan
bahwa semakin besar ukuran ikan akan semakin besar peluang ikan menemukan kontak dengan alat tangkap. Hal ini diperkirakan bahwa ikan yang lebih besar
memiliki kemampuan menjelajah yang lebih baik dibandingkan ikan kecil. Oleh sebab itu maka ikan yang aktif bergeraklah yang memiliki peluang besar untuk
menemukan alat yang pasif. Besar ”
_`ab c` d _ e
l e b
mnm h gh dj
” atau ”
_` ab c`d_e f _
g _a d h
i hdj
” dipengaruhi oleh banyak hal. Salah satu menurut Hamley and Regier 1973 dalam Port
_ d
n g
. 2006 adalah peluang tertangkapnya ikan wallaye oleh perangkap bertambah
seiring dengan bertambahnya ukuran ikan. Selain itu P
_` ab c`d _e
juga dipengaruhi oleh jenis ikan, yaitu ikan demersal memiliki peluang untuk
tertangkap lebih besar dari pada ikan pelagis terhadap alat jenis-jenis perangkap ikan yang beroperasi di dasar perairan Portt
_ d n
g
. 2006. Dari aspek tingkah laku ikan
_`ab c` d
_ e l
e b mnm
h g hdj
juga dipengaruhi oleh sifat ”
`_ n
e o h _
gp
” Furevik 1994,yaitu sifat pada ikan yang tertarik pada benda asing disekitarnya. Hal
inilah yang mungkin membuat hasil tangkapan bubu yang terbuat dari bambu lebih besar dibandingkan bubu yang terbuat dari jaring.
Perhitungan
_` abc ` d _ e
f _
g _a d h
i h
d j
satu jenis ikan terhadap alat tangkap pasif dapat dilakukan dengan cara tidak langsung dengan membandingkan hasil
tangkapan antara dua alat yang berbeda atau dengan alat yang sama tetapi memiliki spesifikasi yang berbeda, misalnya berbeda pada posisinya lebih jauh
seperti yang dilakukan oleh Rueda 2007, dan perhitungan secara langsung dilakukan oleh Booth dan Potts 2006. Pada perhitungan secara tidak langsung
nilai yang diperoleh adalah nilai yang besarnya sangat relatif. Untuk mendapatkan nilai yang lebih pasti dapat dilakukan dengan metode langsung.